tiga

355 71 9
                                    

caffeine

tiga: bukan dengan disengaja



Yohan sebisa mungkin menjauh dari Seungyoun yang mengejarnya dengan kebingungan. Pemuda Cho itu mencoba mencari maksud dari kata-kata yang, mungkin, tidak sengaja di ucapkan oleh Yohan.



"Yohan!"

Langkah Yohan terhenti begitu Seungyoun memanggilnya dengan lantang. Untung tidak begitu ramai malam ini, dan Yohan bisa rasakan hal memalukan kalau saja dirinya dipandangi khalayak ramai.




Seungyoun tersenyum, berjalan mendekat ketika Yohan berbalik menoleh.



"mau aku anterin pulang?"



"h-huh?"




"mobilku diparkir ga jauh dari restoran tadi, kalo jalan lebih jauh nanti mobilku gimana?"



.
.
.


Yohan memeluk tasnya. Terkadang matanya melirik Seungyoun yang sedang menyetir.




Tampan sekali. Yohan rasanya akan pingsan bahkan sebelum ia sampai ke rumah.



Suasana di dalam mobil hening sekali. Hanya suara mesin navigasi yang sesekali menyahut, meminta Seungyoun untuk berbelok atau lurus saja.





Tapi berhubung Seungyoun itu tidak suka keadaan awkward, pemuda Cho itu menoleh Yohan sekilas, terkekeh pelan begitu sadar yang lebih muda memeluk erat tasnya.



"Yohan, berapa umur kamu?" tanya Seungyoun


Yohan menoleh cepat lalu kembali menatap jalanan karena Seungyoun meliriknya dengan tersenyum.



"21 tahun,"



Seungyoun mengangguk, "kamu lebih muda dariku. Aku 24 tahun. Kamu lagi kuliah?"



Yohan kembali mengangguk, "iya, aku kerja sambilan aja di kafe,"


Seungyoun mengangkat alis, "shift setiap hari?" tanyanya




Yohan menoleh lalu kembali mengalihkan pandangan, "setiap hari,"



"ga ada hari libur?"



Yohan menggeleng.



"kenapa?"




Yohan diam. Mengalihkan wajahnya pada jendela, menatap jalanan Seoul yang mengarah ke rumah sewanya.



Kalau ditanya kenapa, Yohan selalu tidak mau menjawab. Bukan karena Yohan tidak lelah, juga bukan karena Yohan harus bekerja karena butuh uang.




Yohan bukan sengaja untuk menghabiskan waktunya bersama orang lain, membantu orang lain, dia lebih senang seperti itu.




Seungyoun melirik, lalu mengulurkan tangannya untuk menepuk pucuk kepala Yohan.



"apapun alasanmu, kamu tetep butuh istirahat han. kamu manusia bukan robot.."






Semburat merah muda muncul perlahan dengan hangat dan gemuruh menyenangkan pada perut Yohan.






Seperti mimpi. Yohan tidak pernah menyangka akan duduk di dalam mobil bahkan mengobrol panjang dengan orang yang ia perhatikan empat bulan terakhir.





"Han, kamu bisa atur lagi jadwalmu?" tanya Seungyoun




Yohan menoleh, kali ini tidak mengalihkan pandangan karena ia bingung dengan pertanyaan Seungyoun.



Seungyoun terkekeh dengan tatapan polos Yohan.



"atau mau aku bicarain sama Seungwoo hyung?"




"he? Kenapa? Buat apa?"


Seungyoun tersenyum, membelokan mobilnya pada gang rumah sewa Yohan dan menghentikannya ketika sudah sampai.




Yohan masih menatap Seungyoun dengan bingung. Seungyoun ikut menatap Yohan, mendekatkan tubuhnya pada Yohan.




"biar bisa ajak kamu kencan.." ucap Seungyoun lalu melepaskan seat-belt Yohan dan tersenyum.






Mata Yohan membulat sempurna. Jantungnya berdegup kencang. Perlahan-lahan wajahnya merah sempurna.





Seungyoun tersenyum melihat Yohan yang salah tingkah, mengulurka tangannya untuk meraih gagang pintu.





"a-aku duluan, uhh, hyung!" pamit Yohan dan keluar dari mobil Seungyoun dengan secepat kilat.





Seungyoun terkekeh lalu ikut keluar dari mobilnya sebelum Yohan menjauh.



"Yohan!" panggil Seungyoun




Yohan menoleh, menelan ludahnya dengan kasar "y-ya?"




"boleh minta nomormu?"



caffeine

tbc



KANGEN GAAA?? AWOKWOWKWKOKWK

[✔️] caffeine ; younhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang