7; Lapangan Basket

486 56 20
                                    

Gadis berambut pendek itu berjalan sembari terus meraba-raba bibirnya. Mau kesal, karena ciuman pertamanya di renggut begitu saja tapi percuma. Keadaan tidak bisa dibalikan seperti semula kan.

Fiki.

Nama lelaki itu terus membuat Chelsea bertanya-tanya. Kenapa? Sepenting apa balasan cinta Chelsea untuk Fiki? Padahal lelaki itu bisa dengan mudahnya memacari banyak wanita di luar sana.

"Chel!" Suara itu membuat langkah Chelsea terhenti tepat di depan gerbang sekolahnya.

Iya itu suara Kezia. Dengan cepat, Chelsea membalikan badannya. Eh, tapi ada Fiki dan Fajri juga yang jalan bersamaan dengan Kezia.

Oke, entah mengapa sekarang setiap melihat Fiki. Momen ketika lelaki tinggi itu mencium Chelsea di rooftop terputar kembali di benak Chelsea.

Chelsea harus berusaha biasa saja, berusaha seperti tidak terjadi apa-apa. Atau, dua temannya itu mungkin akan menyadari apa yang telah terjadi di antara Chelsea dan Fiki. Bisa gila karena ledekan mungkin.

"Eh, sorry. Gue tadi jalan duluan." Kata Chelsea pada Kezia. Chelsea menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Iya gapapa, tapi tumben lo ninggalin gue." Kata Kezia dengan mata menyipit.

"Sumpah ya, lo berdua kenapa sih?" Fajri menatap Chelsea dan Fiki secara bergantian.

"Apaan? Ga kenapa-napa tuh." Ucap Fiki dengan santai.

"Iya, gaada apa-apa juga." Susul Chelsea.

Chelsea menatap Fiki dengan sebal. Kenapa juga lelaki itu terlihat biasa saja. Atau mungkin, Fiki memang sudah pernah mencium wanita sebelumnya. Tidak adil!

"Udah Ji, lo kepo amat sama urusan orang." Kezia menyiku siku Fajri keras.

"Oh iya Chel. Lo balik bareng Fiki ya. Gue bareng Aji, mau belajar mtk gue." Ucap Kezia dengan santai. Iya santai. Chelsea yang gelisah setengah mati.

Harus ngobrol seperti apa nanti dengan Fiki. Ah, bodoh. Kenapa malah jadi canggung seperti ini. Dasar Chelsea. Si mata bulat yang polos dan juga menggemaskan.

"Eh Kez-"

"Iya udah. Lo berdua balik gih, gue sama yang anter Chelsea." Potong Fiki.

"Yaudah, tiati nyetir motornya lo Fik. Awas aja lo." Kata Kezia dengan sinis.

"Gue sama Kez duluan ya Chel,Fik." Pamit Fajri sambil menyeret tas Kezia seperti sedang membawa anak kucing itu.

"Oke, tiati!" Teriak Fiki.

Chelsea memutar badannya terlebih dahulu menuju gerbang. Secepat kilat, Fiki menahan lengan Chelsea, membuat gadis cuek itu terpaksa harus berbalik menatap Fiki.

"Gue ga parkir di luar sekolah, Chel." Ucap Fiki dengan nada yang rendah.

Chelsea tersenyum tipis, "Oh, so-sorry. Gu-gue-"

"Gue yang minta maaf." Kata Fiki sembari menggandeng lengan Chelsea.

Fiki berjalan menuju tempat parkir motornya.

"Kenapa?"

"Ciuman pertama lo kan?" Tanyanya.

Chelsea membulatkan matanya terkejut. Sial. Kenapa harus dibahas lagi. "Kok lo tau?" Tanya Chelsea bingung.

"Abisnya waktu gue cium, lo kaku banget.. hahaha."

Plak.

"Ah. Sakit." Fiki mengelus-elus punggungnya yang habis terkena pukulan keras dari Chelsea.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PANGERAN TIDUR| FIKI X CHELSEA {un1ty x starbe}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang