D E L A P A N B E L A S

630 74 11
                                    

"Kak, bangun..."

Yohan mengerang begitu merasakan seseorang menepuk-nepuk pipinya, kemudian suara kembali terdengar olehnya. "Kak Yohan, bangun. Aku udah nyiapin sarapan."

Tanpa diduga, Yohan menepis tangan Hyunjin dan segera mengubah posisi tidurnya menjadi duduk. "Berisik, lagipula nanti jika kalian sudah berangkat aku pasti sarapan."

Hyunjin sempat terdiam beberapa saat sebelum akhirnya mengangguk dan tersenyum tipis. "Kalau gitu, kakak lanjut istirahatnya saj—"

"Ck. Karena kamu, rasa lelahku hilang. Minggir aku ingin mandi," potong Yohan terdengar menyebalkan.

Sementara gadis itu hanya diam tak membalas dan segera menyingkir mengikuti apa yang Yohan katakan, meski diam-diam ia menggigit pipi bagian dalamnya.

Hyunjin baru menyelesaikan sarapannya begitu melihat sosok Yeji keluar dari kamarnya masih dengan piyamanya. Alis pemuda itu terangkat sebelah, merasa heran sekaligus khawatir kala didapati wajah adiknya memucat.

Sampai akhirnya ia memilih bertanya pada Yeji, "Kamu kenapa? Sakit?"

Yeji mengangkat pandangannya dan memperlihatkan bawah matanya yang menghitam. "Semalem aku begadang ngerjain project dari sekolah, Kak, lemes banget ini."

"Suruh siapa begadang lagian?" sinis Minhyun tiba-tiba, kebetulan pemuda itu baru keluar dari kamarnya juga. "Project apa? Masih kecil aja bahasanya project."

"Ih, gak tahu. Kemarin gurunya ngasih ke aku, walaupun ini kelompok tapi tetep aja aku kebagian tugas lumayan banyak," jawab Yeji disertai keluhan sedikit.

"Terserah kamu, terus sekarang mau sekolah, gak?" sela Hyunjin begitu Minhyun baru ingin kembali membuka mulutnya.

"Gak. Ngantuk banget."

Hyunjin hanya mengangguk sekilas sebelum ia meraih hoodie-nya dan beralih pada Minhyun yang tengah mengoleskan selai ke rotinya. "Kak, duluan," pamitnya.

Dan hanya dibalas dehaman singkat dari Minhyun.

Jinyoung berkali-kali melontarkan pertanyaan tentang keadaan Kim begitu melihat gadis itu sudah masuk sekolah hari ini. Sementara Kim hanya membalas satu pertanyaan dari pemuda Bae itu.

"Nggak apa-apa, Jinyoung. Aku sudah sehat!"

Tapi Jinyoung tetap bersikeras bahwa Kim seharusnya sekarang sedang istirahat di rumah daripada harus berkutat dengan pelajaran dan beberapa ulangan harian.

"Nanti nilaiku kosong terus gak naik kelas, kamu mau?" balas Kim sedikit kesal begitu pemuda itu menyinggung soal ujian dan sejenisnya.

Sementara Hwang yang baru memasuki kelas langsung terdiam di bingkai pintu begitu melihat keduanya seperti tengah saling melempar obrolan dengan nyaman. Begitu melihat Kim tertawa, seperti ada yang ribuan kupu-kupu terbang di perutnya sekaligus ada sesuatu yang remuk di dada Hwang, entah apa itu.

"Eh, Hyunjin?"

Pemuda itu menolehkan kepala mendengar suara lembut seorang gadis memanggilnya, lantas matanya melebar mendapati sesosok kelinci—ah, bukan, malaikat sudah berdiri di belakangnya.

"Heejin?" Hwang membalikkan badannya, kemudian memegang erat kedua bahu gadis bernama Heejin itu dengan pandangan mata yang nanar. "Kamu... beneran Heejin?"

Taehyun kembali menguap tatkala guru di depannya tengah menerangkan bagaimana cara mencari sebuah usaha dengan serius. Teman sebangkunya, Choi Yeonjun segera menyikut lengan pemuda itu.

"Hei, berhenti menguap. Dia mulai melirikmu," bisiknya sambil mendekatkan mulutnya pada telinga Taehyun.

Taehyun sempat melirik sekilas antara Yeonjun dan guru fisikanya, sebelum tiba-tiba bangkit dan menginterupsi dengan alasan ingin ke toilet. Sang guru hanya berdeham memperbolehkan, lalu tanpa menunggu lama ia keluar kelas dengan langkah lebar.

Jika kalian kira bahwa Taehyun akan benar-benar ke toilet, maka kalian salah. Ia langsung melangkah dengan tenang berbelok pada persimpangan antara kelas dan perpustakaan menuju taman belakang sekolah.

Pemuda itu merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah pemantik api. Namun, baru saja tubuhnya hendak bersandar pada salah satu pohon tua yang berada di sana, suara seseorang menghentikan niatnya.

"Taehyun?"

Taehyun mengangkat pandangannya dari pemantik api demi mendapati seorang gadis familiar berdiri di hadapannya. "Iya?"

"Ingat saya?" tanya gadis itu terdengar bersemangat, diam-diam mengulum bibirnya menahan senyum lebarnya.

Pandangan Taehyun jatuh di mata bersih gadis itu, sempat beberapa kali menimang dalam benak sebelum akhirnya ia bersuara pelan. "Em... Lee Chaeryeong?"

Dan tanpa bisa ditahan lagi, Chaeryeong memperlebar senyumannya.




**2020 March, 22

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**
2020 March, 22

maaf udah gantungin kalian lagi, maaf jg yh chap ini bosenin :))

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Alter Ego ; 2hyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang