1

53 5 0
                                    

Biar gak pada bingung hehe

Sendu a.k.a eunha
Xabiru a.k.a jungkook

Cukup yaa, biar gampang ngehalunya wkwk.

Enjoy it.

_________________________________________

One

“Sendu, bisa masuk ke ruangan ku sekarang?” suara berat Bossnya memanggilnya lewat intercom

“Baik”

Setelah menjawab panggilan itu Sendu bergegas ke  ruangan Bossnya yang berjarak 5 meter dari kubikelnya. Dengan setelan rok sepan berwarna hitam sebatas lutut dengan kameja berwarna maroon dengan potongan slim dan bagian tangan yang tergulung rapih, Sendu terlihat rapih dan cantik, ditambah dengan potongan rambut pendek sebahu membuatnya tampak segar dengan lipstick berwarna merah yang terlukis di bibir mungil miliknya.

“permisi pak” ucap Sendu setelah sebelumnya mengetuk pintu. Terlihat Bossnya yang kini berkutat dengan laporan-laporan di atas meja.

Sendu sedikit terlihat gugup ketika melihat atasannya memkai setelan yang hamper sama dengannya, celana panjang hitam dan kemeja berwarna maroon yang tangannya setengah di gulung dengan dasi berwarna navy sedikit tidak rapih. Sendu pikir atasaanya itu sedikit kewalahan dengan tugas-tugasnya.

“akhirnya kau datang, bisa kau ambil beberapa berkas ini dan tolong bantu mengoreksinya” ucapnya sembari menepuk pelan gundukan berkas di sebelah kirinya.

Sendu tersenyum lalu berjalan mendekat untuk mengambil berkas-berkas itu.

“akan saya kerjakan secepatnya pak, saya permisi” Sendu mulai berbalik untuk meninggalkan ruangan bossnya itu.

“ tunggu”

Sendu berhenti dan berbalik ketika bossnya itu menahannya.

“ada yang bisa saya bantu lagi pak?” Tanya nya sesopan mungkin

“kamu kerjakan di sana saja” boss itu menujuk meja tamu yang tepat di sebelah kanan meja kerjanya.

Sendu tersenyum, “saya bisa mengerjakan ini di kubikel saya Pak, saya pastikan akan beres hari juga” balasnya.

“saya suruh kamu untuk mengerjakan disana Sendu” balas sang boss yang kini menyatukan kedua tangannya yang kini tengah menopang dagu nya dengan senyum yang terlihat menawan.

Sendu mengerjapkan matanya beberapa kali. Dia pun langsung tersenyum, “saya kerjakan sekarang” balasnya  lalu berjalan menuju meja dimana biasanya para tamu bossnya itu duduk.

Sendu mulai membuka halaman perhalaman  laporan-laporan tugas atasannya itu. Memeriksa satu persatu dengan teliti agar tak ada masalah.

Sementara bossnya yang dimana tertulis XABIRU ANANDITIA di meja kerjanya itu tengah menilisik wajah kecil dengan lipstick merah itu tengah berkutat dengan tugas-tugasnya.

***

Waktu terasa berputar cepat, terlihat dengan Sendu yang kini berada di hadapan Xabiru sembari tersenyum dan memberikan tugas-tuganya yang telah rampung di kerjakannya.

“tadi saya dapat kabar dari Mbak Novi bahwa dia akan masuk kerja mulai besok”

Xabiru hanya mengangguk, dan mulai meneliti pekerjaanya lagi. Sendu tak hentinya tersenyum, menunggu respon dari atasannya yang tak kunjung terlihat.

“Pak Biru”

“Iya Sendu”

“Saya barusan memberi kabar mengenai Mbak Novi yang akan mulai kerja besok”

“Iya saya dengar, bagus jika Novi akan mulai kerja lagi kalau begitu” Xabiru terliat acuh,

Sendu tersenyum yang kini memamerkan deretan gigi putihnya. “Kalau begitu saya akan meminta intercom untuk di sambungan lagi ke meja Mbak Novi sekarang”.

Xabiru mengerutkan keningnya, lalu menatap Sendu yang sama sekali tak menghilangkan senyum yang mengembang di bibirnya.

“Lalu, kalau saya butuh bantuan kamu saya harus ke kubikel kamu?”

Sendu menggeleng dan masih tetap memamerkan senyumnya,”Tentu saja tidak Pak, saya pikir Bapak tak butuh bantuan saya lagi, karena mulai besok Mbak Novi yang akan membantu anda lagi”

Ah, Xabiru baru ingat, Novi lah sekertarisnya bukan Sendu. Sendu hanyalah pengganti dari sekertarisnya yang tengah cuti. Xabiru bersender pada kursi kerjanya menatap Sendu dengan lamat-lamat.

“kau tak ingin terus di pekerjaan ini Sendu?”

“maksud Bapak?”

“sebagai sekertarisku”

“saya lebih senang bekerja di kubikel saya Pak”

Xabiru mendengus pelan mendengar jawaban dari Sendu yang menurutnya tak sesuai ekspetasinya. “baiklah, kau suruh bagian OB untuk mencambut intercom pada meja mu. Kau boleh pulang sekarang.”

Sendu tersenyum dan sedikit membungkuk, lalu berbalik dan meninggalkan ruangan atasannya itu.

Xabiru melihat kepergian Sendu yang elegan, senyumnya tak pernah menghilang meskipun sedang menutup pintu ruangannya.

Dibukanya dasi yang membelit kerah baju nya itu, di simpannya di atas meja kerjanya, di tatapnya jam yang sudah menunjukan pukul 9 malam. Sudah 5 jam dia satu ruangan dengan Sendu, namun entah mengapa dia merasa tidak cukup.

***

SENDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang