9. Slithering Time

2.3K 323 2
                                    

□■□■□■□■□

Seharian Naruto mencari hadiah ulang tahun untuk Hinata. Ia menemukan setelan, parfum, dan tas edisi baru keluaran Chanel berwarna putih gading. Ia rasa Hinata cocok dengan barang-barang itu. Tapi sekarang akhir dari hubungannya. 

Hinata mulai terlihat kacau saat dia bilang mobil yang dikendarai oleh pacarnya yang tampan ini adalah mobil pribadi. Lalu hadiah-hadiah mahal bukan sekadar barang palsu itu dibeli oleh pacarnya dari uang jajan. 

Oh ya ampun. Bagaimana bisa Naruto malah menunjukkan sisi hidupnya. Dan bahkan saat Hinata berteriak marah di depan mukanya;

"Kau pasti ingin pergi dengan seorang gadis, apakah kau akan tidur dengan mereka juga di malam tahun baru? Jangan lupa pakai pengaman kalau begitu, nanti mereka bisa hamil anakmu."  

Setelah itu Naruto tersadar, dia telah membuat kesalahan yang mengakibatkan Hinata marah. Ketika ia menemukan tes kehamilan, dengan yakin bahwa tes tersebut tentu saja milik pacarnya. Tak dapat dihitung berapa kali mereka tidak menggunakan pengaman bahkan mengonsumsi pil kontrasepsi. 

Sekarang terjadilah. Hinata hamil, gadis itu sepertinya tidak akan membicarakan masalah itu. Kemungkinan yang terjadi, seperti Sakura dan Sasuke. Mereka sepakat untuk aborsi. 

Apakah Hinata memilih hal seperti itu juga?

Naru buru-buru mengambil ponselnya. Ia mencoba menghubungi Hinata dan membicarakan soal tes kehamilan ini. Tapi lagi-lagi Naruto diserang rasa bersalah. Ia tidak berani menghubungi pacarnya. Masalah seperti ini tidak sama ketika Hinata mulai berspekulasi jika acara di kapal pesiar mungkin saja itu adalah acara yang Naruto buat.

Naru setidaknya sanggup pada waktu itu menyulam kebohongan kalau ulang tahun megah itu adalah ulang tahun temannya yang memiliki hari ulang tahun yang sama dengannya.

Hari ini, Naru seakan-akan kalah sebelum ia dapat kembali bertanding. Dia tidak akan bisa berbohong lagi malam ini dan membicarakan tes kehamilan sama saja menghancurkan hubungan mereka. Dan dalam situasi ini, dia memang harus berbicara jujur.

"Ah, kepalaku pusing." 

Kehamilan Hinata masalah serius—dan masalah paling serius untuk mereka berdua. Ayah dan ibu Hinata mungkin kecewa pada mereka sekarang, apalagi keduanya bakal menyalahkan Naruto yang telah membuat putri pertama mereka memiliki masa depan suram dengan hamil muda serta jadi ibu muda. 

Naruto kembali mengendarai mobilnya untuk pulang. Tapi ia bukan tipe pria yang bakal kabur dari masalah. Dia tidak mau menutupi masalah sepenting ini. Anak yang ada di perut Hinata tentu saja anaknya, Naruto tidak mau begitu saja membuang tanggung jawab dan memilih untuk membunuh anak itu, sementara mereka melakukannya dengan penuh cinta. Mengapa ia harus membiarkan begitu saja Hinata  akan menghilangkan nyawa anak mereka.

Sesampainya di rumah, ibunya belum tidur dan berada di ruang keluarga sambil menikmati perapian di bulan Desember yang dingin ini. Menyesap teh kamomil kesukaan wanita cantik itu.

Ibu menoleh, menunjukkan wajah semringah yang membuat Naruto merasa tidak nyaman. "Bagaimana?" tanya ibu, terlihat tidak sabaran. "Ibu sampai tidak bisa tidur. Ibu pikir kau akan menginap bersama dengannya dan tidak pulang." Godanya. 

"Ada masalah serius." Kata Naruto. Ia tidak suka basa-basi. Lalu ia menyerahkan tes kehamilan kepada ibunya. "Pacarku sepertinya hamil."

Growing Wave ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang