sudut pandang Naufal

34 6 3
                                    

"yaampun La, dari mana aja, untung guru pada rapat, coba kalo nggak, mau jawab apa gue" ujar Sabina tepat pada saat aku berada di ambang pintu kelas.
Sabina marah, tentu saja, karena aku sama sekali tidak memberi tahu dia tentang kejadian tadi. Padahal Sabina sudah sangat baik padaku.

"maaf Na, tadi pas udah dari toilet aku ketemu sama cowok yang tadi di kantin, terus dia minta maaf" ujar ku sedikit gugup. Lagi-lagi aku membohongi Sabina.

"terserah La, aku mau kasih tau kamu, lusa itu ulang tahun ku. Jangan lupa datang. Nanti alamat nya aku kasih tau" kata Sabina sambil mengeluarkan kartu undangan ulang tahunya untuk diberikan padaku.

"yaampun makasih loh Na, kita kan baru kenalan tadi, emang boleh aku datang? "tanya ku pada Sabina.

"boleh lah, satu kelas juga aku undang, tapi kamu spesial karena cuma kamu yang dapat undangan. Nih ambil" jawab Sabina sambil memberi kan undangan ulang tahunnya padaku.

"oke, aku pasti datang kok, gimana kalo besok aku nginap aja dirumah kamu, biar aku datang nya gak telat" kata ku bersemangat.

"wahhh, ide baguss tuh!!, okee pulang sekolah besok kita bareng ya" jawab Sabina.

"oke, kalau gitu aku duluan ya Na, udah di jemput" kata ku sambil mengambil tas.

"hati-hati La" kata Sabina.

Setelah itu aku langsung pergi ke parkiran untuk mencari Naufal agar aku bisa mengetahui apa yang terjadi malam itu.
......

Di parkiran.

Aku mencari dimana letak anak tak punya hati itu. Aku curiga jangan-jangan dia membohongi ku. Mungkin dia hanya ingin menjebak ku. Entahlah, aku sangat penasaran, tapi aku juga sangat takut dengan keadaan sekarang.
Lila Frasya Violeta!!

Aku menoleh karena merasa terpanggil. Aku melihat Naufal yang datang sambil berlari kearah ku. Kemudian, dia menarik tangan ku menuju taman belakang sekolah untuk menghindar dari keramaian katanya.

"mau kemana sih!. Cepat jelaskan apa yang sebenarnya terjadi Naufal." ucap ku sambil terus mengikuti Naufal.

"kita gak bisa ngomong disini La, terlalu berisik dan banyak orang, kita ke taman belakang sekolah aja." kata Naufal padaku.

Kami pun pergi ke taman belakang. Kalau bukan karena nyawa ayah ku, aku tidak ingin mengikuti lelaki tak tau malu ini.

......

Taman belakang sekolah

"sebelum aku menjelaskan semuanya, tolong maafin aku La, pada malam itu aku benar benar kehilangan akal dan akhirnya mendorong mu hingga terbentur ke lantai" kata Naufal dengan wajah memelas.

"terserah apa katamu Naufal, aku hanya ingin mendengar kebenaran yang ingin kau ungkapkan" kata ku mengabaikan permintaan maaf Naufal.

"baik lah, dengarkan cerita ku dan jangan berkomentar sampai cerita ku selesai."

"jadi, pada malam itu...."

.........

Flashback again 3 tahun yang lalu.
Sudut pandang Naufal.

Kring.. Kringg..
Bel pulang sekolah berbunyi. Semua orang memberes kan bukunya dan membaca doa sebelum pulang. Setelah mengucapkan salam, semua orang berhamburan keluar kelas. Aku langsung menghubungi papa untuk minta jemput.

A : pa jemput, Naufal udah pulang.

P : papa ada urusan Fal, kamu pulang pakek ojek online aja ya, biar nanti papa yang ganti uang nya dirumah.

Putri maluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang