☼ Perihal Dia.

70 16 0
                                    

⚠️⚠️⚠️

Chapter ini hanya berupa gambaran atau penjelasan jadi tidak ada dialog.

Kalau kalian mau skip chapter ini silahkan! Tapi jika ingin lebih mengerti tentang buku ini maka boleh dibaca!

--

Tentang seseorang yang seolah menjadi peran utama dalam cerita ini.

Mungkin bukan seolah, tapi dirasa.

Setidaknya kamu merasa bahwa peran utamanya selalu dia. Padahal kalian pemeran utama di cerita Yang berbeda.

Teman atau musuh yang kamu kenal sejak kelas 10, orang yang selalu memenuhi hari-hari penuh tawamu di sekolah. Seseorang yang bisa dikatakan sebagai your highschool crush type of guy.

Seorang laki-laki tampan, gitaris grup band sekolah, orang yang supel dan sangat ceria, suka bercanda kesana kemari. Ya, orang seperti itu sungguh ada. Bahkan orang seperti itulah yang singgah padamu.

Seperti mimpi? Tentu saja.

Rasanya seperti ada dalam sebuah dongeng atau drama tentang kisah cinta remaja. Kamu si anak pendiam, dengan nilai selalu bagus memiliki seorang teman anak laki-laki yang sangat berbeda. Setiap hari kalian selalu bertengkar, memperdebatkan hal-hal kecil yang tidak penting, atau hanya ia yang setiap hari selalu mempunyai usaha untuk membuatmu jengkel.

Kalian benar-benar seperti dua tokoh utama dalam cerita fiksi. Ia seseorang yang dapat membuatmu benar-benar menangis, hingga benar-benar tertawa.

Tapi seseorang seperti diapun memiliki sisi yang tak pernah ingin ia tunjukkan pada orang lain. Kamu adalah orang yang selalu mengkhawatirkannya karena itu, kamu ingin setidaknya ia sedikit terbuka.

Pada awalnya kamu berharap ia dapat membukanya kepadamu, tapi rasanya hal itu terlalu mustahil, karena  meskipun kalian sering melakukan banyak kegiatan bersama ia tak menganggapmu cukup dekat dengannya.  Lagipula pada akhirnya ia merasa bahwa perasaanmu padanya lebih dari sekadar khawatir.

Kamu menyerah, karena memang tidak bisa lagi melakukan apa-apa, semakin lama rasanya ia semakin jauh. Kini kamu hanya berharap ia dapat terbuka pada orang-orang yang ia percaya.

Entah karena ujungnya tidak ada orang yang dapat percaya padanya, atau tidak ada orang yang ia percaya. Mungkin juga keduanya.

Ia seperti orang yang membutuhkan bantuan, tapi tidak ingin dibantu. Terlalu kompleks, sebesar apapun usahamu rasanya tak akan ada hasil apa-apa.

Kamu menyerah, tapi kamu tidak membencinya. Ia tidak jahat, hanya hancur, mungkin terlalu hancur hingga kamu tidak sanggup memperbaikinnya.

Darinya kamu memang benar-benar belajar banyak. Mengenai apa yang menurutmu perasaan tulus, karena tak jarang kamu menangis hanya karena khawatir; mengenai menyayangi tanpa harus memiliki, karena sebenarnya kamu tidak pernah benar-benar ingin memilikinya, ia terlalu penuh candaan untuk suatu hubungan yang serius.

Ya, kamu memang masih murid SMA, tapi gagasanmu mengenai sebuah hubungan yang ideal adalah hubungan yang serius.

Mungkin berkebalikan dengannya yang 'terlalu menikmati masa muda' sehingga sering berganti pasangan. Hal yang sangat kamu benci.

Semakin lama kamu memikirkannya kamu semakin merasa bahwa kalian sangat jauh berbeda, kalian seperti tinggal di dunia yang sama sekali berbeda.

Iya, seperti hitam dan putih.

Hitam dan putih yang pernah kamu anggap dapat melengkapi satu sama lain, namun nyatanya terlalu berbeda satu sama lain.

☼☼☼

Halooo!!
Maaf ya aku lama gak updateee huhu
Setelah ini sisa satu chapter terakhir hehe ♥

SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang