🍂🍃10. Sore🍃🍂

369 47 20
                                    

Jeno dan Shuhua makan bersama di kantin sambil membahas pekerjaan di kafe papanya Shuhua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno dan Shuhua makan bersama di kantin sambil membahas pekerjaan di kafe papanya Shuhua. Saat sedang mengobrol, tiba-tiba...

“Eh Sha, mie lo rasa baru, ya?” tanya Jeno sambil mendekatkan wajahnya ke piring mie Shuhua, bermaksud meneliti.

“Iya, kenapa?” sahut Shuhua malas, karena tau kalau Jeno mau minta.

“Mau dong, gue belum pernah nyoba.” Jeno mengambil garpu dari piring mienya dan mendekatkannya ke piring mie Shuhua.

“Ih! Yaudah gue juga mau punya lo!” Shuhua pun melakukan hal yang sama dengan Jeno. “Eh, btw mie gue pedes.”

“Uhuk! Uhuk!” Jeno buru-buru meraih coca cola-nya dan meminumnya, “pedes, njir!” keluhnya.

“Gitu doang, lebay! Apaan mie lo manis kecap gitu,” ledek Shuhua sambil mengunyah mie Jeno yang rasa kecap :')

“Sha!” panggil Renjun, membuat Jeno ㅡyang tadinya mau membalas Shuhua menjadi bungkam dan memandang Renjun yang mulai mendekat.

Ekspresi wajah Shuhua langsung berubah, seolah tak suka Renjun datang.

“Hey!” Renjun dengan sok asiknya, datang dan duduk di samping Shuhua. “Masih marah sama gue?”

Jelas sekali ekspresi wajah Shuhua tidak menyenangkan. Jeno yang melihat ekspresi Shuhua pun menyahuti, “kayaknya masih deh, Jun. Jangan deketin Shuhua dulu.”

“Gue nanya sama Shuhua, bukan sama lo. Mendingan lo urusin Siyeon yang lagi nangis, tuh!” jawab Renjun ketus lalu mendongakkan dagunya ke arah Siyeon bermaksud menunjuk.

Jeno melihatnya lalu berdiri, tapi Shuhua menahan tangan Jeno. Mata Shuhua mengisyaratkan ‘tolong bantu Renjun pergi’, tapi Jeno mengacuhkannya dan menghampiri Siyeon.

🍂🍃🍃🍂

“Yeon!”

Siyeon mendongak dan terlonjak melihat Jeno yang sudah ada di sampingnya. Kenapa Seoyeon tidak memberitaunya?

Perlahan Jeno mengusap air mata di pipi Siyeon, sedangkan Siyeon hanya mematung. Hingga momen itu berakhir dengan dekheman Seoyeon.

“Gue pergi dulu, ya!” pamit Seoyeon dan langsung ngacir.

“Lo kenapa?” tanya Jeno lembut membuat hati Siyeon berdesir.

“E-enggak, gapapa.”

Jujur, Siyeon merasa tidak nyaman di dekat Jeno. Dia suka Jeno, tapi dia tidak mau di dekat Jeno. Kalau Siyeon sedang di dekat Jeno, hatinya sakit.

“Lo nangis gitu masa gapapa. Jangan nangis di kantin, nanti diliatin orang lain.”

“Hm. Kalo gitu gue ke kelas dulu.” Siyeon bangkit dari duduknya. Tapi tanpa sengaja, tangannya menyenggol coffee latte-nya ㅡyang masih agak panasㅡ hingga tumpah ke tangan Siyeon.

Daun || JenHuaJun [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang