Segera kusobek penutup kepalanya, tetapi mereka lebih sering menyebutnya dengan kerudung atau apalah namanya terserah. Aku tak penduli namanya dan tidak mau mencari tahu juga. Aku juga paling anti dengan begituan.Sekarang yang terpenting adalah menyelamatkan gadis kampung itu. Namun, ketika kusobek kerudungnya untuk membalut lukanya. Kinan memberontak dengan kasar seperti seorang yang telah kehilangan barang berharga. Bahkan mungkin telah kehilangan jati dirinya sebagai wanita.
Selain kampungan ternyata Kinan juga sangat berlebihan tentang apa pun. Tidakkah ia memikirkan kondisinya sekarang? Sikapnya itu membuatku semakin ilfeel saja. Sorotan kemarahan tersirat jelas di wajah pucatnya.
Gadis kampung itu masih sempat-sempatnya memikirkan penampilannya. Dibandingkan nyawanya yang sudah di ujung tanduk. Antara mati dan hidup. Di mana pikiran Kinan sekarang? Dasar wanita!
"Jangan sobek hijabku, Mas!" hentaknya dengan suara lemas bahkan nyaris tak terdengar.
"Kamu mau mikiri hijabmu atau nyawamu sekarang hah, Gadis Kampung?" bentakku dengan lantang membuat tubuh lemasnya gemetar dengan kuat.
Siapa suruh membuatku emosi disaat suasana genting seperti ini. Tanpa kusadari saat rambut Kinan terlepas dari penutupnya. Rambut ikal mayang itu terlihat sangat indah saat angin meniupnya dengan pelan. Membuat rambut indahnya menari-nari di angkasa.
Astaga ... Arman apa yang kamu pikirkan sekarang? Berhentilah memperhatikan gadis kampungan itu. Tetaplah fokus untuk menghabisi mereka. Mobil sport berwarna merah itu masih mengikutiku. Sialan!
Kugerakkan tangan ini dengan cepat untuk meraih pistol yang ada di nakas mobil. Untuk menembaki mobil mereka. Balas membalas tembakan sekarang terjadi dengan sengit dan mengerikan.
Tidak hanya mobil sport merah itu yang mengikutiku, tetapi juga ada kawanan motor yang menyerangku dari samping dengan sadis. Jika tidak ada Kinan pasti sudah kuhabisi mereka sekarang juga.
Dor ... dor ... dor ....
Suara riuh tembakan disertai himpitan mobil dengan mobil dan juga motor yang mengepungku. Membuat diri ini terpaksa turun dari mobil untuk menghabisi mereka. Kuraih tubuh Kinan untuk mengendongnya di belakang.
Karena tidak mungkin kutinggalkan Kinan sendiri di sana. Bisa-bisa anak buah Hardi memanfaatkannya untuk membuatku menyerah. Seorang Arman tidak akan pernah menundukkan kepalanya dari siapa pun itu.
Kuhajar mereka satu persatu dengan tangan kosong. Untuk menyingkirkan serangga aku tidak butuh senjata. Bahkan dengan memejamkan mata saja aku bisa menghabisi mereka dengan cepat.
Kinan begitu ketakutan saat melihatku bergerak dengan membabi buta. Untuk menumpaskan mereka satu demi satu tanpa belas kasih. Kudengar suara napasnya tak beraturan. Mata sayupnya dipenuhi dengan kekhawatiran yang tersirat.
Gadis kampung itu semakin erat memelukku. Takut, sedih, dan kalut yang mungkin ia rasakan sekarang. Ini belum apa-apa Kinan, biasanya aku bisa lebih sadis dari ini Terimalah nasibmu sekarang untuk menjadi istri mafia besar.
Sekarang kau harus terbiasa untuk melihat nyawa-nyawa yang melayang tepat di depan matamu. Setelah aku mengalahkan mereka semua. Kuputuskan kembali ke mobil dan menjual koin-koin kuno ini secepat kilat.
Tak heran jika Hardi mengincar koin-koin kuno China ini dari tanganku. Koin-koin ini adalah barang langka yang disundupkan dan dicuri dari negara China sendiri. Tentunya untuk dijual dengan pencinta barang-barang antik.
Dengan harga 30.000 yuan untuk sepuluh keping koin. Menurut sejarah koin-koin kuno itu sudah ada sejak zaman Dinasti Chen. Tak heran jika hargannya bisa fantastis seperti itu. Karena memang sulit untuk didapatkan dengan mudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nasib Menjadi Istri Mafia( Sudah Terbit)
ActionMafia yang takut jatuh cinta, tetapi justru terjebak cinta yang rumit dan sulit dengan gadis kampung, Kinan Permata.