#2. Pelukku untuk Pelikmu

2.5K 325 37
                                    

Bau alkohol menyeruak keluar ketika Minho membuka apartement Chan. Tidak terlalu pekat namun Minho bertaruh lebih dari lima kaleng soju yang telah dibuka sehingga menimbulkan bau seperti saat ini.

"Kak ?" Minho berdesis pelan sembari terus berjalan ke dalam, mencari keberadaan sang kekasih.

Chan masih baik-baik saja tadi pagi, dia masih sempat menjemput dan mengantar Minho kuliah. Chan hari ini tak ada kuliah sehingga ia memutuskan untuk pulang ke rumah orang tuanya.

Namun sejak mengantarkan Minho tadi, bahkan pertanyaan mengenai kamu selamat sampai rumah pun belum mendapat jawaban dari Chan.

"Kak-"

Apartement terasa sepi. Well jangan bingung ketika Minho dapat masuk ke apartement Chan karena Minho sendiri yang membuat passwordnya.

Minho memutuskan ke apartement Chan setelah kekasihnya tak menjawab panggilan teleponnya berkali-kali, dia langsung tahu jika kekasihnya dalam keadaan tak baik-baik saja karena sesibuk apapun Chan, apapun yang sedang dilakukannya, dia tetap akan menjawab panggilan Minho.

"Kak ?" Minho berucap lagi, kali ini dengan suara lumayan keras.

Masih tak ada jawaban.

Minho berjalan ke dapur.

Tak ada.

Minho mulai berjalan menuju kamar Chan yang saat ini gelap gulita.

Dia mendekati saklar lampu kamar dan menghidupkannya.

Minho terkaget melihat bentuk kamar Chan saat ini.

Chan adalah orang yang rapi, melihat keadaan kamar yang sekarang Minho lihat, Chan pasti dalam keadaan yang sama sekali tak biasa.

Kemeja yang tadi Chan kenakan untuk mengantarnya berada di atas kasur abu-abunya.

Ponsel berwarna gold terabaikan di samping kunci motor Chan.

Kertas-kertas proposal acara fakultasnya dia biarkan berserakan di lantai.

Dia selalu melampiaskan kesedihan dengan berpikir. Pikir Minho.

Kaleng soju yang telah kosong dengan jumlah lima kaleng berserakan asal di samping tubuh Chan.

Sedangkan Chan...

Di pojok kamar, dia meringkuk, wajahnya dia tenggelamkan pada sela-sela kakinya.

"Kak-"

Minho mendekati Chan pelan.

"Kamu baik-baik saja?"

Mendengar suara Minho, Chan langsung mendongak dan matanya menatap lurus Minho.

Chan tak menangis tapi tatapannya sungguh sendu, sedih dan terlalu banyak berpikir terlihat jelas di wajah kecilnya.

"Oh, Darl kapan datang?" Pertanyaan Minho diabaikan. Buru-buru Chan berdiri dan belaga membersihkan kamar, dimulai dari membuang kaleng soju ke tempatnya.

Lima botol kaleng soju telah habis namun kesadaran Chan masih utuh. Hebat.

Pun Minho mengabaikan pertanyaan Chan, dia merebut kaleng soju dari tangan Chan dan membuangnya asal.

Grep

Minho memeluk Chan. Tangan kanannya menepuk punggung Chan pelan, menyalurkan semangat dan rasa nyaman.

"Aku tak apa, Darl. Kamu tak perlu khawatir." Chan berucap, tangannya terulur melepaskan tangan Minho pelan, namun Minho menolak dan tetap kukuh menepuk punggung Chan.

Bukti | banginho✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang