Apa dia bisa jadi temanku?

76 9 1
                                    

Kring... Kring..
Bel pun berbunyi. Semua siswa berlarian ke lapangan untuk melaksanakan upacara bendera.

••••

Mendengar bel berbunyi, aku segera memasukkan novel yang tadi kubaca kedalam tas. Kemudian aku berjalan dengan santai ke lapangan.

Aku melihat sekeliling ku. Tidak ada satupun orang yang sendirian seperti aku. Ada yang berlima, berempat, bahkan ada yang berpasangan. Hati ku berkata bahwa aku harus bergabung dengan salah satu dari mereka namun, raga ku tak dapat dibohongi, aku hanya lebih nyaman seorang diri.

Sekarang aku sudah berada dibarisan kelas ku. Aku selalu baris di barisan terdepan. Tentu saja, karena hanya aku yang tidak punya teman mengobrol saat upacara berlangsung. Tanpa disuruh pun, aku sangat ingin baris di depan karena aku tidak ingin terusik oleh lelucon yang mereka buat. Aku sangat risih dengan sesuatu yang mengusik ku.

•••

Upacara pun selesai.

Kami semua kembali ke kelas. Pelajaran pertama adalah biologi. Aku sangat menyukai pelajaran itu.

Tok tok tok..

Pintu diketuk dengan lembut, siapa lagi kalau bukan ibu Irma guru biologi yang lembut nan cantik.

Ibu Irma masuk sambil tersenyum kearah kami.
Namun,, ada yang berbeda dari bu Irma. Ia tidak datang sendirian, melainkan membawa seorang perempuan yang berambut panjang dan berkulit putih.

Semua mata tertuju padanya. Ada pinkan yang berbisik bisik sambil menatap sinis, aldo si tampan yang menatap biasa saja, dan nabila sang juara kelas yang sibuk membaca buku biologi.

Duduk disudut kelas membuat ku dapat memperhatikan semua yang dilakukan teman teman ku.
•••
"baiklah anak-anak, Ibu akan memperkenalkan teman baru kalian yang merupakan pindahan dari kota Manado. Silahkan perkenalkan namamu nak" ujar bu Irma sambil tersenyum kearah anak baru itu.

"perkenalkan nama saya frila dhiya sabina dari SMA 20 Manado. Saya biasa dipanggil Sabina"

"baiklah Sabina, kamu bisa duduk disebelah Lila" kata bu Irma sambil menunjuk kursi disebelah ku.

Karena itu, semua orang melihat kearah ku. Tatapan mereka membuat ku tak bisa berkedip namun, aku langsung memalingkan wajah kearah lain. Entahlah aku hanya heran mengapa tubuh ku seperti ini.
•••
Sabina mulai berjalan kearah ku. Duduk disebelah ku dan tersenyum kearah ku

"apa dia akan menjadi teman ku" ujar ku dalam hati.

Support me by writing comments, vote, and suggestions.

Enjoy:)

Putri maluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang