Di sinilah Aura berada di Cafe bersama adiknya Wenda untuk menenangkan pikirannya sejenak, yang tidak habisnya memikirkan Al. Aura akui Aura pengecut dan tidak berani untuk melupakan Al bahkan membencinya saja aku tak bisa. Sebuah Cafe itu terdapat band yang mengcover lagu untuk menghibur pengunjung dan siapa saja bebas untuk menyumbangkan suaranya, Aura terhenyak ketika sesorang menyanyikan cover lagu berjudul "Rindu". Aura merasa lagu itu tepat sekali dengan keadaannya sekarang.
Selama aku mencari.
Selama aku menanti.
Bayang-bayangmu di atas senja.
Matahari membakar Rinduku.
Ku melayang terbang tinggi.
Bersama mega-mega.
Menembus dinding waktu.
Ku terbaring dan pejamkan mata.
Dalam hati ku panggil namamu.
Tes!.
Air mata Aura mengalir begitu saja tanpa di minta, Aura sangat begitu meyayat hatinya dan lagu itu adalah perwakilan dari suara hatinya.
Semoga saja kau dengar dan merasakan.
Getaran di hatiku.
Yang lama haus akan belaian mu.
Seperti saat dulu.
Saat-saat pertama.
Kau dekap dan kau kecup bibir ini.
Dan kau bisikkan kata-kata.
Ku cinta kepadamu.
Peluhku berjatuhan.
Menikmati sentuhan.
Perasaan yang teramat dalam.
Dan telah kau bawa segala yang ku punya.
Segala yang ku punya.
Seiring lagu itu di nyanyikan air mataku menetes begitu saja, lagu ini dalam sekali bagi Aura karena Aura begitu merindukan Al sahabat kecilnya. Aura gak tau dia berada dimana sekarang!! Lagu Rindu milik Agnez Monica sangat meyayat hatinya bahkan Aura terisak-isak mendengarkannya saja, Aura tidak bisa membayangkan jika Aura yang menyanyinya pasti belum di tengah lagu Aura sudah nangis, Aura sangat yakin itu.
"Kak, Kakak tidak apa-apa?" tanya Wenda ketika melihat Aura menangis terisak-isak mendengarkan lagu Rindu tadi.
Aura langsung menghapus air matanya dan tersenyum, tepatnya fake smile. "Ah! Tidak apa-apa Wen!"
"Seriously?" tanya Wenda tak percaya.
Aura hanya mengangguk saja dan tersenyum manis. Walaupun sisa air matanya masih bergelinang di matanya tapi wenda tetap tersenyum.
"Wen, pulang yuk!" ajak Aura.
"Emang kenapa?" tanya Wenda.
"Corona, gak baik lama-lama di luar!"
"Ish kakak, apa-apa Corona kalau di rumah aja aku merasa di penjara tau gak bisa kemana-mana. Percuma libur sekolah tapi tugas aku numpuk!" dumel Wenda.
Aura hanya terkekeh melihat tingkah Wenda. "Oh ya! Kita gak bisa keluar negeri, Mama dan Papa melarang karena keadaannya tidak memungkinkan untuk ke sana. Mending stay di rumah aja untuk mencegah" ujar Aura.
Wenda yang tadinya terkejut sekarang mulai mengerti dan paham bagaimana kondisi negara saat ini.
Aura dan Wenda akhirnya pergi meninggalkan Cafe tersebut dan langsung pulang ke rumah.
🍁🍁🍁
"Al" panggil Nini.
Al yang tadinya sedang sibuk membaca buku untuk di pelajarin ulang dengan menikmati lagu menggukan earphone, Al langsung memberhentikan membaca buku dan mendengarkan lagunya. Untung saja suara di earphone tidaklah kencang melainkan sangat teramat pelan, karena baginya bisa menganggu konsen belajarnya!.
"Ya?" jawab Al dengan nada dingin.
"Jutek banget sih ni cowok!!" batin Nini dengan kesal.
"Lo lagi ngapain?"
Pertanyaan bodoh, pikir Al.
"Menurut lo?"
"Baca!" jawab Nini polos.
"Yaudah"
"Lo udah makan?" tanya Nini lagi.
"Udah!"
"Kok lo jutek sih?"
"Gak, biasa aja!"
"Temenin gue makan mau?"
"Gak, males"
Al langsung beranjak begitu saja tanpa memperdulikan Nini yang terbengong melihat tingkah Al seperti itu.
"Awas lo Al, gue akan buat lo jatuh cinta sama gue" gumam Nini sinis.
Al terus-menerus jalan entah kemana tujuannya yang penting Al terhindar dari gangguan Nini, akhirnya Al menemukan tempat yang sangat sunyi jauh dari keributan dan kebisingan.
Al menghela nafasnya pelan pikirannya masih sama Al masih memikirkan bagaimana keadaan Aura di sana? Kepala Al rasanya mau pecah banyak yang Al pikirkan, pekerjaannya di kantor belum lagi tugas yang di kasih oleh dosen.
"Hufft! Kepala gue pusing banget" batin Al dengan mengeluh.
Banyak orang yang ingin menjadi direktur perusahaan di umur yang sangat muda, tapi Al beruntung karena di usianya masih muda Al sudah menjadi direktur perusahaan. Al di percaya oleh Papanya untuk mengurus perusahaan Papanya itu. Tapi Al tidak pernah mengeluh Al menerimanya dengan senang hati, karena baginya itu untuk masa depan bersama orang yang di cintainya nanti.
"Kenapa Aura gak balas DM gue lagi ya?" tanya Al pada dirinya sendiri.
"Gue pengen nelpon tapi nomor dia hilang, hufttt setelah sekian tahun gue gak ketemu dia gue jadi dingin, cuek, berbeda jika Aura di samping gue. Apa mungkin Aura benci sama gue karena gue gak balik ke indo lagi? Gue harus gimana?" batin Al dengan penuh tanya.
"Ahh tau ah!! Mending gue pulang aja badan gue butuh istirahat!" ucap Al dengan sendiri.
Aku ingin tetap bersamamu, lalu apakah yang dapat ku lakukan untukmu?.
Aku ingin terus tersenyum dan tertawa bersamamu, selama-lamanya.
Seperti bunga matahari yang langsung menampakkan seluruh kelembutan dan kehangatannya.
Aku ingin memberikan segalanya padamu mulai saat ini, karena aku tahu kebahagiaan ada di sini.Meskipun seandainya kita akan berpisah menuju masa depan yang sangat jauh.
Aku percaya kita akan dapat bertemu lagi melalui langkah masing-masing.Langkah kita yang semestinya sendiri-sendiri bisa menjadi bersamaan.
Missing you Aura Agatha Chelsea
-Aliansyah Dawin Pratama-
Hai hai terimakasih yang sudah baca semoga suka ya! Jangan lupa vote dan komen.
Baca juga cerita gue "The Bee Is You"
Happy Reading and Enjoy!
Salam icit❤🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
A The Clinking Of
Teen Fiction"Denting yang bunyi di dinding kamar aku membuat aku tersadar dari lamunanku, jika boleh meminta pada Tuhan aku hanya ingin dia kembali. Aku butuh semua untuk tepiskan rinduku padamu kenapa cepat sekali kamu pergi?" Aura Agatha Chelsea. "Berani dan...