Happy reading ♥
================🐼🐼🐼🐼
Hembusan angin malam nan dingin menerpa rambut lembut Rasya.
Ia menatap langit yang dihiasi bintang dengan tatapan sendu, layaknya sedang mengharap sesuatu yang telah hilang akan kembali.Aku rindu sama mama sama papa, batin Rasya menangis. Ia merindukan akan sosok orang yang sangat disayanginya. Rasya ingin merasakan hangatnya berkumpul bersama mereka. Bercanda tawa saat makan malam.
Keluarga Fandika memang digelari sebagai keluarga terpandang dikalangan pebisnis. Namun hal itu tidak membuat keluarga ini menjadi jarang berkumpul atau bahkan sampai pecah.
Rasya masih saja termenung di balkon kamarnya, memikirkan hal yang sepatutnya tidak ia pikirkan lagi.
Rasya menolehkan kepala setelah suara pintu terbuka, dan kemudian menampakkan seorang wanita tua atau yang sering ia panggil dengan sebutan nenek.CEKLEKK
"Kamu ngapain dingin-dingin disini Sya?" tanya Onah, nenek Rasya.
"Ehh, Rasya nggak ngapa ngapain nek, cuma carik udara seger aja disini." jawab Rasya
"Sya, ayo ikut nenek. Nenek mau nunjukin sesuatu sama kamu" Ucap nenek lalu beranjak tanpa menunggu jawaban dari Rasya.
Rasya mengekor mengikuti neneknya.Rasya menghentikan langkahnya saat Onah,neneknya duduk tepat di samping ranjang tidurnya.
Rasya mengerutkan dahinya. Masih bingung apa yang akan neneknya itu tunjukkan.
Perlahan Wanita yang wajahnya sudah penuh dengan keriput itu mengeluarkan sebuah kotak kecil l, dan kemudian membukanya.
Rasya melihat ada buku dan juga baju yang tertata apik di kotak itu.
Rasya semakin dibuat bingung dengan barang yang ada dihadapannya ini."Buku ini, adalah buku karangan Mama kamu. Dia suka menulis cerita, Tapi dia hanya menyelesaikan satu buku saja. Katanya, dia ingin kamu menjadi penulis tapi papa kamu tidak setuju, papa kamu ingin kamu menjadi dokter. Papa kamu juga nggak suka kalau mama sibuk sama karangan ceritanya. Jadi dari situ mama kamu berhenti menjadi penulis" jelas Onah panjang lebar yang didengarkan dengan baik oleh Rasya.
"Nah ini, ini adalah baju hasil jahitan mama kamu yang pertama kali sebelum punya butik. Dulu mama kamu pernah bilang ke nenek, kalo dia ingin sekali menjahitkan gaun pernikalahan untuk kamu tapi ternyata takdir berkata lain" lanjut Onah.
Rasya meresapi ucapan Onah dan detik berikutnya ia menangis, merindukan mamanya.
****** ****
Suasana kamar bernuansa putih abuabu dengan pemiliknya yang masih berbaring di ranjangnya.
Alfa tidak sepenuhnya tidur, ia hanya menutup matanya dan sedang memikirkan sesuatu yang membuat otaknya berputar putar.Alfa memarkirkan motornya di parkiran sekolah. Setelah melepas helm ia melihat pemandangan yang tidak begitu senonoh.
Disana ia melihat gadis yang kemarin ia bantu membawa setumpuk buku itu tengah di hadang oleh para preman sekolah."Jangan macem macem sama dia" ucap Alfa yang membuat semua menoleh pada pemilik suara.
"Dia cewek gue" Jawab Alfa lalu menggandeng Rasya. Detik berikutnya para preman sekolah itu pergi tanpa aba aba.Rasya yang mendengar itu langsung melongo, tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh seniornya itu yang bername tag Alfa. Tapi di suatu sisi ia bersyukur ada Alfa, kalau tidak, mungkin dia sudah habis dengan para grombolan preman sekolah itu.
Mendapati Rasya yang melongo dan melamun itu Alfa langsung mengeluarkan suara.
"Udah, lain kali kalo lo ngeliat mereka, jangan dideketin, atau lewat didepannya. Mereka terlalu berbahaya buat lo"
"Ehh iya kak, makasih ya kak udah nolongin gue" Ucap Rasya.
"Oiyaa, yang tadi gue bilang lo cewek gue itu cuma sekedar bantu lo bebas dari mereka" Ucap Alfa.
"Ha iya kak, sekali lagi makasih ya kak" Jawab Rasya. Setelahnya Alfa langsung beranjak pergi ke kelasnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bright love
Teen FictionMenurutnya hanya Alfa yang mampu menciptakan suatu kebahagiaan dalam hidupnya