Pria itu memejamkan matanya, menatap kejauhan mentari yang akan terbenam disisi barat dengan cahaya yang sedikit demi sedikit menghilang, jika saja salju itu turun diwaktu yang tepat. Helaan nafas muram itu terdengar, dengan pakaian serba putih yang kini gunakannya.
Minuman hangat itu diabaikan—memilih untuk bersandar pada kursi goyang beserta penghangat yang kini berada didekat kakinya.
Ia tersenyum tipis, ketika kilas masa lalu memasuki bayangnya, dimana sosok pemuda yang merengkuhnya begitu hangat—Tanpa disadari, air mata itu menetes dengan sendirinya.
Rumah itu tampak sepi dengan Taehyung yang memilih untuk bungkam selama satu hari penuh dan hanya tersenyum ataupun tertawa kecil karena lelucon Hoseok yang kini tengah pergi entah kemana. Ia menggenggam erat tangannya, hingga senyuman itu berubah menjadi lengkungan kesedihan.
Kim Taehyung—bohong jika dirinya merasa bahagia akan jemputan kematiannya, bohong jika Taehyung bahagia hanya mengirimkan pesan suara melalui pulpen pada Jungkook nya—Bohong jika Taehyung bahagia, meninggalkan bunga putih itu didalam apartemennya.
Ia menangis—Setiap harinya dibalik senyum menunggu kematian—Karena nyatanya, kematian yang mampu menghentikannya. Taehyung jengah akan ketakutannya bunuh diri yang dialami oleh orang lain, hingga Taehyung yang memilih menjadi pencabut untuk kematiannya-- Taehyung membunuh setiap orang yang bersiap untuk menelan pil bunuh diri itu.
Taehyung pun juga jengah dengan keadaan malam yang membuatnya terjaga ketakutan jika seseorang menjerit meminta pertolongan dalam kematiannya—Taehyung ketakutan mengenai segalanya dan hanya Jungkook yang mampu menyembuhkannya.
Taehyung menyukainya, ketika tubuhnya direngkuh begitu hangat, ketika jemari kecil itu mengusap punggung nya begitu lembut, bahkan nyanyian disney itu mampu membuatnya tertidur. Taehyung mencintainya, Jeon Jungkook dengan segala kesederhaan namun memberikan kehidupan untuknya.
Namun, Taehyung tak mungkin membiarkannya, Jeon Jungkook bersama pembunuh sepertinya—hingga suara isak tangis itu pun muncul sebelum suara langkah kaki dari dalam rumah mendekat kearahnya, membuat Taehyung menghapus jejak air mata dan kembali tersenyum hangat.
"Tuan Kim? Euthanasia anda telah siap—Izinkan aku bertanya sekali lagi—"
"Apakah Anda yakin untuk melanjutkan Euthanasia ini?"
Taehyung pun tersenyum dan kembali menganggukkan kepalanya, membiarkan perawat itu masuk kembali kedalam rumah dan dirinya yang perlahan bangkit dari kursi goyang yang menemaninya. Ia kembali menghela nafasnya—dan melangkahkan kakinya masuk.
"Kim Taehyung!!!"
Taehyung tersentak ketika dirinya mendengar suara teriakan yang begitu familiar untuknya, suara yang begitu dirindukannya dan suara yang menjadi sumber kehidupan untuknya. Hingga, Taehyung pun berbalik dan menemukan Jeon Jungkook yang berlari kearahnya hingga segala pertanyaanpun muncul dalam benaknya.
'Bagaimana Jungkook bisa berada disini--'
Taehyung menangkap hal lain, sosok pria yang berdiri disana dan mengawasi langkah Jungkook dari kejauhan. 'Ah, kenapa anak buah Yoongi berada disini—' gumam Taehyung dalam hatinya sebelum rengkuhan hangat itu kembali dirasakannya.
"Jangan lakukan itu!"
Jungkook berucap dengan tangis yang ia coba untuk tahan—memilih untuk bicara pada Taehyung dengan wajah pucat dan mata panda nya disana—Tubuh yang terlihat begitu rapuh, namun aroma lavender itu masih sama—
KAMU SEDANG MEMBACA
WINTER FLOWER
RomanceUntukku, cahaya putih yang menyebar dilangit musim dingin itu adalah mentari yang bersinar begitu cerah dah indah. Dingin, namun tetap membuatku mekar--walaupun dalam sepi dan menyedihkan dibawah jejak kaki yang kemudian tertimbun lalu mati. Namun...