1. The Night of the Spark

3.9K 401 8
                                    

□■□■□■□■□

Selama hampir satu hari, kapal mewah itu akan membawa mereka mengarungi lautan. Pasti, hanya orang-orang kaya atau anak orang kaya yang dapat menampilkan pesta ulang tahun di kapal ini dengan sangat meriah dan gila-gilaan.

Dari makanan, dek yang dilengkapi arkade, kolam renang, musik seperti kelab malam, dan satu lagi; kamar yang disediakan pun tak kalah mewah dari kamar hotel bintang lima.

Kalau melihat antrean sampai berjam-jam, jelas diperkirakan lebih dari dua ratus orang.

Ah, Hinata mendesah luar biasa, karena ia tidak yakin si pemilik acara mengenal dua ratus orang yang kemungkinan datang mengaku sebagai temannya. 

Dia datang ke sini bahkan ajakan dari temannya. Tidak yakin siapa yang berulang tahun di Oktober ini. Tak satu pun ucapan selamat ditunjukkan bagi seseorang. Sang pemandu acara hanya bilang, kalau mereka bisa menikmati apa yang ada di kapal ini selama satu hari penuh. 

Hinata akhirnya dapat merasakan kemewahan ini setelah membohongi ayah dan ibu di rumah. Rasa bersalah menyerang dadanya, yang terus membuatnya berdenyut. Ia mengaku akan berkemah bersama Sakura, bukan mengarungi lautan, pastinya untuk menikmati seluruh kemewahan yang tersaji secara cuma-cuma bagi yang berhasil mendapatkan undangan.

Baru kali ini dirinya mengabaikan larangan ayah dan ibu untuk tidak mengarungi danau seluas lautan atau bahkan lautan yang menyerupai samudra, mengingat sewaktu sekolah dasar anak mereka yang cantik ini malah hampir meninggal karena tenggelam.

Mereka mungkin berpikir kalau putrinya lebih baik ikut kursus menyelam atau berenang. Tapi mereka pikir juga, kalau putrinya pasti akan jauh lebih menderita karena trauma.

Di tempatnya, Hinata melirik sekitarnya sambil menggenggam mojito. 

Ia menghela napas mengetahui bahwa temannya, Sakura, sudah tenggelam di antara bagian kerumunan. 

Karena Sakura yang paling semangat ketika si gadis berambut merah muda itu mendapatkan undangan dari teman baiknya. Kemudian Sakura telah berhasil merayu Hinata untuk diajaknya pergi bersama—toh karena tidak akan ada kesempatan kedua kalinya mereka menikmati pesta semacam ini. 

Hinata pikir, daripada dia dirayu laki-laki hidung belang setelah sebelumnya putus dari pacarnya yang tukang selingkuh. Ia lebih baik untuk pergi ke tempat lain. Tur sendirian di kapal pesiar. Dan saat ia tidak sengaja mengunjungi kolam renang lain di kapal tersebut. Ia justru melihat seorang anak laki-laki yang kemungkinan besar bernasib sama seperti dirinya;

Tidak pernah nyaman karena seluruh tamu-tamu merayap hampir di beberapa tempat hiburan yang disediakan. Kebisingan mereka setidaknya memang mengganggu.

Sementara laki-laki eksotis yang ditemui oleh Hinata terlihat jauh lebih asyik pada dunianya—kolam renang yang dikuasai olehnya sendiri dengan tampilan pintu balkon terbuka menghadap lautan gelap tapi berhias bintang.

Oh ya Tuhan. Hinata mendesah menemukan badan kekar bak binaraga dengan kulit kecokelatan. Seandainya dia tidak malu mengakui cukup tertarik untuk membawanya ke ranjang. Maka mungkin dengan berani bakal mendatangi lelaki itu dengan tidak malunya. Memintanya untuk pergi ke salah satu kamar bersama dengannya.

Pasti mereka sudah menyediakan kondom yang tak terkira.

Masih mengamati dengan serius dari belakang tubuh lelaki itu. Hinata kemudian dikejutkan, ketika si lelaki misterius itu memutar tubuhnya. 

Growing Wave ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang