{4.} Ketahuan?!

29 7 9
                                    

Selamat membaca
.
.
.
♡♡♡

Setelah berjemur selama 2 jam, kami yang terlambat dibolehkan untuk kembali ke kelas masing-masing.

Dalam hitungan menit, semuanya bubar melanjutkan aktivitasnya.

Awalnya aku tak peduli dengan semuanya, akan tetapi setelah merasakan keributan yang cukup mengusikku. Akhirnya akupun berniat menoleh kebelakang, entah ada hal apa justru aku menyesal melakukannya.

Semua siswa yang terlambat, diberikan air oleh orang yang menurut mereka sangatlah spesial. Apalah dayaku yang jomblo, hanya dapat melihat keuwuan para pasangan ini.

Mungkin bang Leand tidak mempunyai pacar, tapi jangan salah. Penggemarnya tidak sedikit. Sangat tidak mungkin jika dia tidak mendapatkan minuman walau hanya sebotol.

Namun, tak ingin terlihat peduli. Akupun melanjutkan aktivitasku, mengemasi peralatan sekolah yang berantakan saat tak sengaja menjatuhkannya.

"beb, makasih ya, udah bawain aku minum" ucap salah seorang cewek dibelakangku.

"apasih yang enggak buat kamu" jawab salah seorang cowok.

'alay banget! Tapi...so sweet, gimana dong?'-tanyaku pada diriku sendiri.

Saat hendak berjalan, tiba-tiba sebuah surat berada dihadapanku. Akupun terkejut, bagaimana jika ada yang melihatnya?. Itu bukanlah surat biasa yang bisa kau anggap remeh.

Tak ingin membuang waktu, dengan sigap ku ambil sebuah surat yang berada dihadapanku. Aku mencoba menunduk, agar lebih memudahkanku untuk menggapainya.

Akan tetapi, ketika sudah menggapainya. Tiba-tiba sepasang sepatu berhenti tepat dihadapan ku.

Aku kesal, bahkan sangat kesal. Dia hampir saja menginjak surat yang sudah susah payah ku buat semalam. Dengan mimik wajah yang kusut akupun mengalihkan pandanganku ke wajah seseorang yang berada dihadapanku ini.

Namun, seketika aku membeku. Tatapan kami bertemu, rupanya dia adalah seseorang yang berhak mendapatkan surat ini. Dengan sikap panik aku langsung mengambil surat yang berada dihadapanku dengan cepat dan berdiri menyeimbangi posisinya.

"Kamu ngapain?" tanyaku sembari membersihkan kotoran yang berhinggap dirok sekolahku.

"Aku cuman mau kasih kamu minum, kamu pasti capek kan?" ucapnya memberikanku minum.

'What?! Demi apa? Aku dikasih minum, akhirnya keuwuan ku datang juga'-pikirku yang seorang jomblo.

"Oh iya, makasih Al" ucapku sembari mengambil minum yang berada ditangannya.

Akan tetapi, baru saja hendak menarik tanganku kembali. Tiba-tiba Al menggenggam tanganku erat. Aku yang melihatnya pun terkejut, ini rasanya seperti mimpi.

"Kenapa?" tanyaku dengan mimik wajah datar, berusaha menyembunyikan perasaanku yang sesungguhnya.

"Surat itu punya kamu?" Tanya Al, yang berhasil membuat jantungku berpacu cepat. Aku tak tau harus menjawab apa. Ini sudah tertangkap basah bukan?. Mungkin ada banyak alasan, tapi ketahuilah aku sedang panik sekarang.

Love In The LetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang