3

38 4 0
                                    

Happy reading, jangan lupa tinggalkan jejak.

__________________________________________

Three

Pagi ini Sendu sudah berdiri di sebuah pintu jati yang besar, dia sudah memastikan bahwa dia sudah cukup rapih untuk menghadap bosnya di pukul enam pagi ini. Dengan celana katun crem berpadu dengan kemeja putih berkerah pita, heals hitam 8 cm dan tas fossil putih berukuran sedang siap menemaninya. Di tekannya bel rumah besar itu, lalu pintu itu pun terbuka dan keluarlah sosok xabiru yang masih memakai kaos polos berwarna abu yang terlihat sudah berkeringat dengan celana pendek selutut berwarna hitam.

“masuklah”

Ketika Sendu memasuki rumah itu terlihat dengan jelas rumah yang di dominasi warna putih itu terlihat sepi, semua peralatannya lengkap disana hanya saja sepi.

“maaf membuat mu datang pagi-pagi kesini, apa kamu tidak kesulitan mencari rumah saya”

Sendu mengekori arah jalannya seorang Xabiru ketika dia berbicara.

“rumah Bapak sangat mudah di temui, saya tidak merasa kesulitan menemukannya” jawabnya dengan senyum. Sendu diantarnya ke pantry yang menyatu dengan dapur umum.

“baguslah, maaf jika aku merepotkan mu untuk membuat sarapan. Aku tidak bisa sarapan di kantor, dan kebetulan pembantuku sedang pulang kampong, dan di tambah tidak mungkin aku menugaskan Novi untuk membuat sarapan untuk ku padahal ia sendiri sudah mempunyai suami yang perlu ia layani.”

Sendu mengangguk setuju, lalu menyimpan tasnya di atas meja pantry.

“kalo begitu saya akan mulai membuat sarapan” senyum Sendu tak pernah menghilang meskipun sedikit ada rasa jengkel karena pagi-pagi dia harus sudah berdandan rapih dan menemui bossnya.

“saya juga akan pergi mandi dulu”

Setelah xabiru menghilang dari pandangannya, Sendu langsung membuka lemari es, hanya ada sayur, buah, telur dan beberapa potong daging asap. Sendu mengeluarkan semuanya dan bersiap memasak semuanya.

***

Xabiru sudah mengenakan kemeja dan celana kerjanya, kini tinggal mengenakan dasi berwarna Navy yang berada di genggaman di kerah bajunya, namun tiba-tiba terbesit keinginannya untuk melihat Sendu yang tengah memasak di dapurnya.

Xabiru berjalan perlahan keluar dari kamarnya, lalu turun dan melihat sosok Sendu yang kini tengah menata meja makannya. Xabiru tersenyum, tak di sangka dia akan melihat pemandangan seperti ini di hidupnya. Ia berjalan mendakti Sendu yang ternyata memakai celemek berwarna abu tua itu di badannya.

“sudah masaknya” tanya Xabiru yang sedikit mengagetkan Sendu yang membelakanginya.

Sendu tersenyum dan melihat ke arah Xabiru yang terlihat sedikit kesusahan dengan dasinya. Sendu menghampiri Xabiru dan mengambil dasi yang berada di genggaman Biru.

“Biar saya bantu pakaikan, anggap saja bayaran lebih untuk sarapan pagi Bapak” ucapnya yang mulai mengikat simpul dasi itu di kerah baju Xabiru.

Xabiru tampak sedikit menahan nafasnya, mendongkangkan pandangannya untuk menutupi semburat di pipinya. Service yang tak di duga-duga olehnya,

“selesai”

Xabiru kini bisa bernafas lagi dengan biasa. Sendu tersenyum begitu manis di hadapannya, lalu terlihat berbalik dan membereskan makanannya lagi. Xabiru mengambil satu bangku miliknya dan duduk dengan tenang melihat beberapa makanan sudah terhidang di hadapannya. Ada nasi goreng, telur dadar, salad sayur dan jus apel.

“saya memasak alakadarnya, jadi jangan samakan dengan makanan itali yang semalam” ucap Sendu sedikit malu-malu.

Xabiru membuka piringnya, “ini sudah lebih dari cukup, terimakasih Sendu.”

Sendu mengambil kan nasi goreng dan menuangkannya di piring Xabiru. Xabiru mendapat service yang benar-benar melebihi ekspektasinya hanya bisa tersenyum, dan mulai memakan makanan buatan Sendu dengan tenang dan pelan. Dia sudah putuskan, sarapan pagi ini, sarapan yang luar biasa.

***
Waaahh gimana menurut kaliann, lanjut atau tidak ??

SENDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang