SEKAIYEOL 12

708 44 29
                                    

Suho memandang kedua wajah anaknya yang tengah tertidur pulas. Kemudian tangannya menarik selimut hingga sebatas dagu Kai dan Chanyeol. Di usapnya surai hitam mereka dengan lembut. Suho sangat menyayangi kedua anaknya tersebut.

Suho menarik nafas panjang, kemudian membuang nya secara kasar. Dijatuhkannya tubuhnya diatas sofa yang terletak diujung ruangan. Ia meremang, kembali mengingat ucapan gila mang Ujang. Mana mungkin hal seperti itu terjadi?

Setan, penunggu atau apalah itu sampai kapan pun dirinya tidak akan mempercayai nya. Suho itu taat beragama, jadi mana mungkin bisa ada anggota keluarganya yang diganggu.

Sudah, Suho tidak ingin memikirkan itu lagi. Tubuhnya cape, minta diberikan waktu istirahat. Ia melangkah menuju kamarnya untuk istirahat.

Ia, sudah tidak peduli lagi dengan hal seperti itu.


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Ketidak pedulian Suho saat itu, membuat anggota keluarganya berada dalam masalah. Yang besar.

Flashback off

****
Jira membuka matanya perlahan, netranya langsung terkena cahaya matahari yang merambat masuk melalui celah ruangan. Badannya berat, tidak bisa bergerak. Jira mendongak keatas, mendapati wajah Chanyeol diatasnya.

Chanyeol meluk Jira ternyata.

Jira ingat, Chanyeol tidak bisa tidur jika tidak ada guling disampingnya. Yang itu artinya Chanyeol nganggep Jira sebagai guling. Makanya dia dipeluk kaya gini.

Jira mau gerak susah, kakinya ditindih sama kaki Chanyeol. Badannya dipeluk erat sama tangan kekar Chanyeol. Jira mau ucapin salam perpisahan, Goodbye World. Hiks.

G.

Jira menoleh kesamping, ada Kai yang masih tertidur. Mulutnya mangap, ilernya sampe keluar ngenain piyama beruang yang ia kenakan. Jorok banget, iyuuww.

Tapi tunggu, bukannya semalam Kai tidak mengenakan baju?

Bukannya semalem ada set--

Seingat Jira, semalem kamarnya bau melati, udah gitu, ada nyanyian Lingsir Wengi. Terus Jira dipeluk sama Kai, seharusnya. Tapi ternyata tidak, Jira saat ini dipeluk Chanyeol, bukan Kai. Kai juga memakai baju, sedangkan semalem tidak.

Jira bersyukur, artinya semalam ia hanya bermimpi.

Jira mengerucutkan bibirnya kesal. Ia paling tidak suka dipeluk sama abangnya seperti ini. Badan abangnya itu bongsor, sedangkan badan Jira kecil.

Selama Jira merutuki nasib sialnya, tiba-tiba saja ada air yang menetes didahi Jira. Jira mendongak, itu....

"PAPAH JIRA DI ILERIN BANG CHANYEOL!! HUUUWWEEEEEEE."

****
Jira masuk kedalam kamar mandi dengan kesal. Karena iler Chanyeol yang dengan kurang ajarnya mengenai dahi dan rambutnya, ia jadi harus keramas pagi-pagi.

Jira menatap cermin didalam kamar mandi, tangannya menyentuh dahi dan juga rambutnya. Ilernya Chanyeol bau banget ternyata :(

Matanya Jira masih menatap cermin, disana ia menangkap sesosok wanita berdiri dibelakangnya dari pantulan di cermin. Jira menoleh, namun ternyata tidak ada siapa-siapa.

Jira terdiam sesaat, menimang antara memilih melanjutkan mandi nya atau keluar dari kamar mandi. Melihat dua kancing bajunya sudah terbuka, Jira akhirnya memilih mandi saja.

Setelah selesai melepas bajunya, Jira berjalan mendekati shower. Ia memulai ritual mandinya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Ditengah acara mandinya, Jira melihat lagi sosok yang tadi sedang berdiri menatapnya. Jira menegang, tubuhnya tidak bisa bergerak karena kaku. Bahkan matanya tetap memandang wajah hancur sang sosok itu dan tak bisa berkedip. Berteriak pun Jira tidak bisa.

Sosok tadi berjalan mendekati Jira, dengan tubuhnya yang tak bisa digerakkan, Jira hanya menangis ditempat ia berdiri. Semakin dekat sosok itu melangkah mendekati Jira, Jira semakin jelas mendengar sosok itu berbicara padanya,

"Pergi...

"Pergi...

"Pergi...

"Pergi...

"...PERGI!"

"PERGI DARI SINI!!"

"JANGAN GANGGU KAMI!!"

Jira berusaha keras untuk bisa bergerak kembali, setidaknya hanya itu usaha yang ia lakukan sebelum sosok seram itu benar-benar berada dihadapannya.

Suara teriakan yang tadi hanya tertahan di tenggorokannya, kini sudah bisa Jira keluarkan. Bahkan badannya sudah bisa ia gerakan.

Jira berteriak.

"PERGI!! JANGAN GANGGU!!"

"PERGIIIIIIII"

Jira terus berteriak pergi dan berharap sosok itu akan pergi. Tangannya melempari botol shampo, dan botol sabun atau apapun disekitarnya kepada sosok itu, yang sudah jelas menembus dibadan sosok itu. Terakhir kali, ia melempari sebotol conditioner dan sosok itu menghilang.

Jira menghirup udara disekitarnya dengan rakus. Badannya melemas. Namun tak ingin lebih lama berada didalam kamar mandi, Jira segera meraih bathrobe nya dan melangkah keluar.

****
Begitu keluar dari kamar mandi, papahnya dan ketiga abangnya menunggu diluar, tepat didepan pintu kamar mandi dengan cemas.

Jira berhambur kedalam pelukan papahnya, dan melemaskan tubuhnya didalam pelukan tersebut. Suho membawa Jira untuk duduk di tepi kasur untuk menenangkannya. Chanyeol berjalan membuka lemari dan mengambil handuk kering.

Dengan inisiatif nya sendiri, Chanyeol mengeringkan rambut Jira yang basah. Saat ini Jira tengah berada dipelukan papahnya, dan Chanyeol duduk dibelakang Jira.

"Serem pah, Jira takut. Hiks. Tadi..ttadi setannya mukanya, hiks, hancur. Matanya hilang satu, kepalanya berdarah, hiks, Jira..Jira takut."

Sehun merinding, gamau bayangin rupanya. Sehun memilih lebih mendekatkan dirinya kearah Kai. Kai paham, ia merangkul Sehun untuk menenangkan. Adiknya, Jira dan Sehun memang sangat penakut.

Suho mengecup dahi Jira, berharap putrinya bisa lebih tenang. "Jira ganti baju dulu ya, nanti masuk angin. Puncak dingin sayang."

Jira menggeleng ribut, takut jika sosok itu muncul lagi kalo dia sedang sendiri. "Jira mau ganti baju kalo ada yang nemenin didalam kamar mandinya!"

Suho dan ketiga anak laki-lakinya saling bertatapan.

Jadi...

Siapa yang bakal nemenin Jira didalam kamar mandi?

Susah juga ya kalo hanya ada satu perempuan didalam anggota keluarga😣



ABANG ft. SekaiyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang