Bagian 13

159 3 4
                                    

Satpam...
Orang yang memegang pundak Dara adalah pak satpam.

Dara tersentak dan menoleh ke belakang dan mendapati satpam yang sudah melepaskan tangan di pundak Dara sedang memperhatikannya.

"Mba, ada apa ya ke rooftop mau ngapain?" Tanya satpam

"Umm ini pak saya ada janji ketemu sama temen saya disini, tdi saya udah izin sama satpam yang cewek kok pak" Jawab Dara

"Ohh, kirain mba nya mau bunuh diri hehe, saya takut soalnya kaya mencurigakan gitu"

"Gak mungkin bunuh diri kali pak, sama kecoa aja takut apalagi bunuh diri lagian iman dia kuat kok" Kata Dian yang tiba tiba datang entah dari mana dan berdiri di samping Dara.

Dara melongo memperhatikan Dian yang datang dan berdiri di sampingnya sudah beberapa minggu Dara tidak bertatap muka dengan Dian, rasanya sangat rindu apalagi Dian adalah orang yang selalu ada untuk Dara sebelumnya, sedikit ada yang hilang ketika mereka berdua berhenti saling sapa karena kesalah pahaman.

"Temen yang dia tungguin udah dateng pak, saya mau ngobrol sama dia" Kata Dian

"Oh yaudah, saya mau mastiin aja mba ini gak bunuh diri, saya permisi ya mba mas" Kata Satpam lalu pergi

.
"Tampang lo kaya orang depresi sih makanya di kira mau bunuh diri" kata Dian

"Dih apaan sih"
"Lo yang nyuruh Misya ajak gue kesini?" Kata Dara

"Enggak, Misya tadi ngajak gue keluar terus dia ajak gue kesini katanya ada Dara gitu, kayanya dia yang ngatur semuanya tanpa gue tau"

Mereka berdua berbaluk badan dan menatap keindahan malam dari atas gedung itu, beberapa menit suasana sunyi hanya terdengar hembusan angin yang sedikit kencang.

"Dar..." Panggil Dian

Dara menoleh ke arah Dian dengan tatapan hangat

"Ada yang harus gue jelasin, tentang acara Rosa waktu itu" Kata Dian

"Gue kaya gitu disuruh Alan, gue gak ada rasa apa apa kok sama Rosa, gue ada rasanya sama lo, kalo gue gak nurutin apa kata Alan, Alan bakal ngapa ngapain lo makanya gue turutin, tapi setelah gue turutin Alan tetep aja ngapa ngapain lo, gue minta maaf ya, gue gak bermaksud bikin lo ancur atau sakit hati, tapi gue terpaksa ngelakuin itu demi lo" Jelas Dian

"Huaaaaaaaa" Dara malah menangis setelah mendengar penjelasan Dian

"Eh Dar kok nangis" Tanya Dian panik

"Gue sedih lo sampe segitunya buat gue"

Dian tersenyum sambil melihat Dara

"Oh iya kalo lo? Gue liat waktu itu katanya benci gue di kertas di atas meja" Kata Dian

"Ummm" kata Dara mengernyitkan dahi

"Jangan sok lupa"

"Hehehe Dian itu gue nulisnya lagi emosi, gue gak benci kok sama lo, gue sayang kok sama lo beneran deh" Kata Dara

Dian berbalik badan dan bersandar di tepian gedung.

"Dar, kita pacaran aja yuk"

"Hah" Dara kaget

"Kita pacaran aja yuk" Kata Dian menekankan kata Pacaran

Dara diam melongo memperhatikan Dian.

"Dian lo nembak gue? tapi gak ada romantis romantisnya sama sekali?"

"Gue udah males romantis, bosen romantis sama lo, selama kita sahabatan kan gue romantis mulu sama lo, kalo mau diromantisin lagi, lo harus mau gue ajak pacaran gimana?" Tawar Dian

DIANDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang