[VVS Diamonds Men #2]
Meskipun Tzuyu bukan lagi seorang ball girl dan asisten, ternyata bukan untuk hal itu ia di uji. Nakamoto Yuta adalah pria yang pintar mengendalikan orang. Pria itu memberikan Tzuyu kebebasan buatan.
Kini seolah takdir hidup Tz...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
▪▪▪
"Bibi, semua selebaranku sudah habis."
Tzuyu berkata dengan senang pada seorang bibi pemilik kedai yang sedang menyiapkan makanan di dapur untuk pelanggan. Ia menunjukkan kedua tangannya yang kosong, keberuntungannya di hari pertama menyebar selebaran tentang kedai yang baru di buka selama dua minggu ini.
Bibi itu tersenyum. "Kerja bagus, Tzuyu. Sekarang kau bisa melayani pengunjung bersama anakku."
"Baik."
Hari ini kedai lumayan ramai. Makanan yang di masak bibi memang sangat lezat. Dia bukan orang Jepang asli, suaminya lah yang orang Jepang. Bibi pernah tinggal selama lima tahun di Kyoto bersama suaminya sebelum pindah ke Seoul. Ia belajar memasak dari mertuanya yang berasal dari Osaka.
Awal mengapa Tzuyu bisa berada di sini adalah karena ia membutuhkan pekerjaan sementara. Haechan sudah mengetahui pengunduran dirinya dari Yuta dan berjanji untuk menjadikan Tzuyu pengambil bola orang lain. Tapi karena ia berhenti secara mendadak, Haechan mengatakan kalau Tzuyu mungkin harus menunggu lama.
Tidak ada yang bisa Tzuyu lakukan selain menyetujuinya. Ia tetap harus mencari pekerjaan. Meski ia masih memiliki uang dari gajinya sebagai ball girl dan asisten Yuta yang rasanya tidak habis-habis, Tzuyu harus menyibukkan diri demi menghindari hal-hal yang tidak di inginkan.
"Selamat—"
Nakamoto Yuta melangkah memasuki kedai dan berhenti tepat di hadapan Tzuyu.
Seperti halnya ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Apa yang kau lakukan di sini?"
"Begitukah caramu menyapa seorang pengunjung yang baru masuk?"
Tzuyu mengalihkan pandangannya dan membungkuk dengan malas. "Selamat datang, tuan."
"Antarkan aku ke meja paling mahal di sini."
"Enyah saja kau." ujar Tzuyu lalu beranjak pergi. Tapi ia langsung menghentikan langkahnya ketika melihat bibi pemilik kedai sedang memandang ke arah mereka dengan bingung. Tzuyu menarik napas panjang. "Silahkan ikut saya."