2

43 4 0
                                    

Hope you like it.

Hati-hati banyak typo bertebaran
___________________________________________

Two

Hari-hari berikutnya berjalan sama seperti sedia kala. Sendu masuk kantor, bekerja di kubikelnya dan pulang tepat pada waktunya. Senyum ramahnya tak pernah luntur meskipun dia kini bukan sekertaris perusahaan untuk seorang Xabiru Ananditia. Seperti sekarang ini, perjalanan pulangnya bisa dihabiskan dengan bercengkrama dalam lift bersama teman-teman kubikel lainnya, hingga suara denting lift itu berbunyi maka mereka pun bubar ke arah mereka masing-masing, ada yang ke parkiran dan ada yang ke lobby seperti Sendu sekarang, menunggu pesanan gocar nya yang belum tiba.

Tiin..tiin

Sendu menoleh ke arah pengemudi mobil hitam di depannya, ketika kaca mobil itu di turunkan terlihat lah sosok Xabiru tengah menggenggam setir. Sendu hanya bisa tersenyum.

“cepat kamu masuk” perintah Xabiru padanya secara lugas, Sendu hanya melongo

“maaf pak ?” Tanya Sendu tak mengerti akan perintah atasannya itu

“cepat masuk Sendu  Agista Maharani” gemas Xabiru terhadap perempuan yang kini hanya melongo dihadapannya padahal dia sudah menyebutkan nama lengkap gadis itu.

Sendu tak mengerti, dia hanya menuruti ucapan atasannya itu, membuka pintu mobil dan masuk kedalamnya.

***
“Apa ada pekerjaan di luar yang tak bisa mbak Novi kerja kan ?” Tanya Sendu mencoba memecah kesunyian diantara mereka. Xabiru hanya diam tak membalas ucapan Sendu.

Setahu Sendu di jam-jam seperti ini biasanya Xabiru tengah berkutat dengan laporan-laporannya atau tengah meeting di luar bersama para koleganya untuk menjalin kerja sama yang lebih kuat lagi bagi perusahaanya.

“aku lapar gak sempat makan siang” Xabiru akirnya bersuara yang membuat Sendu bangun dari lamunannya.

“iya pak?”

Xabiru menatap Sendu yang kini tengah sama menatapnya, “kita makan malam bersama, aku lapar.”

Tanpa menunggu respond dan persetujuan Sendu, Xabiru menjalankan mobilnya lebih cepat.

***
Sesampainya di sebuah restoran italia yang cukup ternama, Sendu mencoba memposisikan lagi dirinya sebagai sekertaris seorang Xabiru. Ini bukan pertama kalinya mereka makan bersama, namun ini adalah pertama kalinya mereka makan berdua tanpa ada rekan bisnis Xabiru yang biasanya selalu menjadi tamu dalam makan malam mereka.

“Kamu pesan apa?” Tanya Xabiru ketika sebuah buku menu di sodorkan oleh pelayan. Sendu membuka buku menu itu, dia tak bisa bahasa itali, yang dia tahu hanya ada pasta di sana.

“saya pasta saja Pak”

“kamu yakin?”

Sendu hanya mengangguk dan mengukir senyumnya.

“saya pesan Parmigian, Carbonara, dan dua gelas Spritz”

Setelah melihat sang pelayanan pergi setelah mencatat pesanan, Xabiru kini kembali menatap Sendu yang terlihat sedang menelisik seluruh bangunan bercita khas italia ini.

“Kamu senang datang ke sini?” Tanya nya sembari meminum cocktail yang sudah di persiapkan sebelumnya. Sendu hanya tersenyum dan kembali melihat-lihat.

“saya merasa sedang di Italia” ucap Sendu tiba-tiba

“begitukah?” balas Xabiru sambil menghabiskan cocktailnya

“rasanya tak perlu keliling dunia, datang ke restaurant-restauran seperti ini sudah seperti keliling dunia saja rasanya.”

Xabiru tersenyum mendengar celotehan Sendu yang menurutnya begitu lucu, ditambah dengan wajah kecil dan mata bulat besar yang dimiliki Sendu seakan menambah kelucuannya.

Pesanan pun akhirnya tiba, Sendu dan xabiru makan dengan tenang. Sesekali Xabiru mencuri pandang ketika Sendu menyantap makanannya dengan lahap bahkan hingga tak bersisa.

“kamu lapar juga ternyata” ucap Xabiru yang membuat Sendu melongo ketika tengah meminum minumannya, lalu di tatapnya piring bekas makannya, Sendu tersenyum manis kea rah Xabiru.

“makanannya lezat, saya tak tahan untuk menghabiskannya.” Ucap Sendu dan di balas dengan senyuman khas seorang Xabiru.

“terimakasih atas makanan lezat ini Pak” ucapnya lagi

“makanan ini tidak gratis Sendu” ucap Xabiru yang otomatis membuat Sendu melotot di tempatnya

“kamu harusnya membayarnya”

Sendu melogo tak percaya, ketika melihat buku menu tentu saja ia melihat harga-harga makanan lezat itu, satu gelas minumannya anggur putih yang baru saja ia tenggak harganya sudah sama dengan uang jajannya selama 3 hari, lalu untuk pasta saja harganya sama dengan uang jajanya selama 5 hari. Kepala Sendu mulai berpikir dengan opsi-opsinya setelah membayar makanan itu, berpuasa atau menahan lapar selama seminggu. Di tatapnya kembali atasannya itu yang tengah menikmati gelas Spritz yang keduanya.

“Apa saya harus membayar makanan yang saya makan saja Pak?” Sendu berharap Xabiru menjawab iya, jika Xabiru menjawab dia harus membayar semua makanan di meja ini, maka tamatlah, ia akan berpuasa selama sebulan.

“iya, bayarlah makanan mu sendiri” Sendu mencoba menarik senyum sebisanya mendengar jawaban dari atasannya itu

“tapi bukan dengan uang” Sendu lagi-lagi melongo

“lalu, saya harus bayar dengan apa?”

“besok datang kerumah saya, dan buatkan sarapan”

Sendu tak tahan dengan kebodohannya yang terus-terusan melongo di hadapan atasannya, matanya membulat penuh. Dating kerumah bosnya dan menyiapkan sarapan. Tak masuk diakal.

“ayo kita pulang, saya antar kamu.”

Sendu hanya bisa patuh, lalu berjalan beriringan dengan atasannya itu keluar restaurant dan menuju mobil hitam yang sudah terparik di depan pintu keluar. Seorang pelayan memberikan kunci mobil kepada Xabiru. Xabiru membukaan pintu penumpang untuk Sendu.

“Ayo masuk”

Sendu hanya bisa pasrah dan tersenyum menerima perlakuan lain dari bossnya itu. Xabiru kini sudah berada di sampingnya, memakai seatbelt dan mulai menjalankan kendaraanya.

“alamat mu?”

“Perumahan Citra Prima No 18B”

Xabiru tersenyum setelah mendengar alamat rumah Sendu, di kemudikannya mobil itu hati-hati hingga rasanya berubah menjadi pelan, sangat pelan.
***
jangan lupa tinggalkan jejak

SENDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang