4. The Heart's Cloud

2.5K 350 4
                                    

□■□■□■□■□

Sejak Oktober bertepatan dengan hari ulang tahunnya, Naru bertemu gadis itu, menginginkan gadis itu, mendamba gadis itu sepanjang hari. 

Namun ia tahu apa yang terjadi pada Hinata. Pacarnya selingkuh. Perasaannya yang tulus sebagai seorang gadis remaja yang jatuh cinta, telah disia-siakan. Naru amat marah pada laki-laki itu. Tapi ia mengingat tidak ada hak untuk menunjukkan kemarahannya bahkan melampiaskan sepenuhnya pada lelaki tidak tahu diri itu.

Itu pun membuat Naru teringat akan dirinya sendiri. 

Sama halnya seperti mantan pacar Hinata yang berselingkuh. Naru juga bergonta-ganti teman kencan, ketika mereka mungkin saja tulus mencintainya—namun Naru sebenarnya tidak dapat memastikan apakah semua perempuan yang pernah ia kencani tidak melirik hartanya. 

Maka begitulah alasannya, Naru berpikir untuk kali ini dia tetap merahasiakan tentang dirinya di hadapan Hinata. 

Naru menutup rapat-rapat jati dirinya. Termasuk ketika Sakura memberikan kuliah singkat untuk tidak mendekati Hinata, "—kalau kau hanya bermain-main saja."

"Tidak. Aku serius. Sangat serius untuk mengencani Hinata. Aku tidak bisa mengalihkan perhatianku darinya. Aku mencintainya. Aku bahkan rela menjadi apa pun demi dia. Jadi, apakah ketika aku menunjukkan statusku, Hinata akan mencintaiku? Apakah dia bakal membuka hatinya untukku?" 

Sakura menghela napas panjang. Membuat Naru agak sedih mengetahui respons pacar Sasuke. "Kurasa dia bakal menjauhimu." 

"Kenapa? Bukankah anak perempuan akan menyukai kalau pacarnya orang kaya?"

"Yah, semua perempuan seperti itu. Hinata juga seperti itu." Naru menghela napas. "Tapi dia punya masa lalu buruk tentang itu. Kubilang jika keluarga ayahnya bukan sekadar keluarga kaya. Seharusnya kau mengenal Klan Hyuuga. Itu adalah klan bangsawan dari garis Kaisar. Sejak kecil, dia hidup di luar negeri bersama orangtuanya, demi kebebasan. 

"Ayah dan ibunya tidak pernah mendapatkan restu dari kedua belah pihak. Kedua orangtua mereka sama-sama memiliki pendirian kuat dan tak tergoyahkan, bahkan ketika cucu-cucu mereka lahir, kakek dan nenek Hinata dari kedua belah pihak tetap tak mengakui anak-anak manis itu sebagai cucu. Kau pasti akan menganggap itu sangat tidak adil. Dan, mungkin kau akan bersikap waspada seperti Hinata."

Naru tidak bisa berkata. Ia tidak memahami masalah itu. Karena dia rasa orangtuanya tidak seperti itu, terlebih itu tentang kedua kakek dan neneknya.

Keluarganya terbilang harmonis, tak pernah sekalipun tercium kericuhan di antara mereka. Masalahnya, kedua kakek dan nenek begitu merestui adanya pernikahan di antara ibu dan ayahnya. 

Ibu dan ayah menyangkal kalau hubungan mereka itu pernikahan bisnis. Tapi pada kenyataannya, semakin Naru besar dan belajar untuk memahami kehidupannya. Ia tahu, hal seperti itu mungkin saja terjadi.

Sementara itu kalau dia jadi Hinata, tentu. Naru tidak akan pernah mau berurusan dengan keluarga kaya raya apalagi memiliki kedudukan tersohor seperti klan Hyuuga, dengan berisi orang-orang kuno mementingkan keunggulan calon besan mereka.

"Jadi, aku tidak punya kesempatan untuk mendekati Hinata?" mengingat tepat malam ini sudah memasuki Desember. Tak ada kemajuan sedikit pun dari hubungannya dengan Hinata. Gadis itu tetap menjaga jarak. 

Sakura mengangkat pundak. Kemudian dia beranjak dari duduknya setelah mengenakan mantel. "Sasuke, ayo kita pulang." Sasuke terbangun, setelah pulang dari lembaga bimbingan mereka menyempatkan bertemu untuk membahas soal hubungan Naruto dan Hinata. 

"Ya, ini karma." Sasuke bersuara, hanya lirikan tak berminat yang ditunjukkan oleh Naruto pada temannya itu, yang pergi dengan mengumbar senyum kebahagiaan ketika berhasil menggandeng pacarnya. 

Growing Wave ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang