1. maaf bersyarat

60 17 9
                                    

Happy readingg ❤

***

Perlahan Saras mulai membuka mata, dan yang pertama di lihat netranya adalah atap bercat putih sebuah ruangan

"Saras, kamu udah sadar," ucap seseorang yang ternyata adalah Wati---Bunda Saras---

"Bunda kok ada di sini?" Tanya Saras sambil berusaha untuk duduk namun tertahan karna kepalanya yang bedenyut, membuatnya refleks memejamkan mata sesaat

"Ishh kamu ini iya, udah tau masih sakit. Masih aja banyak gerak, kalo makin parah gimana coba?!" omel Bunda

Saras yang denger ucapan itu cuman memutar bola mata jengah. Ia merasa Bunda Wati bener-bener berlebihan, tapi di samping itu Saras juga memakluminya Karna dia anak perempuan satu-satunya di dalam keluarganya jadi pada proktetif terutama dua abang kembarnya Aufa dan Saif. Walaupun sering kali merasa risih tapi Saras memakluminya dan mencoba terbiasa

Saras mengedarkan pandangannya ke arah sekitar. Ternyata ia berada di UKS, tapi ia heran, bukan kah setiap pulang sekolah ruang UKS pasti di kuncin tapi bagai mana ia dan bundanya bisa masuk. Karna merasa tak terlalu penting Saras pun memilih untuk melupakannya

Lagi-lagi Saras meringis saat merasa kepalanya berdenyut lagi. Sungguh demi apapun Saras sangat kesal pada si pelaku pelempar bola itu, ia ingin masa bodo seperti biasanya tapi sepertinya akan susan mengingat kepalanya benar-benar merasa sakit dan berdenyut. Dalam hati ia berjanji akan memberikan balasan yang setimpat bila bertemu dengan sang pelaku

Cklek
Suara pintu yang di membuat saras tersadar dari lamunannya dan menegok ke arah sungmber suara

Tampak seorang laki-laki beseragam putih abu-abu sama persis dengan seragam yang di kenakan saras. Lelaki itu membawa kantong keresek warna hitam di tangan kanannya

"assalamu'alaikum, " salam laki-laki itu sambil memperlihatkan senyum manisnya yang membuat wanita mana saja pasti akan terpesona termasuk Bunda Wati namun tidak dengan Saras ia tetap memasang tambang lempengnya

"wa'alaikum sallam," jawab bunda Wati Dan Saras hampir berbarengan

Laki-laki itu mulai menghampiri bunda Wati dan menyalimi tangannya

Siapa sih nih orang kok caper banget. Batin Saras yang merasa sikap lelaki itu yang sok manis menurutnya

"Wahh, pacarnya Saras iya," celetuk Bunda Wati sambil megumbar senyum manisnya

Saras yang dengar ucapan bunda Wati yang nenurutnya ngelantur itu langsung membelalak dan berusaha membantah

"Bunda jangan ngasal deh. Kenal aja ngga," kesal Saras

"iya Kirain, sayang," ucap Bunda sambil senyum-senyum ga jelas

"Hmm, maaf tan--"

Bipp ... Bipp ...
Suara Hp bunda Wati menghentikan ucapan laki-laki itu

"Aduh maaf iya, tante angkat telefon dulu," ucap bunda dan langsung berjalan keluar tanpa menunggu jawaban Sarah maupun siswa laki-laki itu

Saat pintu tertutup, mendadak suasana menjadi sangat canggung sekali. Dalam Hati Saras mencebik, ia sangat tidak suka dengan keadaan sepeti ini namun di samping itu ia tidak tahu harus memulai berbicara apa karena mereka tidak saling mengenal

"Oh iya, ini gue bawaain sesuatu buat lu,"Ucap Siswa laki-laki membuat Saras sedikit tersentak namun setelah itu Ia bisa mengendalikan dirinya lagi

Karna merasa Saras yang tidak merespon ucapannya, laki-laki itupun menaruh plastik hitam di tangannya di lemari kecil yang ada di pinggir berankar tempat tidur Saras

"Kenalin," Siswa laki-laki itu mengulurkan tangannya mengajak berkenalan

Dengan muka datar Saras memerhatikan tangan kanan laki-laki itu yang terulur mengajaknya berkenalan. Ia Berfikir siapa lelaki Di sampingnya itu Saras merasa tidak pernah berurusan dengan lalaki manapun selain ayah Dan abangnya, malah rata-rata para Siswa laki-laki menjauhinya karna merasa malas dan enggan meladeni sifat Saras yang kelewat cuek dan terkesan sombong. Tapi kenapa laki-laki ini malah menebar senyum dan mengajaknya berkenalan

Merasa uluran tangannya tak di sambut-sambut menbuat siswa laki-laki itu mengusap tengkuknya Karna merasa sedikit malu

"Eh, kalo ngga mau kenalan juga ga apa-apa, " kata siswa laki-laki itu sambil menurunkan uluran tangannya

"Nama gue Saras ambarawa. Biasa di panggil Saras, "ucap Saras sambil mengulurkan tangannnya untuk bersalaman. Siswa laki-laki itu langsung sumringah dan dengan senag hati menyambut uluran tangan Saras

"Gue Gian fikri Bani, biasa di panggil Gian," kata Siswa laki-laki itu sambil senyum manis

"Ada apa kesini?"tanya Saras dingin, Saras hanya mencoba untuk to the point karna malas untuk berabasa-basi dengan seorang yang belum benar-benar di kenalnya itu

"Sebenernya gue ... Gue kesini mau minta maaf," kata Gian dengan muka bersalah

Saras mengerutkan alisnya bingung. Kenapa laki-laki bernama Gian itu meminta maaf padanya jelas-jelas mereka baru saja bertemu dan berkenalan

Aneh ni orang. Batin Saras

"Maaf untuk? " tanya Saras berusaha secuek mungkin

"Buat kejadian waktu bola yang gue lempa kena kepala lu," Kata Gian dengan raut muka menyesalnya

Saras yang dengar itu langsung meremas seprai yang ada di depannya kuat-kuat karna emosinya yang mendadak naik

Jadi dia yang lempar bola kampret itu! Bati Saras yang mesih menahan gejolak emosi dalam dirinya

Gian yang melihat reaksi Saras hanya bisa malihanya was-was karna takut tidak di beri maaf

"Gu-gue bener-beber ga sengaja, sorry,"

Dengan tatapan tajam Saras melirik Gian yang sedang menatapnya dengan raut muka bersalah

Menarik bafas dan menghembuskannya dari bulut, Saras mencoba tenang

"Gue bakal maafin," kata Saras yang sukses menbuat Gian menjadi sumringah saat mendengarnya. Saras yang melihat itu hanya tersenyum tipis penuh misteri

"tapi bersyarat."

________________¥__¥_________
Wah kira-kira apa iya syaratnya? :/

Btw makasih udah baca (●'з')♡

[Akan di revisi saat sudah and]

Tbc.

The Cold GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang