Sabina dan Nabil

37 7 3
                                    

Kring... Kringg

"yaudah pah, kalo gitu aku sama Lila masuk dulu ya"

"selamat bersenang senang ya"

Sabina mengakhiri pembicaraan kami pagi ini karena bel masuk sudah berbunyi.
Sabina menggandeng tanganku dan kami berjalan beriringan menuju kelas

Sesampainya di kelas

"Sabina kena pelet apa lo, sampai sampai mau temenan sama Lila" ujar Pinkan sambil melirik ke arah ku.

Ucapan Pinkan barusan memicu teman sekelas ku yang lain.

"mungkin karena Sabina dari keluarga kaya, makanya Lila ramah banget sama dia" sambung Qonitah.

"wahh beneran Sabina, lo anak orang kaya?" tanya barbyei antusias.

Masih banyak lagi celotehan yang tak menyenangkan dari teman sekelas ku.
Aku dan Sabina memilih mengabaikan mereka dan dengan tenang duduk di bangku kami.
Aku juga tak mengerti mengapa aku mau berteman dengan Sabina.

......

"akhirnya istirahat jugaa" kata Sabina sambil membereskan bukunya.

Tingg...

"eh Hp kamu bunyi tuh" ujar Sabina sambil menunjuk Handphone ku.

"iya Na, tumben ada pesan masuk" kata ku penasaran.

+628*****
Taman belakang sekolah, sekarang.

+628*****
Siapa ya?

+628*****
Naufal.

Aku membaca pesan tersebut dan ternyata dari Naufal.
Lihatlah, sikap nya tidak pernah berubah, selalu melakukan hal sesuka hati nya.
Menurutku sangat tidak pantas perempuan yang menemui laki-laki.

"dari siapa La?" tanya Sabina padaku.
"salah kirim Na, aku juga gak kenal" jawab ku berbohong.

"ohh gitu, yaudah ke kantin yuk La" ajak Sabina sambil menarik tangan ku.

"kamu duluan aja ya Na, aku mau ke toilet dulu" kata ku sambil melepaskan genggaman tangan Sabina.

"bareng aja Lila, biar aku bisa tau toilet dimana" ujar Sabina.

"enggak usah Na, kamu duluan terus nyari tempat duduk, biar kita kebagian, aku cuma sebentar kok, kebelet banget nih" alibi ku.

"yaudah deh, duluan yaa"

"Maaf Na, aku belum bisa kasih tau kamu, walapun sekarang kita berteman dekat." Ujar ku dalam hati

Setelah Sabina pergi aku bergegas ke taman belakang sekolah untuk menemui Naufal.

Aku melihat Naufal duduk di salah satu bangku disana.
Aku langsung menghampirinya.

"ngapain ngajak ketemu? Tanya ku tanpa berbasa-basi.

"duduk" perintah Naufal.

Aku pun menurutinya, agar bisa pergi menyusul Sabina ke kantin.

"pulang sekolah nanti bareng aku" kata Naufal tanpa memandang ke arah ku sedikit pun

Putri maluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang