terimakasih, aku pamit

273 50 6
                                    

aku membuka mataku,

lho?

bukankah tadi aku bersama puan disana? mengapa sekarang aku tengah di ruangan putih ini?

aku menatap sekeliling, kabel-kabel panjang terhubung di tubuhku. hingga aku kesulitan untuk mengambil udara bersih di sana.

aku berteriak, mana puan? mana dia?

aku benar-benar kesepian di sini.

ibu, bapak, dan kedua adikku menatapku penuh kasihan. mereka hanya tersenyum pahit menatapku tak berdaya.

kutanya apa yang terjadi di sini, dimana puan yang selama ini bersamaku selama dua tahun belakangan ini?

hingga perkataan bapak membuatku tak percaya. deru tangisan air mataku mengalir dengan deras sehingga mataku membengkak.

aku masih tak percaya dengan hal ini.

bapak hanya mengatakan dua kata yang membuatku benar-benar ingin menghabisi hidupku saja.

"dia meninggal."

**

YANG BENAR-BENAR ENDING.

kalau kalian yang nggak ngerti tentang sudut pandangnya nanti aku jelaskan sudut pandangnya. tetap di vote ya!

sesuatu di Jogja【✓】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang