#9. Selamat Hari Jadi

1.1K 168 8
                                    

"Happy anniversary Darlingnya Chan yang paling manis dalam duniakuuu~" ungkapan cheesy dari Chan dan rentangan tangan yang membawa string spray di kedua tangannya membuat Minho sepenuhnya terkejut.

Kekasihnya, Bang Chan berada di depan kamarnya tanpa disangka-sangka.

Minho menatap lelaki di depannya ini heran. Pasalnya Chan selalu lupa hari jadi mereka selama tiga tahun ini. Baru yang keempat ini dia mengingatnya tanpa Minho ingatkan, sama sekali. Minho sebenarnya malah lupa karena kesibukannya mengurus tugas-tugas uas.

"Gimana perasaanmu tadi tidak kujemput ? Bareng sama siapa pulangnya?" Chan bertanya sembari masuk ke dalam kamar Minho tanpa menunggu persetujuan dari sang kekasih.

Chan tadi memang tidak menjemput Minho seperti biasanya, untuk membuat Minho kesal sementara.

"Taksi," balas Minho singkat, memasang wajah sok cemberutnya yang malah membuat Chan gemas dan ingin memakan Minho saat ini juga.

Chan meletakkan barang-barang yang tadi dia bawa dan mendekat ke arah lelaki terkasih di depannya.

"Selamat hari jadi sayang," ungkapan halus lelaki berkulit putih itu sembari merengkuh tubuh Minho. Tak ada lagi perasaan kesal yang menempel di hati lelaki berwajah mirip kucing ㅡkata Chan itu. Kata sayang yang diucapkan Chan meresap tepat dihatinya, mendesir pelan, dan sukses membuatnya terlena.

Ia ingin lebih sering mendengar kata sayang dari lelaki yang kini sedang merengkuhnya erat.

"Terima kasih telah sudi menemaniku selama empat tahun ini," pelan Chan lagi, berbisik tepat di samping telinga Minho.

"Terima kasih telah mengerti dan sabar menunggu ketika aku sibuk sayang, terima kasih banyak," lagi ucapan Chan di tempat yang sama.

"Aku memang tak sempurna namun apabila aku bersamamu dan kita bersama, masing-masing dari kita merasa sempurna, benarkan sayang?" Pertanyaan retoris yang tak perlu Minho jawab karena tentu saja jawabannya pasti sama.

"Aku cinta kamu Darl, sangat," jarang sekali ungkapan seperti itu terucap dari bibir Chan.

"Aku juga," masih dalam rengkuhan Chan, Minho membalas.

Tak berapa lama, Chan melepas tautan mereka. Tangannya merogoh saku celana hitam kainnya kemudian mengeluarkan kotak kecil bersampul bludru berwarna merah hati. Ia buka kotak itu dan menampilkan dua buah cincin perak di dalamnya.

"Darl, aku mau berbicara serius. Dengarkan baik-baik ya," ucap Chan lembut.

Minho mengangguk pelan sebagai jawaban, dia sepertinya sudah tahu kemana arah pembicaraan ini. Semoga memang sesuai ekpektasinya.

Pemuda yang amat Minho sayangi itu menghembuskan napas pelan sebelum memulai berbicara kemudian tersenyum cerah menatap kekasihnya.

"Darling, Minhonya Bang Chan yang paling manis di duniaku, maukah kamu menikah denganku ? Menjadi orang terakhir yang kulihat ketika akan tidur dan menjadi orang pertama yang kulihat ketika bangun tidur, menjadi pasanganku sampai tua, menjadi tempat ternyaman ketika aku lelah. Bahagia bersamaku sampai maut memisahkan ?"

Ungkapan lembut Chan sampai ke relung hati Minho.

Ini di luar ekspektasi Minho karena sangat melampaui ekspektasinya tadi. Chan mengajaknya menikah ? Demi apa maksud pemuda di depannya ini!!

"Kak-" buliran kristal putih jatuh di pipi Minho, sang empunya membiarkan kristal bahagia itu terjatuh tanpa ada niat untuk mengusapnya.

Senyuman indah nan manis Chan benar-benar menambah intensitas tangis Minho.

"Tapi Kak kita belum lulus ?" Tanya Minho disela isakan tangis bahagianya.

Chan membalasnya dengan senyuman terlebih dahulu kemudian menjawab, "Ya aku tahu, saat ini aku melamarmu tepat di hari jadi kita yang ke-4 tapi untuk pernikahannya bisa kita lakukan setelah aku lulus setengah tahun lagi, bersedia kan?"

Minho merengkuh badan Chan cepat, "Mana bisa aku tolak, kamu tahu aku begitu mencintaimu."

"Aku tahu, karena aku juga," elusan tangan Chan yang berada di puncak rambut Minho membuat pemilik surai hitam itu terlena. Dia sangat menyayangi lelaki yang sedang dia peluk ini. Begitu teramat sangat mencintainya.

"Aku belum memasangkan cincinmu."

Minho melepas pelukan mereka kemudian menyodorkan tangan kirinya untuk dipasangkan cincin dari Chan.

"Terima kasih Kak karena telah menyiapkan ini semua."

"Anything for you, Darl. Maaf selama ini aku selalu lupa hari jadi kita."

"Tidak masalah," Minho rengkuh lagi tubuh Chan.

Malam yang dingin tak membuat pasangan yang sedang bahagia itu kedinginan sebab hati mereka telah menghangat karena kehadiran masing-masing dari mereka sendiri.

((Series bukti siap menuju ending)))
















Eiiyy so cheesyyyy

Semoga tidak ada typo

Bukti | banginho✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang