Diselamatkan Dokter Crish

577 10 1
                                    

Prov Kinan Permata
•••

Aku melangkah dengan gontai saat mobil mas Arman sudah menghilang dari jalanan. Hari ini kuputuskan untuk pergi ke toko buku membeli buku resep makanan Barat.

Agar kesalahanku tidak terulang lagi. Cukup pagi ini saja aku membuatnya kesal dengan sikapku yang terlalu bodoh. Membuat makanan kampung. Dan memesan makanan dari go food dengan asal-asalan.

Tak masalah Kinan Permata masih punya sejuta cara untuk meluluhkan hati seseorang Arman Kusuma. Walaupun aku gadis kampung yang bodoh. Tetapi, aku adalah pencuri hati yang hebat.

Siapa pun tidak akan mampu menghindari daya tarikku. Dulunya aku adalah bunga desa di kampungku. Gadis yang selalu menjadi rebutan pemuda kampung.

Bahkan berjam-jam mereka akan rela mematung hanya untuk sekedar menunggu pintu rumahku terbuka. Namun, mas Hendrawan selalu bila jika kecantikan bisa menjadi anugerah dan musibah dari-Nya.

Bila pemilik paras indah itu tak mampu menjaganya. Dari situlah mas Hendrawan membentukku menjadi kepribadian yang benar-benar kenal dengan Tuhannya.

Tetapi, itu dulu sekarang mas Hendrawan telah berubah. Ia bukan lagi mas Hendrawanku yang mengajarkanku tentang bagaimana  menjaga paras cantikku.

Ia sekarang hanyalah seorang Hardi. Yang hanya mengerti bagaimana cara untuk membunuh dan menghabisi seseorang. Tak penduli apa akibatnya jika ia membunuh seseorang. Tanpa tahu dosa dan kesalahannya.

Kekerasan kota besar telah mengubah karakternya sendiri. Hanya demi kesenangan dunia. Ia korbankan prinsip dan keimanannya. Aku begitu miris dengan itu semua, mas Hendrawan.

Saat aku mulai ingin ke luar dari pagar rumah mas Arman. Dua bodyguard menghadangku. Pasti mereka ingin mengawalku. Agar terhindar dari serangan musuh.

Aish ... kenapa hidupku menjadi serumit ini? Mau pergi saja sekarang tak sebebas dan seluwes dulu. Ke mana-mana selalu dibuntuti dengan orang-orang berbadan kekar itu.

Aku merasa seperti seorang pejabat negara. Yang memang berkewajiban untuk dikawal. Karena setiap napasku sekarang adalah hitungan untuk nyawaku sendiri. Mungkin hari ini aku bisa menjadi sasaran empuk dari musuh mas Arman.

Tunggu, tunggu ... bukannya musuh besar suamiku adalah kakakku sendiri. Apakah mas Hendrawan juga akan memanfaatku? Untuk meraih keuntungannya atas mas Arman.

Ah, aku terlalu kepedean untuk berharap menjadi titik lemah dari mas Arman. Melihatku saja mas Arman sudah muak apalagi mau menganggapku penting dalamnya.

Berhentilah Kinan untuk mengkhayal yang tidak-tidak tentang mas Arman. Dilirik saja sudah syukur apalagi mau berharap untuk diberi cinta. Itu adalah khayalan tingkat dewa dari seorang Kinan Permata.

Aku mohon hal yang kulakukan saat ini. Jangan sampai melenceng dari tujuan awalku, Ya Allah ... yaitu hanya ingin membuat Arman Kusuma menjadi manusia yang berhati. Iya hanya itu saja ....

Atau jangan biarkan hati ini berlabuh padanya itu akan sulit untukku. Memilih mana yang sebenarnya harus kupilih. Mas Arman atau mas Hendrawan. Nama mereka sama-sama ada di hatiku. Apakah termasuk mas Arman juga?

Entahlah ... Apa yang sedang kurasakan sekarang? Ada getaran hebat di hatiku saat mata elangnya menatapku dengan sinis.

Bukan rasa takut yang kurasakan, tetapi rasa yang sedikit aneh. Mendebarkan setiap detak jantungku. Apakah ini yang namanya jatuh cinta?

Jika memang iya, aku benar-benar sudah gila. Seorang Kinan Permata telah jatuh cinta pada Arman Kusuma---mafia besar. Musuh dari kakaknya sendiri.

"Nyonya Arman mau ke mana?" tanya pria kekar itu dengan lembut tak sesuai dengan wajah garangnya.

"Ke toko buku, tapi gak perlu diantar. Aku bisa sendiri," jawabku dengan datar sembari menunggu taxi online yang sudah kupesan.

"Biar kami antar saja, Nyonya. Jika nanti terjadi sesuatu pada Nyonya. Bisa-bisa kepala dan tubuh kami sudah terpisah begitu saja. Atau lebih parah dari itu," ucapnya dengan nada gemetar karena sembari membayangkannya.

Ya Allah ... kenapa aku selalu dihadapkan dalam situasi seperti ini? Yang kudengar hanya selalu penindasan dan pembunuhan saja sih. Apa tidak ada yang lebih mengerikan daripada ini semua?

Aku segera membatalkan pesanan taxi onlineku. Dan mengiyakan tawarannya. Aku tidak mau menjadi penyebab kematian dari seseorang. Aku sudah banyak menyaksikan kematian di depan kepalaku sendiri. Dengan berbagai bentuk penindasan.

•••

Aku memilih buku dengan cermat dan memperhatikan sumber-sumber dari penulisnya. Agar tidak terjadi kesalahan sama sekali. Saat aku membuat masakan Barat nanti.

Itulah alasanku tidak mencari buku resep makanan Barat dari internet. Terkadang sumber dari internet tidak bisa dipertanggung jawabkan. Sumbernya kadang-kadang ngawur dan asal ambil saja dari beberapa sumber.

Satu rak yang membuatku tertarik untuk mendekatinya. Rak-rak itu memuat buku resep dari berbagai daerah dan negara. Rasa pegal kakiku menghilang begitu saja saat melihatnya.

Sudah satu jam aku mengelilingi toko buku besar ini. Namun, tidak kunjung menemukan apa yang kumau. Kakiku berjinjit untuk berusaha mengambil buku yang berada paling atas.

Ya begini nasibnya menjadi orang pendek. Harus berusaha dulu saat ingin mengambil sesuatu dari ketinggian. Sialan kenapa sih makanan Barat itu harus diletakkan di atas.

"Butuh bantuan Nona?" tawar dari pemuda tampan dengan senyuman sumingrahnya.

Dari penampilannya aku yakin jika ia bukan penduduk pribumi. Mungkin blasteran atau malah orang asing. Yang sudah lama tinggal di Indonesia.

Dari mata biru dan rambut pirangnya. Aku yakin dan bisa mengatakan jika ia bukan penduduk pribumi. Ya, mungkin saja ... di kota besar seperti ini apa pun bisa diubah dan terjadi.

"Iya," jawabku singkat dengan masih memperhatikan wajahnya karena penasaran dengan asal-asulnya.

Pemuda tampan itu segera mengambilkan buku dari rak itu. Dan tanpa sepatah kata lagi memberikannya padaku. Lalu melangkah pergi meninggalkanku.

Tanpa menyapa tegur terlebih dahulu. Begitukah sifat semua orang kota? Entahlah ... aku tidak boleh bersunudzon seperti ini dulu. Apa penduliku dengannya? Dia kan hanya seorang yang tak kukenal!

Tiba-tiba ada segombalan orang yang menyeretku dengan paksa. Di mana para bodyguardku tadi? Namun,  sayangnya mereka gagal membawaku masuk ke dalam mobil. Karena tanpa diduga pemuda tampan itu menyelamatkanku.

Dengan hebatnya ia menghabisi penjahat-penjahat itu. Satu persatu penjahat itu tumbang di tangannya. Dan membawaku pergi menjauh dari pusat keramaian.

"Kamu tidak papa, Nona? Perkenalkan namaku Christhoper Khan. Seorang dokter asing yang telah lama bertugas di Indonesia," ucapnya membuat rasa penasaranku hilang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nasib Menjadi Istri Mafia( Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang