Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Taehyun keluar dari rumahnya dengan mengendap-endap, matanya melirik ke sekelilingnya demi menghindari kemungkinan untuk bertemu dengan Kim ataupun Yohan. Ia menutup gerbang dengan pelan dan segera berbalik.
Kakinya melangkah cepat ke rumah di seberang, meski matanya tak berhenti melirik waspada. Baru ia ingin mengetuk pintu rumah milik keluarga Hwang itu, suara seseorang mampu membuat jantungnya nyaris kehilangan fungsinya.
"Sedang apa kau di sini?"
Taehyun tahu betul siapa pemilik suara bernada dingin itu, dan sudah dipastikan baginya bahwa keadaannya setelah ini tidak akan baik-baik saja.
—
Yeji terlihat berjalan kaki seorang diri setelah gadis itu selesai membeli beberapa makanan ringan dan beberapa kebutuhan bulanan. Namun begitu ia sampai di depan rumahnya, mata kucingnya menangkap keberadaan seseorang yang paling tidak ingin ia lihat.
Kim Hyunjin beserta kakak keduanya, Hwang Hyunjin tengah berbincang berdua di halaman rumah keluarganya.
Tatapan gadis Hwang itu menajam seiring langkahnya yang semakin dekat dengan kedua insan itu. Genggamannya pada kantung belanjaannya pun tanpa disadari menguat begitu melihat bagaimana bahagianya Hwang Hyunjin berada di dekat Kim Hyunjin.
Saat melewati keduanya, dengan sengaja ia mendecih dan melirik tajam kakaknya itu sebelum masuk ke dalam rumah disertai bantingan pada pintu dengan cukup keras.
Hwang yang melihat kelakuan adiknya itu segera menoleh pada Kim. "Maafkan sikapnya, mungkin dia sedang kedatangan tamu."
"Tidak apa."
Begitu pandangan Hwang berpaling darinya, gadis itu menyeringai tipis sebelum secara tiba-tiba sosok Yeji keluar dari rumah dengan sebilah pisau daging di genggaman.
"Kak, jauhi dia sekarang juga!" serunya lantang.
Membuat ekspresi wajah Kim mengendur begitu saja dan tatapannya perlahan menggelap melihat gadis Hwang itu dengan beraninya mengacungkan pisau itu kepadanya.
—
Yohan baru ingin menikmati suasana dari balkon di kamar adik keduanya itu saat terdengar suara seorang gadis berteriak dari rumah di seberangnya. Saat ia melihat apa yang terjadi, kedua matanya membelalak melihat tengga sebelahnya itu mengacungkan pisau kepada Kim.
Dengan segera ia berlari masuk ke dalam rumah dan menuruni tangga. Begitu ia membuka pintu pagar, Yeji sudah ditahan oleh Hwang. Sementara adiknya itu masih diam saja.
"Kim Hyunjin!"
Kim berbalik, tatapannya terlihat asing bagi Yohan membuatnya sempat tertegun beberapa saat sebelum akhirnya berlari menghampiri ketiganya.
"Apakah adikmu sakit jiwa?" tanya Yohan begitu ia berdiri di samping Kim, tangannya bergerak merangkul gadis itu dengan erat.
Hwang yang mendengarnya langsung tersulut emosi begitu saja. "Maaf, tapi maksudnya Anda mengatakam itu apa?"
"Dia baru saja ingin membunuh adikku."
"Tidak! Justru dia yang ingin membunuh kakakku! Dia gila! Sudah tidak waras!" sela Yeji tiba-tiba membuat pandangan Hwang dan Yohan beralih kepadanya.
Hwang mengangkat kedua alisnya sebelum tangannya tergerak untuk menampar pipi adiknya itu. "Jaga ucapanmu, Hwanh Yeji. Kak Minhyun ataupun aku tidak pernah mengajarimu mengatai seseorang tanpa bukti."
"Tapi aku berbicara fakta!" sanggah Yeji masih keras kepala dengan tuduhannya. "Lihat saja dia! Dia aneh! Dia terlalu tiba-tiba masuk ke dalam kehidupan kakak! Dia bukan gadis baik-baik! Sudah kubilang dari jauh hari—"
PLAK!
"Berhenti mengatakan hal yang buruk kepada adik saya!" potong Yohan sambil menampar pipi Yeji.
Sementara Kim yang melihat itu diam-diam menarik seringainya. Pandangannya jatuh pada gadis Hwang itu yang kini terlihat menahan tangisnya dengan salah satu pipinya memerah akibat menerima dua kali tamparan.
Rasakan itu, Hwang Yeji.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
