ErChanglix : Absolute!

3K 193 29
                                    



***

"Bekal kamu udah dimasukin?" tanya Changbin, tangannya masih sibuk dengan kemudi mengatur parkir mobilnya.

Pemuda yang sedang sibuk dengan tasnya itu menggeleng. Mencek isi tasnya. "Kayaknya ketinggalan di meja deh kak."

"Kok bisa?" Beres dengan parkir Changbin menatap pemuda itu heran. "Bukannya udah dimasukin bubun?"

Mengedikan bahu. "Nda tau, gimana dong kak? Eyie makan apa nanti?" Ucapnya sedih.

Changbin menatap Felix sejenak, memutar otaknya. Pasalnya dia sudah diamanati oleh sang Bunda untuk tidak membolehkan Felix jajan sembarangan.

"Emm..yaudah—" belum sempat Changbin menyelesaikan omongannya sang adik lebih dulu menyambar.

"Yeay Eyie boleh jajan di kantin!! Senengnya~ makasih Kak Endi!" Dengan cepat Felix memeluk sang kakak sampai tas yang dia pangku jatuh ke bawah.

Keningnya mengerut, ada yang aneh dengan adiknya ini. "Kok Eyie senang?" Tangan Changbin memegang pundak sang adik, bermaksud merenggangkan pelukan yang sang adik buat.

Felix gugup ketika manik sang kakak menatapnya dengan sorot mengintimidasi. "Eung...Eyie cu–cuman..."

"Eyie ga suka dibuatin bubun bekal?"

Dengan cepat kepala bersurai lilac itu menggeleng dengan ribut. "N–nda kok! Eyie suka banget malah, tapi..." Lirih Felix ragu.

"Tapi kenapa sayang?" Tangan sang kakak terulur mengusak surai sang adik lembut.

Felix menunduk, memainkan jari mungilnya. "Eyie mau coba makan di kantin bareng teman Eyie..."

"Eyie suka iri liat teman Eyie makan baso sama es susu pink, Eyie juga mau icip..." Cicitnya.

Ya mungkin Felix juga tertekan hanya dibolehkan makan makanan rumah, Changbin paham betul. Tapi apa boleh buat, ayah dan bundanya sangat mengutamakan kesehatan adik bungsunya itu. Mereka tidak mau si kecil kembali terbaring lemah di rumah sakit.

Changbin berdehem sambil membetulkan posisi duduknya, merapikan surai si manis dengan usapan-usapan lembut. "Eyie tahukan kalo Kak Endi sayang banget sama Eyie?"

Felix mengangguk. "Eyie juga sayang sama Kak Endi," cicitnya pelan. "Tapi Eyie mau icip sedikit boleh...?" Ragu dan takut nada yang Changbin dengar.

"Kak Endi ga mau liat Eyie sakit lagi. Kamu paham kan sayang?" Changbin masih  betah menatap Felix si mataharinya yang masih menunduk.

Si manis memberanikan diri untuk mendongak, menatap manik kelam sang kakak yang terlihat redup. "Kak Endi jangan sedih." Tangan mungilnya menggapai pipi sang kakak. "Eyie janji nda akan minta icip-icip makanan di kantin deh."

"Kak Endi jangan nangis!" Felix merengut dengan nada marah, wajahnya digarang-garangkan, tapi Changbin malah terkekeh.

"Kak Endi ga nangis sayang."

"Terus kenapa mata Kak Endi ada airnya?"

"Kelilipan sayang."

"Boong! Orang jendela mobil aja masih ketutup kok, debunya masuk dari mana? Eyie bilangin bubun nanti." Manik karamelnya masih setia menatap paras sang kakak.

Tiba-tiba Changbin membubuhkan kecupan di pipi kiri merah sang adik. "Udah ayo? Bentar lagi mau mulai acara pembukaannya." Bergegas mengambil tas Felix yang jatuh tadi dan mengambil tasnya yang berada di jok belakang, Changbin membukkan seatbelt sang adik.

O' MY • Harem! FelixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang