10. Selamat

1.3K 155 4
                                    

Happy Reading

Keep Vommen
🐶🐶🐶

I N C O N T R I

Hyunjin menghela nafas kasar. Ia regangkan ototnya setelah berjam-jam fokus pada pekerjaannya.

Kalau saja Changbin datang bekerja, pasti pekerjaannya tak akan menumpuk seperti sekarang.

Bahkan beberapa menit lagi menuju waktu istirahat pun setengah dari pekerjaannya belum selesai sama sekali.

Moodnya sudah buruk sejak pagi tadi. Karena Seungmin tak mengucapkan selamat apapun padanya. Hyunjin kira itu bagian dari rencana Seungmin untuk memberikannya kejutan, tapi setelah melihat sikap biasa istri manisnya itu, pupus sudah harapan Hyunjin.

Ingin marah pun Hyunjin tak bisa. Istrinya itu sedang dalam mood bagus, tak mungkin jika ia tiba tiba merusak mood istrinya.

"Permisi Pak" Ryujin, sekretaris Hyunjin itu masuk ke dalam ruangan Hyunjin. Membuat lelaki tampan dengan setelan jas itu mendongakan kepalanya.

"Kenapa ga lewat telepon kantor aja?" tanya Hyunjin.

"Tapi daritadi lu ga jawab jin" kesal Ryujin.

"Lagian tumbenan banget sih ga denger?? Perasaan telepon kantor ga ada mode silent yah!!" omel Ryujin.

Hyunjin lagi lagi menghela nafas.

"fokus sama berkas, ada apaan??" tanya Hyunjin.

"Istirahat nanti ada rapat, udah disiapinkan materinya?" tanya Ryujin.

"w-wHat?!" bingung Hyunjin.

"Jangan bilang??"

"fuck.. gue ngapain aja sampe lupa rapat penting" Hyunjin bangkit kemudian sibuk mencari berkas yang akan dibutuhkannya nanti.

Ryujin menggelengkan kepalanya. "Waktu lu, 3 menit lagi. Gue tunggu di lobby" Ryujin pergi meninggalkan ruangan tanpa menunggu jawaban Hyunjin.










: :

"Min, muka lu pucet" ujar Felix.

Seungmin mengalihkan pandangannya. "Iyah kah??" tanya Seungmin tak percaya.

"Heum.. Iya min, lu kek mayat" ujar Jisung.

Plak


"ga usah lu samain sama mayat juga" kesal Felix.

Woojin menghampiri ketiganya yang tengah sibuk di gazebo.

"Oh iya lix, lu nanti berang— dek-!! Lu kenapa??" panik Woojin.

Lelaki yang lebih tua itu menghampiri Seungmin dengan tak sabaran.

"Seungmin gapapa kak, pucet doang" ujarnya lemas.

Entah kenapa badannya tiba tiba lemas begitu saja.

"Beneran?? Ga usah dilanjutin niupnya, biar kakak panggil Jeongin buat ngeganti kamu" tawarnya.

Seungmin menggeleng dengan bibir pucatnya yang setia menyunggingkan senyumannya.

"Dikit lagi kok, Hyunie??" tanya Seungmin saat tak mendengar suara riuh dari dalam rumah.

"Tidur, capek dijailin Changbin" jelasnya.

Seungmin mengangguk pelan.

"Hyunjin? Pulang kapan?" tanyanya.

Seungmin tak lupa.

Ia jelas tak lupa hari penting Hyunjin. Ia bahkan sudah merencanakan banyak hal dengan Jisung dan Felix. Sampai kedua lelaki manis itu kewalahan menanggapi rasa antusias Seungmin.

Bukan hanya dengan teman teman mereka, tapi orangtua mereka pun ikut andil dalam rencana Seungmin.

Ryujin pun.














: :

Penampilan Hyunjin sudah jauh dari kata rapi.

Dua kancing bajunya terbuka. Dasinya bahkan tak tau ada dimana. Jasnya sudah tergeletak di atas sofa. Sepatunya sudah tak ia pakai lagi. Kaos kakinya tergeletak di lantai begitu saja. Rambut Hyunjin bahkan sudah berantakan karena ia remas sedari tadi.

Suasana kantor bahkan mencekam karena amukan Hyunjin.

"Jin—


"keluar" ujar Hyunjin dingin tanpa melihat siapa yang datang.

Rapatnya hancur.

Bukan karena dirinya. Tapi karena oknum tak bertanggung jawab.

Pasti reputasi perusahaannya terancam.

Pekerjaan yang dikerjakan pagi tadi pun belum terselesaikan sama sekalin. Hyunjin tak menyentuhnya lagi sejak rapat selesai.

Hyunjin melirik ponselnya yang menyala sekaligus bergetar di atas meja sana. Nama adiknya tertera jelas sebagai panggilan masuk.

Mau tak mau ia mengangkat panggilan tersebut.

"Apa—"

'Pulang, ayah ada di rumah lu, marah besar' ujar Jeongin to the point.

Bahkan tak ada ucapan selamat hanya untuk sekedar menghiburnya.

Hyunjin tersenyum pahit. "otw" ujarnya singkat.










Langit yang tadi berwarna jingga pun berganti menjadi gelapnya malam.


Hyunjin berjalan setelah memasukan mobilnya ke dalam garasi.




Suasana ramai mengganggu telinganya. Lelaki tampan itu berjalan menuju belakang rumah.


Hyunjin sekarang menjadi objek utama semua orang. "Happy Birthday" ujar Seungmin yang tak jauh darinya.


Yang lainnya hanya diam tak memberikan ucapan. Hyunjin tak tau harus berekspresi bagaimana. Hatinya sedang dalam keadaan buruk, ia kecewa.

Ia ingin marah pada semua orang. Tapi lagi dan lagi senyum tulus Seungmin menggagalkan niatnya. Matanya bertemu tatap dengan sang ayah.











Rapat tadi yang hancur, bukanlah bagian dari rencana Seungmin.

Setelah mengetahui hal tersebut dari Ryujin, Seungmin tetap melancarkan acara ulang tahun Ryujin. Bahkan saat ayah mertuanya datang dengan emosi yang berada di puncak pun Seungmin tetap memohon agar Hyunjin tak dimarahi saat pulang nanti. Seungmin tau, Hyunjin pasti lelah dikantor. Setidaknya suaminya itu harus dapat semangat saat sampai di rumah.


Hyunjin kembali menatap Seungmin yang sangat cantik di malam ulang tahunnya.





"Hyunjin —"











"SEUNGMIN-!!!"









: : Fortsetzung Folgt : :

Double update.. Maaf jelek

incontri : : hyunmin [discontinue]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang