☼ Gagal belajar.

111 23 3
                                        

"Kayaknya kamu kalo ngitung udah hebat." Esa berbicara tanpa mengalihkan pandangannya dari tumpukan soal-soal tersebut, "Oh maksud kamu ini?"

Kamu mengangguk, lalu ia mulai menjelaskan mengenai teori-teori ekonomi ini yang tidak pernah kamu mengerti selama tiga tahun. Ekonomi makro, mikro, modern, kebijakan moneter dan sebagainya.

Kamu berusaha untuk mendengarkannya, tapi saat ini pikiranmu sedang melayang entah kemana.

"Coba bilang dulu kamu kenapa hari ini?" kata Mahesa yang tiba-tiba menghentikan penjelasannya.

Kamu menatapnya bingung.

"Daritadi kamu gak fokus," tambahnya dengan nada sedikit jengkel.

Kamu tak bergeming, tak tau harus harus menjawab apa. Mahesa menjadi sedikit mengerikan ketika ia kesal.

"Gak apa-apa. Hari ini kepikiran sesuatu lagi," jawabmu yang sebenarnya tak punya jawaban pasti.

"Kamu gak bisa belajar kalau kayak gini," Mahesa meletakkan pensilnya di atas meja lalu menatapmu.

Makanan berhasil menyelamatkanmu dari tatapan mengerikannya, jadi kamu dapat menghela nafas sebentar setelah akhirnya kembali merasakan atmosfer yang tidak nyaman.

Dengan hati-hati, kamu berusaha mencari topik, "cape ya kak, peduli sama orang yang gak peduli sama dirinya sendiri."

"Kaya aku berusaha peduli, tapi kamunya malah gak fokus?" Jawab Esa tapi sama sekali tidak menatapmu dan masih fokus pada makanannya.

Terlihat dari wajahnya bahwa ia masih kesal, kamu tau itu memang kesalahanmu, jadi kamu tidak berani menjawab apa-apa.

"HHH.... " Mahesa terdengar menghela nafas kemudian meletakkan alat makannya dan menatapmu, "belajarnya nanti aja abis kamu ceritain semua."

"Gak ada yang penting banget buat aku ceritain...." Jawabmu pelan.

Mahesa tentu tidak percaya, ia bukan orang yang baru mengenalmu satu dua hari. Ia tau ketika kamu menyembunyikan sesuatu.

"Mau sampe kapan dipendem? Kebiasaan."

Mungkin memang terdengar galak, tapi ia memang begitu.

"Sampe kapan harus dikasih tau kalau aku mau dengerin apapun yang menurut kamu gak penting itu."

☼☼☼

"Udah sebenernya gitu aja... Hh.. Maaf jadi bikin gajadi belajar."

"Gapapa yang penting kamu udah ngomong. Aku suka kesel kalo kamu tiba-tiba kaya gitu dan gak bilang," jawab lawan bicaramu.

"Tapi coba kita liat lagi, mungkin ini jawabannya...." Lanjutnya.

"Jawaban dari?"

"Dari doa-doa kamu. Emang menurut kamu Tuhan selama ini gak denger?"

Kamu menunduk lesu, "maksudnya aku bukan yang terbaik buat dia?"

Mahesa menganggukan kepalanya, "Dan dia juga bukan yang terbaik buat kamu. Mungkin emang cewe dia juga jawaban dari doa kamu biar ada orang yang ada di sisi dia. Iya kan?"

Lagi-lagi kamu berpikir Mahesa ada benarnya, mungkin memang ini adalah pertanda Tuhan mendengarkan.


"Sedih ya?"


Belajar bersama Mahesa memang terkadang bisa terasa seperti mendengarkan acara ceramah di televisi, tapi sejauh ini kamu selalu menikmatinya. Senang rasanya mendengar Mahesa menyampaikan kalimat-kalimatnya dengan serius.

"Takut..."

"Takut buat ngelepasin?" Tanyanya dengan nada acuh tak acuh.

"Takut kalau enggak akan ngerasa kaya gini lagi sama orang lain...."

Sekarang hanya terdengar bunyi dari alat makan Mahesa karena kini kamu hanya sedang menatap pasta di depanmu dengan tatapan kosong.

"Kamu tau? Gak semua orang dikasih kesempatan buat menyayangi setulus ini dan menurut aku kalo kamu bisa menyayangi dia berulang kali, bayangin berapa kali kamu bisa sayang sama orang yang lebih baik. Senja juga kadang takut melepas siangnya...."

☼☼☼

Kayanya ini visualisasi Mahesa kalo lagi nyeramahin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kayanya ini visualisasi Mahesa kalo lagi nyeramahin...
Soalnya di satu sisi kesel tapi tetep harus sabar....

Btw,  gimana kabar kalian hari ini?
Sejauh ini gimana? Suka gak sama bukunya?

Kayaknya konflik di buku ini ga akan heboh banget, lebih ke cerita-cerita sama Mahesa.

Hehe, btwww ada yang mau mutualan sama aku di twitter atau ig?

Drop uname yaa nanti aku follow!

SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang