Pecahan itu kembali terdengar, bahkan suara berkas yang terjatuh dari tempatnya itu memenuhi setiap sudut ruangan. Pria itu mengepalkan tangannya, melayangkan tinju pada kaca besar hingga buku jemarinya pun meneteskan darah segar disana.
Manik tajam itu menyorot penuh dendam dan amarah ketika laporan sahamnya yang semakin menurun, dan pemberitaan Jeon Jungkook yang menghilang begitu saja, dan lagi- lagi karena Yoongi. Ia kembali meninju kaca dihadapannya dengan mata yang kini terpejam perlahan.
"Ya—Bercerailah Yoongi—Sibukkan dirimu dan aku akan membunuh Jungkook saat ini juga—"
Jingoo tak mampu lagi menahan amarahnya—amarah yang tertahan sejak berada dipanti asuhan yang sama—Sejak Yoongi memilih keluarga Min dengan alasan agar dirinya bisa menjaga Jeon Jungkook--Bahkan, sejak pemuda itu datang dan terus dilindungi oleh Yoongi—Jinggo membencinya.
"Kematianmu harus kudapatkan, sekarang"
***
Rumah besar itu tampaknya masih terawat dengan baik diluarnya, dengan pepohonan rindang serta rumput yang masih berada di bawah mata kaki.
Bahkan, lampu neon itu telah dimatikan ketika mentari terbit dengan penjaga rumah yang tinggal tak jauh dari rumah utama.
Para pria berpakaian hitam itu mengizinkan kepolisian, Taehyung dan juga Jungkook untuk memasuki perkarangannya, setelah menerima pesan dari Yoongi beberapa bulan lalu, jika Taehyung datang—maka mereka harus mengizinkan.
Taehyung merangkul erat tubuh kecil Jungkook yang kini menegang, menyentuh jemarinya yang tertaut begitu erat, hingga pemiliknya pun sedikit mendongak, mendapati manik hazel yang kini menatapnya begitu teduh dan menenangkan.
"Jangan khawatir—Aku disini—" ucap Taehyung yang tersenyum tipis dan menghentikan langkahnya, membiarkan kepolisian melangkah lebih dulu untuk sampai dipintu utama.Taehyung pun mengulurkan lengannya, menarik tubuh Jungkook untuk masuk kedalam dekapannya yang hangat diantara ribuan angin yang berseru pagi ini.
Ia mengusap pelan punggung kecil itu, hingga Jungkook pun mencoba bersembunyi pada dada bidang yang begitu hangat disana.
"Kau akan baik- baik saja—Aku tidak akan membiarkanmu terluka" ucap Taehyung yang membuat Jungkook terdiam, meremat erat jaket Taehyung sebelum menganggukkan kepalanya pelan.
Bohong jika Jungkook tak merasa tenang—Bahkan lebih menenangkan dibandingkan menggenggam bunga musim dingin yang memiliki kehidupan yang sama dengannya—Bahkan lebih menenangkan, dibandingkan hanya menghirup aroma lavender pada longcoat yang belum dikembalikann.
"Jangan pergi--"
Jungkook berucap begitu lirih seolah memohon, membuat Taehyung terdiam dan hanya mengeratkan pelukannya, tetap mencoba melindungi Jungkook dari ribuan angin yang berusaha menusuknya—Karena Taehyung mengakuinya, sejak malam bersalju itu—Bahwa Taehyung mencintai Jeon Jungkook, karena kelemahannya dan Taehyung harus melindunginya.
**
Ruangan itu terlihat begitu berantakan, dengan pecahan kaca, guci, bahkan barang lainnya yang berserakan diatas lantai, bahkan darah itu masih menggenang dilantai dengan pengawet yang disemprotkan setiap harinya, dan juga lukisan darah didekat kolam renang, masih terlihat baik seolah kejadian itu baru terjadi kemarin.
Kepolisian terlihat sedikit ngeri dengan langkah yang diambil begitu ragu, sedangkan Taehyung kini melangkah dengan raut wajah datar dan mata yang mulai menyorot setiap penjuru ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
WINTER FLOWER
RomanceUntukku, cahaya putih yang menyebar dilangit musim dingin itu adalah mentari yang bersinar begitu cerah dah indah. Dingin, namun tetap membuatku mekar--walaupun dalam sepi dan menyedihkan dibawah jejak kaki yang kemudian tertimbun lalu mati. Namun...