Bukan karena aku tidak menyukai wanita Aku tidak pernah memiliki hubungan dengan mereka, tapi hanya saja saat Hatiku sudah mulai terbuka, nyatanya mereka sudah tiada. Bukan tiada dalam arti ada di pangkuan Tuhan, tapi tiada di sampingku lagi. Mereka sudah pergi bersama pria yang lain.
Entah mereka yang mudah bosan atau aku yang kurang cekatan dalam memenangkan hati. Pikirku tentang hati tidak bisa di buru-buru, kita harus melihat apakah dia benar-benar menyukai kita atau hanya sekedar menjadikan kita sebagai pengisi hidup semata, ini adalah hati bukan sebuah permainan yang bisa dimainkan kapanpun dan dimanapun.Semakin lama aku merasa semakin hampa dalam risalah cinta. Bagiku kini sebuah pertemanan saja sudah cukup, tak lebih. Namun memang ada benarnya, ada satu sisi yang terasa kurang namun tidak bisa dijelaskan dan membuat kita menjadi gelisah gulana.
Dan ini adalah kisah asmaraku.
Jika kuceritakan semua gadis yang ada disekitarku mungkin satu novel pun tak akan ada habisnya, namun diantara banyak wanita ada satu orang yang sangat memberiku sebuah kenangan tersendiri. Dia adalah Rubi, wanita ini entah darimana asalnya. Dia berbeda, unik, dan sedikit tidak jelas dalam bertingkah, namun itulah yang membuatku merasakan suasana yang berbeda. Aku mulai mengenalnya sejak SMA kelas 2, dia adalah sahabat dari temanku. Orangnya mudah bergaul dan pandai untuk memulai pembicaraan. Apapun yang kamu katakan akan menjadi sebuah novel karena panjangnya pembahasan dan itu tak membosankan. Mulai dari pembahasan yang penting sampai yang tidak pernah terpikirkan. Seringkali kami bahkan berkomunikasi hanya sekedar membahas tentang cicak di dinding, saling mengirim salam untuk sang cicak, sampai curhat kepada cicak.
Ku kira dia memang seperti itu kepada semua orang, ramah, dan menyenangkan. Namun rupanya itu adalah perlakuan khusus kepadaku seorang, hingga dipenghujung semester Rubi diam-diam memberiku sebuah surat dan diselipkannya didalam tasku. Padahal kelas kami berbeda tapi bukan Rubi jika tidak istimewa. Ketika kutanyakan bagaimana dia mengirim surat itu, dia hanya tersenyum dan mengatakan "rahasia". Surat itu adalah surat yang sangat istimewa bagiku, isinya sebuah proklamasi namun bukan tentang kemerdekaan tapi tentang perasaan.
Belum sempat aku menyadari tentang perasaanku, rupanya dia sudah memutuskan untuk melupakanku. Yah, surat itu berisi tentang perasaannya yang pernah menyukaiku selama kurang lebih 6bulan lamanya. Cukup hebat bagiku memendam perasaan sendiri selama itu.
Rubi, maaf aku tidak menyadari perasaanmu, bukan. Bukan tidak menyadari, namun aku takut salah menafsirkan, aku takut jika mengatakan apa yang ingin ku katakan justru itu membuatmu menjauh dari kehidupanku. Tapi, memang ini adalah hati. Orang tidak bisa menafsirkan secara rinci tentang perasaan orang lain, jangankan orang lain perasaan diri pun terkadang sulit dipahami. Namun meski demikian, kamu adalah istimewa. Suratmu akan kusimpan hingga hari tua, dan kini sudah 4tahun lamanya surat itu aku simpan dan akan selalu aku abadikan.
~Rizky
KAMU SEDANG MEMBACA
IT'S ABOUT US
Fiction HistoriqueTiga pria tampan selalu bersama tanpa mengenal arti Cinta. Namun bagaimana jadinya jika mereka jatuh cinta? Siapa yang tidak tahu mereka?! Rizky, Iqbal, dan Alfi. sudah tampan, pintar, tajir pula. Bagi mereka wanita adalah makhluk yang tidak pen...