32. i love you

5.8K 886 251
                                    

"Untuk apa kau membawaku ke dunia muggle? Dan bagaimana bisa kau ber-Apparate menembus Hogwarts? Bellatrix bahkan tak bisa melakukannya."

"Menepati janji. Dan aku berlatih keras ketika semua orang tidak tahu, surprise. Kurasa Kau-Tahu-Siapa harus merekrutku menjadi bagian dari Death Eater karena aku memiliki kemampuan yang bahkan penyihir sekelas Bellatrix Lestrange tak bisa melakukannya." Gadis itu menjawab dengan datar, tanpa menatap Draco dia tetap berjalan menuju tempat yang dia tuju. Berusaha mengabaikan banyak percikan tidak suka di hatinya mengingat Bellatrix adalah bibi Draco.

Percayalah, kau tidak mau. Batin Draco menanggapi ucapan Jean tentang perekrutan Death Eater.

Jean kemudian berhenti sejanak, membuat Draco juga ikut berhenti. "Ada apa?"

Namun Jean masih berdiri di tempatnya. Pandangannya lurus kedepan. "Hei, kau baik-baik saja?" Tanya Draco mulai khawatir. Tidak mungkin dia bisa bertahan disini dalam sehari tanpa Jean, ini bukan dunianya.

"Theseus."

"Apa?" Draco mengernyit atas gumaman Jean.

"Theseus. Itu Theseus. Ayo kita harus kesana." Tanpa persetujuan, Jean menarik lengan Draco agar mengikutinya menuju sebuah ambulan yang berhenti di depan pintu masuk rumah sakit.

Dan Draco yang malang, tak tahu apa yang terjadi dan harus berbuat apa, dia hanya bisa pasrah mengikuti Jean.

"Theo!" Jean memeluk sahabatnya yang berhenti karena para suster melarangnya untuk mengikuti Theseus sampai ke dalam ruangan.

Theo mengernyit. "Jean? Bagaimana bisa kau disini?"

"Bukankah kau seharusnya berada di Australia?"

"Callie?" Jean masih berusaha mengatur napasnya. "Y-ya.. aku.. aku sedang.. sekolahku sedang mengadakan studytour.. kau tahu?" dia tertawa garing. Dia kemudian menyenggol Draco agar mengangguk, dan untungnya laki-laki itu paham.

"Siapa dia?" Tanya Callie.

"Oh, dia.. temanku."

Theo tertawa sopan, "Oh, benar. Ron Weasley, bukan?" tanyanya.

Draco langsung mendelik tidak terima. "Apa?"

"Bukan, bukan! Dia bukan Ron. Dia Draco Malfoy." Sela Jean cepat sebelum Draco marah-marah karena disebut sebagai Weasley.

"Dia tampan." Bisik Callie di telinga Jean.

Theo kemudian bersuara, "Oh, jika Ron Weasley bukan pacarmu, berarti dia pacarmu?"

Jean memejamkan matanya. Astaga. "Bukan." Jawabnya menahan malu. "Oh, dan apa yang terjadi pada Theseus?" tanyanya mengalihkan pembicaraan.

"Dia mencoba menjadi keren. Bermain papan luncur dan terjatuh, kepala dan punggungnya membentur tanah terlebih dahulu. Mungkin dia gegar otak." Jawab Theo asal.

Jean mengernyit. "Theo!" dia menghardik. "Theseus bisa saja sekarat." Omelnya.

Draco memperhatikan semuanya. Bagaimana Jean begitu khawatir pada seorang bernama Theseus ini. Dia tidak suka itu, tapi dia harus merelakannya. Draco menarik napas untuk menenangkan diri ketika seorang dengan jas putih keluar dari ruangan dan berkata Theseus baik-baik saja.

Jean segera menyerbu masuk kedalam. Draco mengikutinya perlahan. Dia melihat laki-laki ini, Theseus, setengah sadar. Dengan Jean menggenggam tangannya.

"Jean?" suara Theseus terdengar serak.

"Hei, tak apa. Aku disini." Kata Jean pelan sambil menatap Theseus lembut.

OBLIVIATE - Draco MalfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang