***
"Terima kasih, datang kembali."
Mingi dan Mirae keluar dari minimarket dengan sebuah es krim yang sedang mereka genggam.
Jam 21:00, mereka memang merencanakan ini dari kemarin untuk menghabiskan waktu bersama di malam hari, mereka berdua sangat menikmati waktu berdua mereka.
"Kemana lagi?" Tanya Mingi kepada Mirae yang sedang menikmati es krimnya.
"Bagaimana kalau kita ke pantai?" Mingi tersedak.
"Tengah malam begini?" Mirae menggigit bibirnya.
"Memangnya kenapa? Gak ada tempat lain lagi yang enak buat menikmati malam hari selain di pantai."
Mingi hanya tersenyum melihat tingkah Mirae yang sangat menggemaskan itu. "Haha, baiklah."
Mereka berjalan berdua menuju pantai yang letaknya tak jauh dari minimarket tempat mereka membeli cemilan.
***
Sebelumnya..
"Mirae, besok kamu sibuk?" Tanya Mingi tiba-tiba.
"Eumm, enggak, kenapa?"
"Kita jalan-jalan yuk besok malam, kayak biasanya dulu kita sering jalan-jalan bareng kalo malam." Mirae membulatkan matanya, ia tidak menyangka Mingi masih ingat akan rutinitas mereka berdua dulu sebelum Mingi mengenal Soojin.
"AYO AYO!! Kalau ini aku ga bakalan nolak!"
Mereka berdua tertawa riang.
Begitu juga hati Mirae yang kembali berbunga-bunga, akhirnya, ia bisa menikmati momen berdua bersama Mingi lagi setelah sekian lama.
***
Angin malam yang sejuk, pemandangan jembatan penghubung dengan lampu berwarna-warni dan juga langit-langit yang di hiasi oleh milyaran bintang yang menyinari malam hari ini. Deruan air laut yang tidak henti-hentinya ikut serta mewarnai suasana malam hari di pantai, pasir-pasir yang bersih, dan juga suara bising dari padatnya jalanan raya.
Semua itu tidak mengganggu akan momen yang saat ini sedang di nikmati oleh Mingi dan Mirae. Keduanya tampak menikmati malam berdua mereka hanya dengan berbekalkan cemilan dan duduk di atas pasir menikmati malam hari.
Keduanya saling hanyut dalam pikiran masing-masing, angin malam yang tenang membuat anak rambut mereka ikut terbang bersama angin yang tenang itu.
"Ya, Mirae." Mingi membuka suara dan dibalas oleh lirikan Mirae.
"Kamu tau, hal apa yang selalu membuatku bahagia?"
Mirae berpikir sebentar, lalu menjawab. "Soojin."
Mingi terkekeh. "Salah, tapi benar sih, maksudku selain itu."
Mirae menggeleng pelan.
"Kamu."
"Kamu itu lah salah satu 'hal' yang selalu membuat aku bahagia."
Mirae sempat tidak percaya akan perkataan Mingi barusan, tetapi ia tidak mau salah paham terlebih dahulu, ia takut salah beranggapan dan malah berharap terlalu tinggi.
"Why?"
Mingi menghela napas panjang, membetulkan posisi duduknya untuk menjawab pertanyaan Mirae.
"Ingat ketika aku berumur sembilan tahun? Saat itu aku ngerasa semuanya akan baik-baik aja, tapi tak di sangka, Tuhan merampas orang yang sangat aku sayangi. Dan setelah kejadian itu, keluargamu turun tangan untuk merawat dan membantu ku."
"Dulu aku kira, setelah aku kehilangan semuanya, aku juga bakalan kehilang kebahagiaanku selamanya, tetapi setelah itu aku sadar, di balik semua itu, pasti akan ada seseorang yang menanamkan kembali kebahagiaan ku."
"Dan orang itu adalah kamu dan keluargamu. Walaupun dulu aku masih belum bisa menerima kenyataan, tetapi dirimu dan keluargamu mengajarkan ku apa artinya kehilangan dan merelakan."
Mirae hanya terdiam, ia menyadari sesuatu, tepat di ujung mata Mingi terdapat sebuah genangan air yang kapan saja bisa terbebaskan.
"Setelah aku mengenal Soojin, aku jadi tau arti cinta yang sebenarnya."
Mingi mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna merah yang dimana di dalamnya terdapat sebuah cincin. Ia menatap kotak kecil tersebut sambil merabanya dengan pelan.
"Mirae, kamu mau menjadi saksi keseriusan cintaku kepada Soojin bersama semesta diantara milyaran bintang-bintang ini?"
Gadis itu tak menyangka, bahwa akhirannya akan seperti ini, awalnya ia sangat bahagia di sebut sebagai 'salah satu hal yang membuat Mingi bahagia', namun ketika Mingi mengatakan nama Soojin, apalagi dengan kotak kecil yang berisikan cincin itu, membuat Mirae seakan-akan rapuh.
Sekali lagi Mirae memperingati dirinya, bahwa ia hanyalah sebatas teman dan keluarga bagi Mingi, tidak lebih, walaupun saat ini Mirae belum ada keberanian untuk mengutarakan perasaannya, tetapi ia percaya, bahwa suatu saat nanti, ia juga bisa perlahan melupakan Mingi.
Ia tau, setelah Mingi menikah bersama Soojin, kehadirannya mungkin sedikit demi sedikit akan lenyap dari benak Mingi.
Hiya hiya hiya
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔︎] 𝐒𝐡𝐨𝐫𝐭 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬[𝐎𝟐]-𝐒𝐰𝐞𝐞𝐭 𝐋𝐢𝐞𝐬
Fanfiction[𝐂𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐞𝐝] [𝐒𝗼𝐧𝐠 𝐌𝐢𝐧𝐠𝐢] ❝Aku sekarang menyadari, semua ini hanyalah sebuah kebohongan manis darimu.❞ [𝐒𝐡𝗼𝐫𝐭 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐍𝐮𝗺𝐛𝐞𝐫 #𝟐] |𝟐𝟎𝟐𝟎| Written by: @ice_americano