Liburan musim panas sedang berlangsung. Itu artinya Jean sedang berada di dunia muggle sekarang, bersama orang tuanya. Menikmati liburan dan berusaha membuat harinya menjadi menyenangkan setelah mengalami kehilangan yang luar biasa.
"Theseus!" teriak Jean sambil mengejar laki-laki berambut cokelat dengan aksen pirang yang berlari manjauh darinya. "Theseus, give me back my drink!" teriak gadis itu lagi.
Laki-laki yang dipanggil Theseus itu berhenti mendadak, membuat Jean menabrak punggungnya dengan cukup keras karena gadis itu tadinya berlari. "Damn.." umpat gadis itu sambil menahan sakit di hidungnya.
Theseus tertawa keras.
Perempuan berambut pirang menghampiri mereka dengan senyuman lebar, "Theseus berhenti menjahili Jean." Katanya lembut. Dia kemudian berdiri disebelah Jean lalu menanyakan apakah gadis itu baik-baik saja.
"Tidak akan, Callie. Dia sangat jarang berada di London karena super sibuk dengan sekolah Australianya. Maka kugunakan kesempatan ini dengan baik-baik." Ujar Theseus.
Setiap kali sahabatnya menyebut sekolah Australia, Jean selalu merasa bersalah. Mereka tidak tahu jika selama ini sekolah Jean tetaplah di Inggris. Namun Jean tak akan pernah memberi tahu apapun tentang dunia sihir selain pada orang tuanya, jadi dia terpaksa berbohong.
"Seharusnya kau memperlakukanku seperti ratu, Tuan Theseus." Kata Jean memutar bola matanya. Berusaha mengabaikan perasaan bersalah dalam dirinya.
"Memperlakukan dirimu seperti ratu? Oh, Jean sayang, lebih baik kau tak usah kembali kesini daripada aku, Si Tampan Theseus, harus memperlakukanu seperti ratu." Ejek laki-laki itu lalu berakting muntah.
"Ew, kau aktor yang buruk." Komentar Callie.
Theseus memutar bola matanya kemudian menyerahkan cup minuman milik Jean yang tadi dibawanya. Belum sempat tangan Jean menyentuh minumannya, dengan sengaja, Theseus menjatuhkan benda itu.
"Ups." Katanya pura-pura terkejut. Jean melotot lebar, "Theseus Clyde!" pekik Jean kesal. Dia memukul laki-laki berdarah Italia itu dengan sekuat tenaga. Callie hanya bisa tertawa tanpa ada niatan melerai seperti biasanya. Lagipula, Theseus melakukannya dengan sengaja dan bukan salah Jean jika gadis itu marah.
"Jean!"
Theseus merasa begitu lega ketika seseorang memanggil nama gadis itu. Beberapa meter dari mereka, seorang laki-laki mirip dengan Theseus berjalan mendekat. Laki-laki itu kemudian menyerahkan sebuah surat kepada Jean.
"Seekor burung hantu menjatuhkan surat ini di depan rumahmu." Katanya. Jean menerima surat itu dengan bingung. "Terima kasih, Theo." Balasnya. Laki-laki tadi adalah Theodore Clyde, kembaran Theseus.
"Apa? Seekor burung hantu? Bagaimana bisa?" tanya Callie bingung. "Apakah ini memang tertuju untukmu, Jean?"
"Apa kau tidak bisa membaca, Caroline Datner? Jelas-jelas di surat ini tertulis Jeanette Josephine McLouis, itu adalah nama langkap Jean, jika kau belum tahu." Sahut Theseus dengan sewot lalu memutar bola matanya.
"Bagaimana seekor burung hantu mengetahui alamat rumahmu dengan benar?" tanya Theo.
Jean yang diberondong pertanyaan seperti itu hanya bisa diam dan memasang ekspresi tidak tahu, "Entahlah," ucapnya, jelas sebuah kebohongan. Tentu dia sudah tak asing lagi dengan burung hantu yang mengirim surat.
"Kenapa kalian begitu peduli dengan burung hantu?" tanya Theseus kesal. "Kenapa kalian tidak mempedulikan tulisan Ronald Weasley yang tertulis sebagai pengirim disana?"
Seakan baru sadar, Callie dan Theo langsung membelalakkan matanya lebar. "Apa dia pacarmu?" tanya Callie to the point.
Jean mengernyit, "Apa? Bukan!" jawabnya langsung. Theseus memutar bola matanya tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBLIVIATE - Draco Malfoy
Fanfiction• 𝓼𝓽𝓲𝓵𝓵 𝓻𝓮𝓶𝓮𝓶𝓫𝓮𝓻 𝓽𝓱𝓮 𝓽𝓲𝓶𝓮 𝔀𝓱𝓮𝓷 𝔂𝓸𝓾 𝓯𝓮𝓵𝓽 𝓵𝓲𝓴𝓮 𝓱𝓸𝓶𝓮 • ◾◾◾◾◾ Rasanya berjalan saja tak mampu. Kakinya tidak kuat menopang berat tubuhnya, lututnya lemas. Jean hampir saja terjatuh jika saja seseorang tidak memega...