Destiny

30.9K 2.2K 155
                                    

"Janganlah membebankan  dirimu sendiri atas egomu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Janganlah membebankan  dirimu sendiri atas egomu.
Terimalah pemberian Tuhan, karena suatu saat harapan itu terlihat."
-Arya Fella Sabit-

"Apa kau tidak mau melihat anakmu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa kau tidak mau melihat anakmu?"

Cate menggertakan gigi di balik bibir tipisnya, ia tidak akan pernah mengampuni manusia kurang ajar itu jika berani melukai anaknya. Cate menatap Gray dengan wajah penuh kebencian, ia tidak akan peduli jika dirinya hancur berkeping-keping untuk melindungi anaknya bahkan ia akan mengerahkan seluruh kekuatannya untuk membunuh Gray jika itu memang perlu.

Gray terkekeh pelan lalu merapikan pakaiannya. "Tapi aku harus pulang sekarang jadi kita simpan pertunjukannya untuk besok." Gray melenggang keluar menatap datar John yang berdiri di samping pintu. "Obati ia, bersihkan ia, dan jangan sampai ada yang menyentuhnya, termasuk anaknya." Gray menyeringai sadis. "Hanya aku yang boleh membuatnya menjerit."

"Dimengerti, Tuan."

Gray pergi ke mobilnya dan membiarkan sopirnya membawanya sementara John duduk di samping pengemudi. Gray menopang dagu sambil menjelaskan susunan acara untuk adiknya, Valentine.

Sampainya Gray di rumah, mansion sangat sepi hanya penjaga yang terjaga sebab sudah jam 3 dini hari, keluarganya pasti sudah tidur. Ah, persepsinya salah jika ibunya saja mendatanginya satu jam yang lalu ayahnya pasti masih terjaga sekarang. Gray baru saja menapaki kakinya ke dalam mansion, ia mendapati ayahnya duduk di atas sofa dengan kedua tangan diletakkan di atas sandaran sofa sementara kakinya menyilang.

"Where have you been?" Nick menaikkan salah satu alisnya menyelidik. Melihat anaknya hanya menatapnya, ia menggerakkan dagunya agar anaknya duduk di salah satu sofa. Setelah anaknya duduk, Nick kembali membuka suara. "Berapa umurmu?"

Gray mendengus, ia tahu ke mana arah pembicaraan ini. "Yang berulang tahun Valentine bukan aku." Melihat ayahnya menatapnya tajam, Gray menghela napas kesal. "29. Aku masih punya waktu satu tahun lagi."

"Lamar Carolline Bean." Perintah Nick tenang yang mengundang tatapan tajam anaknya. "Stone harus memiliki penerus, aku tidak ingin kita semua sudah mati dan tidak memiliki penerus sama sekali lalu semua ini jatuh ke tangan orang yang tidak pantas."

The Godfather's Obsession Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang