L I M A B E L A S

411 77 2
                                    

Tok! Tok!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tok! Tok!

"Halo? Hyunjin? Taehyun?" panggil Jinyoung sembari berkali-kali mengetuk-ngetuk pintu utama rumah keluarga Kim dengan cukup kencang.

Ia menghela nafas resah begitu tak kunjung mendapat respon dari penghuni di dalam. Padahal jelas-jelas tadi ia mendengar suara dari dalam rumah yang menandakan rumah ini berpenghuni.

"Kak Jin!"

Jinyoung membeku di tempat, ia dengan sekuat tenaga mencoba mendobrak pintu setinggi sekitar dua meter itu berkali-kali. "Taehyun, jawab! Ini Jinyoung!"

"Kak Jinyoung tolongin aku!"

Terdengar balasan dari seseorang di dalam, membuat Jinyoung mengerahkan seluruh tenaganya untuk mendobrak pintu tersebut. Namun sudah hampir berpuluh-puluh kali badannya menghantam kayu tersebut, pintu itu sama sekali tak memberi respon yang bagus.

"Kak Jin, maaf! Ampun, kak!" tiba-tiba Taehyun kembali berteriak, sebelum terdengar suara barang pecah di dekat pintu utama.

Prang!

"Kim Hyunjin, jangan sakiti Taehyun! Dia itu adikmu!" Jinyoung memperingati dari luar, meski ia sadar bahwa usahanya itu akan sia-sia saja.

"Kak Jin, ampun," lirihan Taehyun terdengar tepat di balik pintu utama, membuat Jinyoung kembali mencoba mendobraknya.

BRAK!

Akhirnya pintu terbuka, namun pemandangan yang menyapa Jinyoung pertama kali adalah sebuah vas impor melayang ke arahnya. Pemuda itu untungnya masih sempat menghindar dengan merunduk dan merangkak mendekati Taehyun yang berjongkok di samping pintu.

"Tae, are you okay?" Jinyoung melihat-lihat keadaan Taehyun sebelum menemukan kejanggalan, "oh my god—you're bleeding! Ayo, aku—"

Bruk!

Sebuah benda tumpul menghantam pipi Jinyoung sebelum ia bisa menyelesaikan kalimatnya. Pemuda itu melirik ke arah Hyunjin yang terlihat menggila dengan kening yang terus mengalirkan darah.

"Mau kamu bawa kemana dia?!" tanya Hyunjin penuh amarah.

Taehyun langsung beringsut ke belakang tubuh Jinyoung, tubuhnya gemetar melihat tatapan kakaknya itu. "Mau aku bawa rumah sakit, kamu gak seharusnya nyakitin dia. Dia itu adik ka—"

"Persetan dengan dia adik aku! Dia udah nggak nurut sama apa yang menjadi tugasnya!" sela Hyunjin, dengan tangan kanannya menggenggam erat pecahan kaca.

"Kamu udah gila, tahu? Seharusnya kamu nggak disini, kamu harusnya nggak tinggal disini." Jinyoung menatap tajam Hyunjin sebelum kembali melanjutkan, "kamu pantasnya mati, dan masuk ke dalam neraka, Kim Hyunjin."

"Mati saja—argh!" Pergerakan Hyunjin yang awalnya ingin menghantam wajah Jinyoung dengan vas tertahan begitu dunianya terasa berputar.

Seketika tubuh Hyunjin kehilangan keseimbangan dan berakhir terjatuh dengan kedua matanya yang sudah menutup. Sementara Taehyun langsung berlari menghampiri tubuh kakaknya yang tergeletak tak sadarkan diri itu.

Yeji masih meringkuk di kamarnya, ditemani ketukan pintu berisi bujukan dari Hyunjin di luar. Gadis itu memilih mengurung diri hingga malam hari, tanpa makan membuat Hyunjin bingung harus bagaimana.

"Yeji, kamu nggak mau maafin kakak nggak apa-apa. Tapi makan, ya? Kamu belum makan daritadi," bujuk Hyunjin sembari terus mengetuk-ngetuk pintu kayu bercat dusty pink itu.

"Nggak! Pergi sana, urusi pacarmu itu! Untuk apa masih terus mengajakku berbicara?!" balasan dari Yeji cukup membuat Hyunjin kebal, berkali-kali adiknya itu membalasnya pedas dengan membawa-bawa nama Kim.

Tapi Hyunjin berusaha mendinginkan pikirannya yang terasa bercabang dan berantakan. Pemuda itu memilih menjauhi kamar Yeji, lalu duduk di sofa yang berada di ruang tamu dengan kedua tangan menutupi wajahnya.

Ia benar-benar tidak tahu harus melakukan apa lagi agar adiknya itu mau keluar dari kamar dan makan, itu saja sebenarnya. Tidak apa Hyunjin tidak dimaafkan, asal Yeji jangan sampai jatuh sakit karena salahnya.

Ya, Hyunjin akui ia terlalu bodoh dengan menampar adiknya di depan tetangganya. Ia tidak bisa mengontrol emosinya sehingga tanpa pikir panjang langsung melayangkan tamparan pada pipi adiknya itu.

Hah, mengingatnya membuat pemuda itu semakin dilanda kekalutan. Terlebih begitu Yohan menarik paksa Kim untuk menuju ke rumahnya, pemuda itu terlihat seperti orang yang tidak akan segan untuk menghajar keluarganya.

Yohan terlihat semengerikan itu dimata Hwang Hyunjin.

Yohan memukul kemudinya penuh amarah. Setelah tadi ia menarik paksa Hyunjin untuk pulang, gadis itu ia kunci di kamarnya dan segera ia tinggalkan tanpa menghiraukan respon Hyunjin yang tenang.

Yohan dengan pikiran kalutnya tancap meninggalkan kedua adiknya menuju sebuah bar langganannya, Rose Bar. Pemuda itu sering datang ke tempat ini, saat ia kabur dari rumah lebih tepatnya.

Tapi sedari satu jam memarkirkan mobilnya, Yohan sama sekali belum masuk ke bar atau bahkan membuka pintu. Yang ia lakukan terus menerus adalah kenapa terasa ada yang janggal begitu ia meninggalkan kedua adiknya itu.

Akhirnya, karena terlalu terlarut dalam amarah bercampur kejanggalannya. Pemuda itu sampai tidak menyadari sebuah notifikasi masuk ke dalam ponselnya.




Jinyoung. B : kak, hyunjin dan taehyun... (50)

Missed call from Jinyoung. B (17)

**2020, January 12

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**
2020, January 12

hello fellas! first update in 2020! hehe

Alter Ego ; 2hyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang