prolog

655 94 7
                                    

caffeine




Pria itu selalu di sana. Duduk dengan satu gelas cappuccino atau americano juga satu slice kue apa saja.






Pria itu selalu di sana. Duduk di pojok ruangan dengan pemandangan luar, membuka laptopnya.





Atau sesekali pria itu di sana. Di single sofa yang sengaja di letakan di luar ruangan. Biasanya kalau di sana, dia sedang ingin merokok.







Yang jelas, pria itu selalu di sana. Pukul satu siang hingga pukul empat sore.








Dan di sini Yohan, hanya mampu memandangi dari kejauhan tentang bagaimana ia mengagumi pahatan sempurna karya Tuhan lewat kedua manik matanya.





Tidak peduli ejekan Hangyul tiap kali menyuruh Yohan mengambil pesanannya di kasir, atau membawa pesannya jika diantar, tapi Yohan tidak mau.







Yohan malu, katanya.






Padahal apa yang mau dimalukan? Toh..







Yohan tak kenal pria itu, begitu pula sebaliknya.








caffeine

prolog: end



enjoy!
dk1317

start: 24-03-2020

[✔️] caffeine ; younhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang