2. Permintaan pertama

45 15 5
                                    

"Gue bakal maafin," kata Saras yang sukses menbuat Gian menjadi sumringah saat mendengarnya. Saras yang melihat itu hanya tersenyum tipis penuh misreri

"Makasih iy--"

"tapi bersyarat," lanjut Saras memotong ucapan sumringah Gian

Mendengar permitaan maafnya bersyarat ekspresi wajah Gian berubah menjadi lesu, ia baru tahu, ternyata mendapatkan maaf dari gadis di depannya itu tak semudah yang di harapkan

"Apa?" Tanya Gian lesu

Sesaat saras berfikir keras, kira-kira syarat apa yang akan diberikannya untuk Gian

Pus up 50 kali? Keliling lapangan 20 kali? Tidak itu terlalu mudah dan maenstrim. Mhh apa iyaa?

Cukup lama Saras berfikir hingga senyum tipis menghiasi wajahnya karna telah mendapatkan ide yang menurutnya sangat cemerlang dan anti maenstrim

"lu harus nurutin semua permintaan gue selama sebulan," ucap Saras enteng tanpa bebang sedikitpun sedangkan Gian yang mendengarnya sekarang sedang melongo tak percaya

"apa ga ada yang lain?"Gian mencoba menawar

"Ngga."

Gian menghembuskan nafasnya pasrah dan mengeleng kecil masih merasa tak percaya. Yang benar saja. Lelaki yang biasa di puja-puja kaum prempuan di sekolah Puraja bangsa itu sekarang menjadi Babu hanya demi mendapatkan maaf dari gadis di depannya itu. Tapi bagai manapun Gian harus menerima kerna bisa saja gadis di depannya itu menyebarkan rumor yang tidak-tidak dan setelah itu Gian di cap oleh fansnya sebagi cowo yang tak bertanggung jawab

Semangat, Gian lu hanya harus berakting selama satu bulan batin Gian

***
Sekarang sudah pukul 17:30 dan Saras baru saja sampai di rumahnya dengan di antar Gian. Bukan dari lubuk hati laki-laki itu yang ingin mengantarnya tapi ini karna paksaan dari Saras sebagai permintaan pertamanya

"Thanks," ucap Saras dingin lalu berbalik menuju pintu rumahnya tanpa berbasa-basi menawari Gian untuk mampir

Gian yang melihat itu langsung cemberut, "dasar es serut," ledek Gian sepontan saat melihat Saras sudah menutup pintu rumahnya. Gian kesal karna baru kali ini dia di perlakukan seacuh itu oleh prempuan. Biasanya para prempuan yang melihannya akan centil dan mencoba menarik perhatiannya. Namun saras berbeda dan perbedaan itu sukses membuat Gian jengkel setengah mati

Sarah melangkahkan kakinya menuju ruang keluarga untuk mencari sang Bunda karna ia ingin protes pada Bundanya itu yang telah tega meninggalkan anak gadisnya bersama laki-laki asing

"Asalamu'alaikum!"salam Saras sedikit berteriak saat sudah sampai di ruang keluarga

"Wa'alaikum sallam pak Haji!" saut Saif kakak pertama Saras

"dih kok kak Saif. Bunda mana?"tanya Saras kesal karna orang yang di carinya tidak ada. Ini adalah sifat asli Saras yang sebenar-benarnya, berisik dan cerewet bila dengan orang-orang terdekatnya, terutama keluarganya

"Gak tau, Pak Haji,"jawab Saif mencoba meledek adiknya dengan memanggilnya Pak Haji

"Dih gila," karna merasa tidak ada gunanya bertanya pada abangnya itu Saraspun mulai mencari sang Bunda ke dapur dan kamarnya meninggalkan Saif yang sedang melongo karna baru saja di katai gila oleh sang adik. Saras mendesah karna tetap tidak menemukan keberadaan Bundanya, merasa sudah cukup lelah Saraspun memilih pergi kekamarnya saja untuk mengistirahatkan badannya yang terasa pegal-pegal

Saras menjatuhkan badannya pada kasur king size empuknya namun setelah itu ia meringis memegang kepalanya yang berdenyut

Ish, sakitnya kok ga ilang-ilang. Ini semuan karna Cowo yang bernama Gian ituu. Dasar cowo gilaa, batin Saras menjerit

Karna merasa gerah Saraspun mendudukkan badanya berniat untuk mandi, namun pergerakannya terhenti saat netra coklatnya melihat kotak kado kecil yang ada di atas meja belajarnya

Saraspun berjalan mengambil kotak kado itu lalu perlahan ia menbukanya. Terlihat di dalamnya sebuah kertas yang sudah sedikit usam dan juga sebuah cincin perak polos yang ada ukiran huruf S & S . Saras memandang sendu kotak yang ada di tangannya, ia sungguh rindu dengan orang yang telah memberika surat dan cincin ini padanya

Sering kali Saras bertanya-tanya. Apakah dia juga merindukannya seperti Saras merindukan lelaki itu? Dan apakah dia masih mengingatnya? Apa dia masih memiliki rasa padanya? Saras membutuhkan jawabannya namun semua terasa mustahil

"Ayo tangkap aja kalo bisa wlle," ledek seorang anak laki-laki berseragam smp itu, mengejek anak prempuan di depan sana yang sekarang sedang menampakkan tampang cemberutnya

"Sini dihh bukunyaa," ucap gadis berseragam sama dengan anak laki-laki itu dengan ekspresi marahnya yang malah terlihat imut

"Kamu sini dulu tas akunya," kata anak laki-laki itu

"Buku aku dulu," ucap anak prempuan itu--Saras kecil-- karna takut saat ia mengembalikan tas laki-laki itu tapi bukunya tidak kembali

"Tas aku dulu!" Kata laki-laki itu tak mau kalah

"Buku aku dulu."

"Tas aku dulu."

"Buku aku dulu sini dihh," kata Saras kecil sambil mencoba mengejar anak laki-laki itu lagi

"Tas aku dulu," teriak anak laki-laki itu sambil berlari mencoba menghindari Saras kecil

Saras terkekeh geli saat mengingat kebersaannya dulu dengan laki-laki itu, walau di bumbui dengan segala pertengkaran tapi dari lubuk hati Saras yang terdalam sungguh ia sangat merindukannya. Ingin bertemu namun entah mengapa rasanya sangat mustahil

___________________________
makasih yang udah mau baca cerita akuヾ(≧▽≦*)o

Jan lupa Votmennya gess, huahuee...

[Akan di revisi saat sudah and]

Tbc.

The Cold GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang