3; Selamat Pagi, Chelsea.

289 45 7
                                    

Cewek berambut panjang itu mendecak sebal, menutup buku Matematika itu dengan kasar. Ia mengacak-acak rambutnya frustasi, membuat seluruh pandangan siswa-siswi di perpustakaan sempat menengok padanya,

Kezia merapikan buku Matematikanya dan alat tulisnya, memasukannya ke dalam tas sekolahnya, dan segera keluar dari perpustakaannya itu.

"Gila, gimana gue bisa belajar mtk kalo kaya gini, bodo banget otak gue." Keluhnya.

Iya, seharusnya menepati janjinya untuk pulang bersama Chelsea. Cuman, karena soal Matematika sialan itu, membuat Kezia seperti terbentur sesuatu, ia pergi ke perpustakaan untuk mempelajari rumus-rumus sialan dari Pak Dani itu.

"Udah, gue nyerah. Otak gue bukan buat mtk." Cerocosnya dengan wajah sebal.

Kezia berjalan menuju gerbang sekolah masih dengan wajah penuh penyesalan, dan berkomat-kamit memaki rumus Matematika yang sama sekali tidak masuk di otaknya itu.

"Kak Kezia! Hai." Sapa seorang lelaki tampan yang merupakan adik kelasnya itu.
"Kak Kezia!"
"Kakak Kez."
"Kak Zia!" Sapa gerombongan adik kelas yang melewatinya.

Jangan lupakan prihal soal Kezia yang terkenal hits satu sekolah sebagai wanita cantik dan jutek.

Kezia membalas sapaan adik kelasnya itu dengan senyuman, "Eh, hai."

"Kez. Woi!"

Kezia mendecak sebal, siapa lagi sekarang, siapa yang menyapanya dengan teriakan yang keras dan menyebalkan itu.

Kezia menengok ke arah deretan parkir motor, "Oh, lo?" Kezia mengangkat sebelah alis matanya melihat Fajri yang terduduk di motor milik lelaki itu.

"Sini lo!" Fajri melambaikan tangannya meminya Kezia untuk menghampirinya.

"Duh, apaan lagi si pake disuruh-suruh segala gue." Dengusnya sembari menghampiri Fajri.

"Gue mau nanya sama lu, Kez." Kata Fajri dengan mimik wajah yang so seriusnya itu.

"Apaan?"

"Chelsea tuh orangnya emang gitu ya? Kebal sama cowok ganteng macem sahabat gue itu?" Tanya Fajri serius.

"Iya, dia emang gak pernah peduli sama cowok, mau ganteng, tinggi, putih kayak Fiki sekalipun. Gue udah kenal dia gimana, sejak dia pindah kesini." Kata Kezia.

Fajri mengangguk mengerti, "Jadi, ada kemungkinan gak nih?"

"Gue sih yakin sama Fiki."

👾👾👾

Line!

Handphone Chelsea bergetar. Membuat Chelsea yang sedang fokus membaca novel romantis itu kini menengok ke arah tempat ia menyimpan handphonenya.

"Kezia kali ya? Jam segini pasti mau curhat." Chelsea nengok melihat jam, sudah jam 9 malam. Tidak mungkin orang lain mengirimnya chat biasa di jam segini.

Chelsea mengabaikan notif itu. "Biarin deh, semoga Kezia curhatnya besok di sekolah." Gumamnya.

Chelsea membalik lembaran pada buku novel tebal itu. Mulai tertarik dengan cerita percintaan Dilan dan Milea yang begitu unik. Sempat membuat Chelsea sesekali tersenyum sendiri. Namun ketika ia tersadar ia tersenyum sendiri, Chelsea segera merubah wajahnya kembali menjadi datar.

Trttt...

Trrttt..

Trtttt..

"Aiishhh." Chelsea dengan cepat beranjak menuju meja belajarnya. Mengangkat telepon itu dengan cepat.

"Apaan, Kez?"

PANGERAN TIDUR| FIKI X CHELSEA {un1ty x starbe}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang