Happy reading 😘
__________________________
Seperti biasa, dengan aerphon yang bertengger di kedua telinga Saras merjalan dengan malas menuju kelasnya
Samar-samar Terdengar suara gaduh dari arah kelas XI MIA 2, suara nya semakin jelas saat ia mulai memasuki kelas, walaupun tidak terlalu jelas juga karna suara musik dari aerphon di telinganya
Dengan cuek Saras melangkahkan kakinya menuju tempat duduk yang ada di bagian paling belakang. Ia mendudukkan bokongnnya di situ dan mulai membaca novel yang sengaja ia bawa
Sarah bersyukur untuk pertengkaran dua abang kembar absurdnya itu, karna sebab pertengkaran itu ia bisa terbangun dari tidurnya hingga tak harus repot-repot menerima hukuman dari Bu Riri Guru bahasa Inggris yang terkenal tegas dan galak itu karna ia terlambat masuk kelas
Sebenarnya bisa saja tadi Saras melerai perdebatan dua Abangnya tapi rasanya tak terlalu penting bagi Saras hingga ia memilih untuk pergi kekelas saja daripada harus rela kesiangan hanya untuk melerai kucing dan tikus
Saras terlalu fokus pada novel yang di bacanya hingga tak menyadari seorang lelaki yang mulai menghampirinya dengan santai tak memperdulikan tatapam-tatapan heran dan sapaan dari para pengemarnya terutama kaum prempuan hingga sekarang lelaki itu sudah berdiri tepat di samping tempat duduk Saras
Lelaki itu sedikit menjongkokkan kepalanya untuk melihat apa yang sedang di baca Saras
"Fiksi Remaja pasti!" Celetuk laki-laki itu membuat Saras memgerutkan dahinya dan menengok ke arah sumber suara
"Oh elu," cuek Saras
"Iya hehe, gue Gian yang kemaren," ucap laki-laki itu cengengesan, yang hanya ditanggapan oleh ekspresi datar Saras
"Oh Iya, ini salah satu syarat yang lu bilang biar lu maafin gue," sambil menyodorkan kotak makan berwarna biru tua
Tadi malam Saras memang memilih mengabari Gian untuk membawakannya bekal sebagai salah datu syarat lelaki itu di maaf kan sebab ia malas melihat perdebatan dua abangnya lagi
Tidak langsung menerimanya, Saras menatap kotak bakal didepannya dengan tatapan yang sulit diartikan
Flashback
"Ini," ucap seorang anak lelaki pada gadis yang sedang cemberut di tempat duduknya
Gadis itu tak menggubrus
"Saras, udah dong marahnya, aku minta maaf," bujuk anak laki-laki tersebut
Saras kecil malah membelikkan badannya membelakangi anak laki-laki itu
Anak laki-laki itu berlari kecil memutari meja dan berdiri di depan Saras," Saras maafin Ali. Janji deh ngga gitu lagi," ucapnya
Saras kecil menghembuskan nafas kasar," Janji iya," ucapnya mengacungkan jari kelingkingnya
Anak laki-laki bernama Ali tersebut langsung sumringah dan menyambut kelingking Saras kecil dengan kelingkingnya
"Janji."
"Ras?"
"Saras," Saras sedikit terperanjat saat merasakan sebuah tepukan di lengannya
Saras menoleh ke arah Gian
"Yeh, malah melamun. Itu bekelnya," ucap Gian
"Apa perlu gue suapin? Eh ga deh, nanti malah di gigit lagi" lanjutnya
Saras menatap bekal yang Gian sodorkan tanpa mengomentari ocehan barbar cowo itu. Perutnya belum lapar, bila di pakda pasti akan mual, rasanya akan mubazir bila ia menerima makanan itu karna tidak akan dimakan
"Buat lo."
Gian yang mendengar pernyataan singkat Saras hanya melongo, "Heh, srius nih?" tanya-nya memaslikan
Saras tak menjawab dan memilih kembali fokus pada novelnya
Gian yang mendapat tambahan sarapan menjadi sumringah, "makasih," ucapnya dan memasang senyum manis, membuat beberapa siswi yang diam-diam menyaksikan mereka berdua menatap sinis
Gian memilih duduk di meja depan Saras, namun baru saja Gian membuka kotak bekat itu terdengar suara bel tanda masuk berbunyi
"Ellah baru juga di intip ni bekal," gumam Gian
Saras rasanya ingin terbahak saat melihat tampang memelas Gian, namun sebisa mungkin ia tahan
Tak lama guru memasuki kelas membuat Gian mendesah dan memilih beranjak kekelasnya tanpa mengatakan apa-apa pada Saras
++++
Seperti biasa saat jam istirahat Saras akan pergi ke taman belakang. Ia mulai merapikan peralatan tulisnya tanpa menghiraukan beberapa siswa siswi yang melewati kursinya
Tidak lupa Saras membawa benda-benda keramatnya yaitu sebuah novel, hendphon dan aerphon
Saras memasang aerphon ke telinganya dan mulai melangkah keluar kelas. Lagu 2U dari jastin beaber mengalun merdu di telinganya
Saras mengalihkan pandangannya kearah lapangan, disana terlihat beberapa siswa sedang bermain basket dan ada beberapa yang menyemangati dari pinggir lapangan sambil berteduh dari terik nya sinat matahari
"Semangat!!"
"Lawan! Jangan mau kalah, semngat!!" sorak-sorakan itu saling bersahutan membuat suasana lapangan menjadi benar-benar ramai
Jujur saja terkadang Saras merasa iri. Merasa mengapa tidak dia saja yang ada di posisi itu, setidaknya hanya sebentar untuk merasakannya, merasakan menikmati masa-masa SMA. Tapi rasa malas di khianati untuk orang-orang yang mengaku teman namun menusuk dari belakang itu rasanya tak ingin ia rasakan lagi
Saat ingin mulai mencari teman entah mengapa ingatannya selalu kembali pada saat dulu ia di khianati dan di manfaatkan. Ada niat untuk melupakan namun entah mengapa rasanya hati dan pikiran tak berjalan dengan selaras
"Aaa ...!!" sebuah teriakan membuat Saras tersentak dari lamunanya. Ia menoleh ke arah sumber suara, ternya ada segrombol siswi yang sedang mengerubuni sesuatu
Saras kesal, namun ia mencoba acuh saja. Karna Saras yakin meski di tegur mereka bukannya meminta maaf tapi malah balik menyerang Saras
Menarik nafas dalam dan menghembuskannya kasar, ia mulai melangkah melewati gerombolan siswi itu dengan kepala yang menegok ke arah lapangan melihat beberapa siswa bermain basket rasanya itu lebih menarik dibandih melihat kelakuan mereka yang terkesan lebay menurut Saras
"Es!"
"Es Glondong!!" Saras memelankan jalannya dan mengernyit merasa mengenal suara dan panggilan itu. Namun ia sendiri juga tidak yakin
Karna tidak mau ambil pusing Saras pun memilih memepercepatkan langkahnya agar segera sampai di taman
Tap.
Tap.
Tap.
Saras mendengar suara langkah kaki yang mencium lantai dengan keras, namun ia pikir itu hanya lah suara anak-anak lain yang sedang bermain kejar-kejaran. Namun, ia terkejut saat merasakan ada seseorang yang memegang tangannya dengan tiba-tiba
__________________________
Abis uwuww. ^^Makasih yang udah sempetin baca, lupyu 😙😆
[akan di revisi saat sudah end]
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Girl
Teen FictionSaras Ambarawa, seorang gadis dingin yang sangat suka suasana tenang, namun ketenangannya mulai terusik semenjak pertemuannya dengan seorang most wantted di sekolahannya yaitu Gian Fikri Bani yang memiliki sifat barbar, petakilan dan gila akan popul...