5. sial

8 2 0
                                    

Saras mendengar suara langkah kaki yang mencium lantai dengan keras, namun ia pikir itu hanya lah suara anak-anak lain yang sedang bermain kejar-kejaran. Namun, ia terkejut saat merasakan ada seseorang yang memegang tangannya dengan tiba-tiba

Saras langsung menoleh, netra coklatnya langsung bertemu dengan netra abu-abu milik seorang lelaki tampan didepannya

Untuk sesaat Saras merasa terpesona oleh mata indah itu, matanya mengingatkan ia pada seseorang yang selama ini di rindukannya

Saras mengerjap lucu dan langsung menyentak tangan kokoh itu saat kesadarannya kemabali, namun gengaman lelaki itu semakin mengerat

Lelaki itu mendekatkan kepalanya ke telinga Saras

"Bantu gue, atau gue sebar aib lu!" bisiknya

Saras langsung mematung. Aib? Aib Saras yang mana yang lelaki didepannya ini ketahui padahal Saras merasa baru kali ini mereka bertemu. Apa dia seorang penguntit? Psycopat?

Baru saja Saras ingin protes namun tatapan tajam lelaki didepannya itu membuat mulutnya benar-benar kelu

Tidak mau mengembil resiko dengan hati was-was Saras mengangguk kecil

Lelaki itu tersenyum sinis dan langsung mengangkat tangan mereka berdua ke atas

Dengan menghadap gerombolan siswi tadi yang sekarang sedang menyaksikan mereka berdua dengan tampang terkejut. Tampak di tengah gadis-gadis itu ada Gian yang memasang wajah bingung. Saras yakin tadi yang memanggilnya adalah Gian. Namun entah mengapa malah lelaki ini yang memegang tangannya dan berakhir dengan mengancam

"Perkenalkan dia pacar gue!" Tegasnya dengan menekan kata pacar. Saras melotot ke arah lelaki itu, apa-apaan dia ini bertemu saja ia rasa tak pernah apa lagi pacaran

Walau ingin sekali protes tapi Saras memilih jalan aman dengan tetap diam, siapa tau cowo di depannya itu adalah benar penguntit atau semacamnya

"Jadi buat kalian yang masih ngejar-ngejar gue tolong stop, karna ada hati yang harus gue jaga!" lanjutnya dengan muka seyakin mungkin

Aktingnya bagus sekali, batin Saras

Beberapa siswa siswi mulai bergrombol ingin menyasikan nereka berdua membuat Saras lama-lama menjadi risih apa lagi saat mereka mulai berbisik yang tidak-tidak

Pasti pake susuk!

Dih, mau aja iya sama gadis jelek gitu!

Mau aja ama cewe aneh!

Pasang susuk di mana iya?!

Mampus, Saras memiliki firasat kalau setelah ini hidupnya tidak akan tenang

"STOP!!" Lelaki itu tiba-tiba bertriak membuat Saras terlonjak kaget

"kalau kalian emang fans gue. Seharusnya kalian rela gue bahagia kan! Jadi mulai sekarang tolong bantu gue buat jaga hati pacar gue dan ... " lelaki itu menggantungkan ucapannya dan menatap tajam pada siswa siswi yang sedang menonton mereka

Jujur saja Saras sendiri melihatnya ngeri apa lagi mereka yang ditatap

"jangan sampai gue liat salah satu dari kalian ngelukain dia. Kalau sampai gue tau. Kalian bakal rasain akibatnya!" ucapnya tajam membuat beberapa siswa siswi merasa ngeri
. Setelah mengatakan semua itu lelaki itu langsing menggeret Saras dari kerumunan tanpa menghiraukan tatapan ngeri dari beberapa siswi

Saat sudah merasa jauh dari mereka Saras mencoba melepas genggaman lelaki itu namun tetap tidak bisa

"Lepas!"

"Gue mau di bawa kemana! Lepas!" Ssras terus memberontak namun sia-sia, malah lengannya yang sakit karna cengkraman lelaki itu yang semakin mengerat

Lelaki itu terus menyeret Saras dengan kasar tanpa bicara apa-apa

"Lepas, atau gue teriak!"ucap Saras membuat langkah laki-laki itu langsung terhenti dengan tangan yang masih menggenggam lengan saras

Saras masih berusaha untuk melepaskan diri dengan mecubiti lengan lelaki itu, namun. Usahanya seperti sia-sia, Dia seperti tidak merasakan kesakitan sedikitpun, membuat Saras putus asa

Lelaki itu mengedarkan pandangannya memastikan disana tidak ada siswa. Mereka sekarang ada di depan pintu gudang belakang sekolah

Sekarang lelaki itu menatap Saras yang sedang meringis perih sebab cengkraman di tanganya yang terlalu erat

"Nama lu siapa?"

Saras langsung terdiam saat mendengar lelaki didepannya menanyakan nama

Saras menatap lelaki itu datar, "lu ga perlu tau!" ucapnya tajam

Lelaki itu tesenyum sinis. Baru kali ini ada cewe seangkuh ini saat berhadapan dengannya, "Terserah sih, tanpa lu kasih tau juga nanti gue bakal tau nama lu," ucapnya tenang

Saras mengernyil tidak suka, "tersetah, lepas!" ucapnya sambil mencoba menyentak tangannya namun pegangan lelaki itu malah semakin mengerat, membuat pergelangan tangan Saras tersa semakin sakit

"Lu bisa diem ga sih!" ucap lelaki itu menatap Saras tajam

Bukannya merasa takut Saras malah merasa semakin tertantang. Ia merasa di sini bukan dialah yang salah, jadi buat apa takut

"Ga!"

"Lu berani sama gue?"

"Lu bukan Tuhan kenapa gue harus takut?"ucap Saras dengang senyum sinis diakhir kalimatnya

"Karna Gue Abi Saputra Dewa!" tekan Abi saat menyebut setiap kata pada namanya

"Gue ga peduli intinya lepasin tangan gue!"

"Okeh." Abi melepas pergelangan tangan Saras

Saras mendengus merasa kesal dan langsung berbalik. Ia ingin memilih pergi ke kelasnya lagi saja, Moodnya dekarang benar-benar berantakan belum lagi ia yang sedang datang bulan pertama membuatnya ingin mencakar semua hal yang ada didepannya saat ini terutama laki-laki tadi

Saras sempat mendengar nama laki-laki itu di kelasnya. Ia inget sekalia waktu itu para prempuan di kelasnya bergerombol dan tidak sengaja saras mendengar percakapan merek karna mereka memang sangat heboh membahasnya. Mereka sangat mengidolakan sosok Abi Saputa Dewa yang di sangat- sangat sangat tampan. Saras hanya geleng-geleng kepala merasa kasihan pada mereka yang tertipu oleh tampang laki-laki itu karna nyatanya Abi adalah laki-laki kasar dan tidak bisa penghargai seorang wanita, terlihat dari caranya tadi menggeret Saras hingga membuat pergelangan tangannya jadi merah

"Sial," dengus Saras merasa hari ini adalah hari tersialnya

_____________________
Bersambung ...

[Akan di revisi setelah end]

The Cold GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang