Prologue

95.5K 3.2K 127
                                    

New York, Amerika Serikat

Bulan sabit ditemani ribuan bintang di angkasa, awan tipis menyelimuti langit di malam hari. Dedaunan melambai searah angin menuntunnya. Malam itu salju turun menyapa bumi, memperingati dekatnya pergantian tahun.

Pria berumur 17 tahun itu duduk di balkon menatapi langit. Pikirannya terbang entah ke mana. Kedua bola mata kebiruannya mengarah ke pekarangan rumah, di mana terdapat mobil keluarganya berhenti. Pria muda itu pun melangkahkan kakinya menuju lantai dasar untuk menyambut nenek dan kakeknya. Baru dua langkah ia menapaki kakinya di lantai dasar, neneknya langsung memeluknya dengan erat seperti biasa.

"Grandma sangat merindukanmu, sayang! Di mana yang lain?" Tanya wanita tua itu antusias.

"Grandma! Grandpa!" Kedua saudara pria itu baru keluar dari lift langsung memeluk nenek dan kakek mereka. "Kami sangat merindukan kalian!"

Pria tua itu terkekeh pelan lalu mengamati sekitar. "Di mana mom, dad, dan Luke?"

Pria berumur 17 tahun itu terlihat berpikir sebentar sebelum membuka suara. "Luke di ruangannya, mom dan dad mungkin di kamar. Aku akan memanggilnya." Ia langsung pergi menuju kamar adiknya-Luke dan ia mendapati adiknya itu sibuk berdiskusi dengan asistennya-Jeff. "Grandpa mencarimu." Tanpa berucap apa-apa lagi, ia langsung meninggalkan adiknya. Mereka memang sama-sama dingin dan jarang bertegur sapa satu sama lain berbeda dengan kedua adiknya.

"Gray." Panggilan Luke membuat pria muda itu berhenti melangkah kemudian berbalik. "Katakan pada mereka, aku sibuk." Luke berucap dingin lalu kembali membahas bisnisnya dengan asistennya itu.

Gray menajamkan penglihatannya lalu melipat kedua tangannya di depan dada, mereka memang tidak akrab dan mudah tersinggung satu sama lain. "Apa kau akan menghabiskan sisa hidupmu dengan berkas-berkasmu itu? Pergilah keluar! Mereka menunggumu, mereka tidak setiap hari mengunjungi kita." Gray berucap tegas lalu meninggalkan adiknya.

"Itu karena kita berbeda." Luke berucap sinis. "Aku memenuhi tanggung jawab sementara kau menjalankannya dengan terpaksa. Lagi pula grandpa pasti mengerti."

Gray menatapnya sekilas lalu pergi seolah tidak peduli, ia jengah berdebat dengan adiknya itu. Gray dan Luke memang berbeda, jika Gray dilimpahkan seluruh kekayaan ayahnya sebagai penerus Stone ia menjalankannya dengan setengah hati sebab ia tidak menyukai dunia hitam tapi ia tahu itu kewajibannya jadi mau tidak mau. Sementara Luke terus membuat peningkatan drastis di bisnis dunia hitam, Mafia Italia dengan nama kelompok La Righello, ia terus menekuni semua pemberian ibu dan ayah mereka.

Gray memang menyukai dunia perbisnisan tapi ia tidak menyukai bisnis di dunia hitam yang merupakan ilegal. Meskipun begitu, ia tetap menjalankannya. Gray memang tidak pernah mengacaukan bisnis dunia hitam Mafia benua Amerika yang berada dalam genggamannya tapi ia juga tidak pernah membuat peningkatan drastis yang gila seperti Luke, ia rasa tidak perlu terlalu berlebihan dalam mengelolanya.

Gray menghentikan langkahnya begitu mendengar suara desahan dan erangan dari kamar orang tuanya, ia menghela napas berat. Jika ia membuka pintu di hadapannya maka ini yang ketiga kalinya ia memergoki kedua orang tuanya berhubungan pada hari ini.

"Mom! Dad!" Panggil Gray tenang. Tidak juga ada jawaban membuat Gray menaikkan suaranya tapi tetap juga tidak disahut akhirnya ia pun membuka pintu dan mendapati pemandangan orang tuanya bergelut di atas kasur. "Grandpa mencari kalian." Setelah mengucapkan hal itu ia pun berbalik tenang, ia sudah biasa memergoki kedua orang tuanya itu.

Nick pun terlihat santai saja seperti tidak ada anaknya berbeda dengan Alonza, wanita itu langsung memakai jubah tidurnya dan menghampiri anaknya. "Gray!" Melihat anaknya berhenti lalu berbalik datar, Alonza semakin kesal karenanya. "Kau tidak seharusnya melihat orang tuamu dalam keadaan seperti itu." Alonza berucap tenang dengan nada yang sedikit tajam.

The Godfather's Obsession Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang