1. MORESZA

126 8 0
                                    

Don’t be trapped in someone elses’ dream
~ N.O

09:00
"Gue pikir, bolos lagi nji, eh nongol juga."

"Biasalah habis disayang-sayang bu Anin, enak banget emang jadi gue, disayang semua guru," ucap panji enteng.

"Ha.. ha, iya nji, bener, sampe gue juga kasian sama diri gue sendiri, punya temen spesies luar biasa gini," balas briyan.

"Gitu-gitu, gue kalo Panji ngga nongol berasa ada yang ga lengkap," celetuk Langit.

"Spesies homo laki-laki Thailand kan emang gitu," imbuh Zaka yang berada didekat Panji.

"Biasalah, kalo ngga ada Panji, si Langit ngga ada yang kasih uang gratisan makan bre," tambah Sams ikut menyambung.

Sementara yang menjadi topik utama masih  sibuk memainkan ponsel yang hampir seharga 2 buah motor itu.

"Gimana aman?" ucapnya sesaat setelah meletakkan ponselnya diatas meja.

"Aman terkondisikan, junior juga makin banyak yang gabung dan mereka semua sejauh ini patuh aturan," jawab Sams seperti hafal akan apa yang menjadi pertanyaan Panji.

"Bagus, gue mau Ilham kelas XI anak osis."

Sahabat-sahabat Panji yang sudah tahu kebiasaanya, hanya bisa saling pandang satu sama lain, merasakan aura berbeda dari sosok seorang Panji.

Pasti ada masalah yang tidak sepele, sampai Panji menyempatkan untuk bertemu dengan junior mereka secara langsung.
----------------------------------------------------------------------
11.30
Mereka berlima sedang berjalan beriringan dilorong sekolah dengan nuansa abu-abu dan putih yang melekat di dinding-dindingnya. Panji memimpin dibarisan depan sementara ke empat temannya di belakang Panji.

"Nji, ada masalah apa sih, kan bisa Zaka apa briyan yang nyamperin, elu di kelas aja," Ucap Sams yang terkenal paling dekat dengan Panji.

Sementara Panji tidak memperdulikan cuitan-cuitan sahabatnya, yang ada dipikiranya saat ini hanya ada
Ilham,
Ilham dan,
Ilham, satu nama yang dapat membuat aura bringasnya menyala.

"Iya, nji. Tinggal lu bilang aja, duduk perkaranya apa dan gimana?" kata Zaka setelah melihat Panji tidak mengeluarkan respon.

Kelas XI Bahasa 1
Papan nama kelas yang menggantung di atas pintu masuk kelas.

"Ilham, gue mau ketemu Ilham," ucapnya jelas.

MORESZA
Citra yang pertama kali dilihat anak-anak kelas XI saat melihat Panji, Sams, Zaka, Briyan dan Langit. Senior Tajir, Kejam, Bringas, Nakal, Tukang Ribut, Pembangkang, tapi kadang Humoris itulah sekilas pikiran-pikiran anak kelas XI.

GAWAT! Seniornya itu sekarang ada didepan kelasnya.

"Ilham, diruang osis kak," ucap seseorang bername-tag Rafa, tanpa meninggalkan mimik muka kagetnya.

"Suruh dia kesini, sekarang. Bilang gue nungguin!" Kemudian tak lama salah seorang murid keluar ruangan mencari laki-laki bernama Ilham itu.

Seorang Panji menunggu junior, ini benar-benar masalah besar jika juniornya itu tidak melakukan kebaikan terhadap Panji.
----------------------------------------------------------------------
"Ngapain nyariin gue?"

"Yang sopan sama senior. Sekolah berapa tahun lu?" kata Briyan pertama kali.

Panji yang tadinya masih duduk dikursi paling depan ruangan kelas XI Bahasa 1, kemudian bangkit dengan smirk mematikkan setelah melihat orang yang dia tunggu.

PANJITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang