Empat🍃

36 8 0
                                    

Happy reading🐼
===============

"Kekhawatiran muncul karena takut akan terjadi sesuatu pada orang yang dianggap spesial😊"

Rasya menyusuri koridor kelas. Ia dibuat sedikit heran dengan para siswi atau lebih tepatnya seniornya itu. Mereka menatap Rasya dengan tatapan maut.
Sedikit Rasya mendengar perbincangan mereka.
"Masih juga kelas sepuluh, udah berani aja deketin  Alfa" Ucap Errin.
"Biarin ajalah gue udah gak peduli" Sahut Meta lalu berbalik.

Rasya tidak memperdulikan mereka. Ia berjalan dengan tenang menyusuri koridor, tapi pikirannya sudah tidak keruan.

Rasya berdirir diambang pintu kelas, mencari keberadaan kedua sahabatnya itu, tapi hasilnya nihil. Tidak ada mereka dikelas.
Tumben jam segini belom dateng, batin Rasya.
Dengan langkah tenang Rasya mendekat pada meja, benar saja ia tidak melihat keberadaan tas kedua sahabatnya itu. Kemungkinan besar mereka tidak berangkat.
Rasya hanya diam kemudian duduk dibangkunya.
Melihat Rasya yang duduk sendiri termenung, Farel mendekatinya.

"Syaa, tadi Dania sama Andin bilang, lo suruh nyusul  ke perpus sekarang" ucap Farel yang sudah berada dihadapan Rasya.

"Haa? tapi inikan masih jam pertama" jawab Rasya mengerutkan kening.

"Iyaa, pak Handoko nanti nggak masuk"
"Kenapa?" tanya Rasya.
"Ya mana gue tau, lo pikir gue anaknya?" Tukas Farel lalu beranjak dari bangku Rasya.

Rasya hanya mendengus kesal lalu berlenggang menuju perpustakaan.
Rasya menyusuri koridor menuju perpustakaan. Saat akan melangkah, ia merasakan tali sepatunya lepas dan terinjak oleh kakinya sendiri.
Lantas Rasya langsung berjongkok dan mengikat tali sepatunya.

Saat akan berdiri, pandangannya menangkap dua orang lelaki yang berada dihadapannya.
Rasya sedikit terkejut.
"Haii....." ucap seorang lelaki dihadapannya itu.

"Haii kak" Rasya yakin kedua pria dihadapannya ini adalah seniornya.
"Nama lo siapa??" tanya pria yang bername tag Revan itu.
"Rasya kak" Jawab Rasya agak gugup.
"Rasya melon apa setroberi?" Jonatan melemparkan senyum menggodanya yang membuat Rasya terlihat risih.

"Rasya Audyena Fandika" Jawab Rasya.
Lidahnya sudah kelu, takut akan terjadi sesuatu, pasalnya ia belum mengenual kedua pria ini. Dan yang  ia yakini kedua pria ini adalah seniornya.

"Id line dong!"ucap Seorang lelaki itu dengan menyodorkan ponselnya.
Tapi belum sempat Rasya meraih ponsel itu seseorang datang dari arah belakang.

"Jangan diganggu" Ucapnya sambil menarik kedua pria itu tanpa menoleh.
Rasya sangat mengenali suara itu. Siapa lagi kalau bukan Alfa, pria yang mengatakan ingin lebih dekat dengannya itu.

Rasya semakin dibuat bingung. Ia mengedikkan bahu tanda tak ingin memikirkanya lalu kembali menyusuri koridor menuju perpustakaan.

"Hehh lo berdua tumben amat ke perpus. Ngapain?" ucap Rasya yang sudah berada dihadapan Dania dan Andin.

Mendengar ucapan Rasya, Sontak Dania dan Andin mendongak bersamaan.
"Gue males dikelas, jadi gue ajak Andin kesini" Jawab Dania yang menampilkan wajah lesunya.
Andin hanya mengangguki ucapan Dania.

"Kenapa??" Tanya Rasya yang kini sudah duduk dihadapan kedua sahabatnya itu.

"Lo tau kan gue lagi deket sama Dino?" Dania mulai membuka suara.

"Dinosaurus?" Ucap Rasya menampilkan wajah cengohnya.

"Ihhh Dino Armansyah, Gue mau cerita ni seriuslahh" Dania dibuat semakin menggeram oleh Rsya.

"Iyaa iyaa, canda doang.. Terus kenapa?" kekehan Rasya berhenti lalu berubah menjadi wajah serius.

"Terus tadi malem dia jadian sama orang lain" Setelah mengucapkan kalimat itu Dania menelungkupkan wajahnya di meja. Lalu mendongk kembali.
"Kan hati dedeq sakit.. Huaaaaa" Teriak Dania mulai mengeluarkan air matanya.

Bright loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang