#10. Bentuk Bukti?

1.1K 159 7
                                    

Acara lamaran Chan di anniversary ke empat hubungannya dengan Minho telah berlalu empat bulan yang lalu. Mereka kini sudah masuk perkuliahan lagi dengan status naik tingkat satu level.

Semester tujuh adalah semester yang sedang sibuk-sibuknya. Chan juga sudah mulai menyusun tugas akhir supaya dia bisa segera lulus dan membawa hubungannya dengan sang kekasih ke ranah yang serius. Sedangkan Minho, sebenarnya dia tak ingin terburu-buru, dia ingin lebih bebas sebelum benar-benar diikat oleh agama dan hukum.

"Kak, hari ini ke perpustakaan lagi?"

Pertanyaan dari lelaki berwajah manis dan tampan dalam satu waktu itu dibalas anggukan oleh pemuda di sampingnya yang sedang terfokus pada kemudi. Semenjak semester baru Chan memang memakai mobil milik ayahnya.

"Kak-"

Chan menoleh karena Minho tak kunjung melanjutkan ucapannya.

"Jangan lupa makan ya, kamu semakin kurus," nasihat Minho.

"Hmm, kamu juga ya. Selamat belajar."

Chan menurunkan Minho di depan fakultas seni, tempat Minho menimba ilmu.

Intensitas obrolan mereka selama satu bulan itu hanya seperti itu. Sewaktu Chan yang mengantar Minho ke kampus. Ya hanya itu waktu yang mereka gunakan untuk mengobrol.

***

Waktu terlewati tanpa tahu apa yang telah terlewatkan.

Chan dan Minho terakhir bertemu dua minggu lalu.

Chan semakin sibuk dengan tugas akhirnya.

Minho juga sama sibuknya. Sebagai seorang mahasiswa fakultas seni, dia harus melakukan beberapa pentas untuk praktik. Kali ini dia harus menampilkan pertunjukkan menari secara individu.

Satu minggu yang lalu adalah waktu dia latihan. Hari ini merupakan eksekusi dari hasil latihannya itu.

Seharusnya Chan datang ke pentasnya hari ini, namun Chan yang sedang menyusun tugas akhirnya ada jadwal bertemu dosen pembimbing jadi sangat disayangkan dia tak bisa menemani Minho dan melihat kekasihnya tampil.

***

Pentas berjalan dengan lancar. Semoga lancar pula pada nilai Minho nanti.

"Minhooooo!!!!!"

Panggilan dari arah belakang tubuh Minho terdengar. Dia pun menoleh dan mendapati seseorang sedang tersenyum sembari melambaikan tangan.

"Penampilanmu tadi keren!!" Ucap orang itu lalu kedua jempol tangannya diacungkan pada Minho.

"Terima kasiihhh~" Minho memeluk perempuan dengan rambut sebahu itu erat, seperti sedang bertemu dengan seseorang setelah beribu tahun lamanya. Ya mereka memang lama tak berjumpa.

"Long time no see, Minhooo, I miss you~ mau mengobrol di kafe dekat fakultas ? Ada banyak hal yang ingin kuobrolkan. Seseorang juga ingin bertemu denganmu di sana, kau pasti senang!!" Perempuan itu berbicara dengan heboh.

"Boleh. Yuk!"

Minho menggandeng tangan orang itu dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya digunakan untuk mengetikkan sesuatu di ponselnya.

Nanti jemput di kafe dekat fakultas aja, Kak, aku di sana.

Tak lama kemudian balasan didapatkan Minho.

Oke, agak sore menjelang malam ya Darl. Masih ada yang harus kuurus. Tak apa kan ?

Its okay.

***

Chan menjemput Minho benar-benar sore menjelang malam. Orang yang bertemu dengan Minho tadi sudah pulang setengah jam yang lalu.

Chan tak banyak bicara, malah dia belum bicara sama sekali. Wajahnya juga terlihat sedang lelah dan badmood. Membuat Minho khawatir.

"Ada apa, Kak ?"

Chan bergeming.

Minho berinisiatif mengelus pundak Chan lembut agar dapat membuat kekasihnya itu berubah menjadi goodmood.

Tapi setelah lama kegiatan itu dilakukan Minho, Chan juga tetap diam.

"Ada apa hmm?" Tanya Minho lagi, kali ini lebih lembut.

"Revisi lagi."

Perkataan Chan singkat namun membuat Minho ikut merasakan sedihnya pula.

"Tak apa Kak, kamu sudah berusaha. You did well."

Chan sedikit acuh tak acuh menanggapi perkataan Minho, tangan kirinya mengambil ponsel di samping kursi kemudinya dan membuka lockscreennya.

"Dan ini yang lebih membuatku badmood."

Chan melemparkan ponselnya ke arah pangkuan Minho, menampilkan galeri dengan beberapa foto tangkapan layar di dalamnya.

"Ah tadi Ryunjin memosting foto di akunnya ? Kenapa badmood dengan ini Kak ? Unggah gitu aja Kak kirain ada apa," Minho melihat galeri ponsel Chan.

"Gitu aja kamu bilang?"

"Iya, aku sama Ryujin cuma ketemuan tadi setelah pentas, di sana juga ada Jisung. Kami tak melakukan apa-apa."

"Apalagi sama Jisung juga. Semua itu mantanmu, Ho! Bagaimana bisa aku percaya ke kamu kalau seperti ini!" Nada Chan meninggi.

Ingatkan soal Minho yang menerima semua pengakuan cinta ? Salah dua mantan Minho ya Ryujin dan Jisung.

"Tak bisa menjelaskan kan ?" Hardik Chan menatap Minho sebentar, melihat kekasihnya sedang menatap keluar jendela mobil.

"Kamu biasanya tak seperti ini Kak kalau aku bertemu dengan mantanku yang lain," lelah juga sebenarnya Minho. Dia baru saja selesai pentas dan harus bertengkar tanpa sebab seperti ini dengan Chan. Huft.

"Oh, jadi biasanya kamu juga bertemu dengan mantan-mantanmu yang lain. Kok aku tidak tahu?"

"Bukan begitu Kak, bukan."

"Terus?" Chan bertanya tanpa nada.

"Kamu selalu mendengar penjelasanku, jadi tolong dengarkan juga untuk kali ini."

Ingat lagi kan soal Chan yang overprotektif namun dia overprotektif yang rasional jadi dia selalu mendengarkan apapun alasan Minho ketika terdapat salah paham.

Chan menepikan mobilnya, Minho tak sadar jika mereka telah sampai di depan rumahnya.

"Turun, aku tak mau amarahku nanti akan berakibat buruk untuk hubungan kita. Kita perlu introspeksi diri untuk malam ini. Akan kudengarkan alasanmu setelah aku tenang."

Chan menurunkan Minho di depan rumahnya. Dia tak ingin marah kepada Minho saat ini.

"Jika sudah tenang aku akan berbicara padamu. Setelah ini istirahat," ucapan itu membuat Minho mau tak mau segera turun dari mobil Chan. Sudah tak ada panggilan sayang dalam kalimat Chan. Minho mengerti jika kekasihnya ini butuh waktu sendiri.

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Chan langsung menjalankan mobilnya menjauhi rumah Minho.

Minho menunduk, menatap tanah sebentar. Isakan tangis mulai terdengar, "Kak, kita mau nikah loh," lirihnya.

Sebuah hubungan lama tak menjamin adanya kekuatan percaya antara masing-masing individu.

Apa Chan akhirnya tak bisa membuktikan ungkapannya kepada Minho empat tahun lalu?

Tak ada yang tahu.

(((Series bukti selesai)))






Kolom hujatan

Bukti | banginho✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang