Waktu sudah lama sekali berlalu sejak terakhir kalinya kamu dan Mahesa masih satu sekolah. Karena kini ia sudah menjalani semester ke-4 kuliahnya, dan kamu sedang menjalani semester 6 SMA.
Sudah banyak sekali yang dilalui, banyak. Mulai dari belajar untuk menyayangi diri sendiri, juga orang lain. Juga belajar mengenai diri sendiri, apa yang kamu inginkan, dan apa yang tidak kamu inginkan. Prosesnya panjang dan memang berat, tapi kamu hampir berhasil melaluinya.
Tentu saja berkat bantuan Mahesa yang juga bersedia menemani sekaligus membantumu.
"Hari ini jadi mau belajar ekonomi?
Kamu menatap pesan dari Mahesa, ia sudah seperti tutor yang membantu tugas-tugas sekolahmu, tentu saja kamu segera membalasnya dengan "ya!"
"Kak Mahesa lagi?" sahabatmu bertanya.
"Iya hehe"
Temanmu menghela nafas, "Gak heran kamu pintar, kerjanya setiap hari belajar sama kak Mahesa."
"Enggak setiap hari haha," kamu tertawa sambil memasukkan ponselmu ke dalam tas.
Temanmu menatapmu yang terlihat sedang cemas, "Kepikiran bocah itu lagi?"
Kamu tersenyum ke arahnya yang kembali dijawab dengan helaan nafas.
"Serius, he is not worth your mind and time."
"Gak tau... Lagian dia bolos kemana lagi coba? Ini udah ke berapa kali dia gak masuk hari Senin...."
"Ya... Aku tau kamu khawatir, tapi coba buat jangan terlalu dipikirin ya?"
Kamu mengangguk dengan senyum sambil mencoba menghabiskan bekal makan siangmu.
Dia, yang dimaksud adalah seorang temanmu, bisa dikatakan begitu. Kalian dekat, tapi tidak mungkin tidak juga. Dulu, kalian sering bertengkar, tapi tidak lagi setelah banyak konflik dan masalah antara kalian juga teman-teman sekitarmu yang lain.
Bisa dikatakan kamu memiliki perasaan yang sedikit berbeda kepada laki-laki satu ini.
☼☼☼
Bel pulang sekolah telah berbunyi dan kamu tentu saja langsung bergegas keluar kelas karena Mahesa pasti sudah menunggu di tempat parkir.
"Serius deh. Kamu gak pernah kepikiran buat suka kak Mahesa aja?Kalian cocok," kata temanmu secara tiba-tiba selagi kalian menuruni tangga, "Menurutku kalian sama-sama bisa membantu satu sama lain."
"Ya, kak Esa emang banyak membantu," kamu menjawab dengan sedikit asal.
"Aku serius. Kamu sama anak brengsek itu emang lucu, kalian seperti dua tokoh utama dalam drama romansa, tapi kayaknya bukan hubungan seperti itu yang cocok buat kamu."
Kalian menghentikan langkah ketika melihat Mahesa yang sedang berada di kantin, mengobrol dengan salah satu penjual kantin yang sudah ia kenal sejak masih bersekolah disini.
Kamu menatapnya dengan kalimat sahabatmu yang berputar-putar di dalam kepalamu.
"Anyway, just saying. Aku duluan ya? Kamu mau nyamperin dia kan? Byeee, " ia menunjuk Mahesa dengan dagunya.
Sahabatmu itu kemudian melambai dan pergi, dibalas oleh lambaian tangan yang sama. Mahesa menoleh ke belakang melihat ke arahmu kemudian tersenyum, kamu menghampirinya.
"Mahesa sekarang sama (y/n), ya? Ibu sering liat kalian berdua haha... Kalian cocok, sama-sama baik, pinter."
Kalian berdua sama-sama tertawa, "Enggak, Bu. Aku cuman sering bantuin (y/n) belajar." jawab Mahesa.
"Oooh gitu... Yahh emang SMA gak usah pacaran dulu... Belajar aja yang pinter. Mahesa juga dulu waktu SMA gak punya pacar ya? haha"
Kalian mengobrol di sana sebentar sebelum akhirnya pergi. Mahesa memang begitu, senang mengobrol dengan para penjual di kantin, karena menurutnya kita harus ramah kepada semua orang kan?
☼☼☼
Bonus foto waktu Mahesa bilang
"Hahaha enggak, Bu."Ini kayaknya ceritanya bakal agak bikin bingung, walaupun chapternya dikit tapi agak aneh mungkin ya ceritanya huhu
Jadi sekali lagi aku harap kalian suka!!
AKU LUPA BILANG!
Waktu lagi baca ini usahakan sambil denger lagu2nya fourtwnty ya!!!! Biar makin kerasa pengen nangisnya huhu.
Atau dengerin lagu2 yang ada di playlist Mahesa
"Vespa bersama Mahesa."Nanti aku simpen linknya deh di bio!
Semoga kalian suka ya!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja
Fanfiction"Suatu cerita mengenai akhir, tapi hanya akhir dari siang yang akan segera berganti malam" |☼| Mahesa × you Name by sklokal on Twitter. Senja ©2020 An original story by Ney.