A day with Sabina

18 6 5
                                    

Mobil yang membawa ku dan Sabina berhenti di sebuah rumah megah yang bernuansa eropa.
Betul sekali, kami sudah sampai dan aku terpesona melihat bangunan yang ada di depan mata ku.
Aku membayangkan bahwa kehidupan Sabina sama seperti kehidupan ku yang dulu. Kehidupan ku saat seluruh anggota keluarga ku masih utuh.

"La, ayok masuk ini rumah ku" ajak Sabina sambil menarik tangan ku.

Aku hanya mengangguk dan mengikuti nya dari belakang.
Sabina mengajak ku masuk ke kamarnya dan memperkenalkan aku pada mama nya.

"ma ini teman ku yang mau nginap, nama nya Lila" kata Sabina sambil menoleh ke arah ku.

"Hai tante, nama saya Lila, saya teman sebangku nya Sabina" kata ku sambil mengulurkan tangan.

"oh hai juga Lila, mama nya Sabina, panggil aja Tante Sisy" jawab Tante Sisy sambil berjabat tangan dengan ku.

Aku merasa bahwa keluarga Sabina sangat baik padaku. Mereka juga mengajak ku makan bersama dan sudah membelikan baju gaun sepasang untuk ku dan Sabina.
Karena merasa sangat nyaman, aku hampir lupa memberi tahu Naufal alamat rumah Sabina.
Seandainya Naufal tidak mengingatkan ku, mungkin aku tidak akan memberi tahu nya alamat rumah Sabina.

+62****
Lila, sesuai janji mu.

+62****
Klassiker residence, rumah warna putih, nomor dua dari gerbang awal.

Aku memberinya alamat rumah yang lengkap agar dia tidak terus terusan menganggu waktu ku.

~~
Di rumah Naufal (naufal pov)

"Fal, mana Lila nya nak? " kata mama Naufal

"besok dia kesini"

Tante Ara tidak banyak bertanya lagi, dia hanya diam menatap Naufal yang berjalan ke kamarnya.
..
"awas aja kalo gak ngirim alamat nya"

"lagian kenapa gue yang sibuk sendiri yah"

"Lila,, harusnya hari ini tu kita bahas tentang pembunuhan itu"

Masih banyak lagi celotehan Naufal yang diutarakan nya.
Mondar-mandir di kamar sembari menunggu pesan singkat dari Lila.
Apa yang ada dipikiran naufal, sehingga ia sangat ingin mengetahui alamat itu.

......

Rumah Sabina 19.00 pm

"La, jadi gini, tengah malam nanti kita berdua bakalan pesta piyamaaaaa!!" seru Sabina dengan mata berbinar.

"wahh, beneran Na, gak sabar nih" kata ku sambil tersenyum.

"piyama nya bawa kan La?" tanya Sabina.

"bawa dongg, aku udah nyiapin dari pulang sekolah kemarin" ujar ku pada Sabina.

"sekarang, waktu nya kita bikin popcorn La" kata Sabina.

"ngapain Na, kayak mau nonton drakor aja, heheh" kata ku.

"eh, sumpahh demi apa, kayak nya kita ditakdir kan untuk ketemu deh La" ujar Sabina sambil mengguncang bahu ku.

"loh, emang nya kenapa Na" tanya ku keheranan

"jawab jujur pertanyaan aku La, kamu Kpopers? " tanya Sabina

Putri maluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang