Happy Reading
🍁🍁🍁
Jimin memijit pangkal hidungnya, baru saja Namjoon mengeluh melalui telefon jika jungkook sudah pergi ke Paris pukul 12 malam tadi, dan melimpahkan tugas kantornya pada Namjoon.
Flashback on."Kau tau jim, dia melimpahkan seluruh pekerjaannya padaku selama 2 hari ini untuk pergi ke Paris..."
Jimin terkekeh mendengar helaan nafas panjang dari Namjoon.
"Hey, Jungkook hanya 2 hari pergi bukan.. tidak selamanya hyung, lagipula ini juga tugasmu untuk menyelesaikan pekerjaannya sementara"
"Tetap saja aku kesal, aku harus menyusun ulang jadwal pertemuan Jungkook dengan para klien. Sedangkan jadwal itu sudah kupersiapkan jauh-jauh hari, astaga.. kepalaku hampir pecah jika bekerja terus"
"Hey!! Jangan mengatakan hal bodoh seperti itu, kau juga kan sudah ambil cuti kemarin"
"Ahh kau benar Jim... apa Jungkook sedang mencoba balas dendam denganku gara-gara aku cuti, sehingga melimpahkan segala pekerjaannya padaku.."
"Ckkkk mungkin saja hyung, kau seperti tidak tau dia saja .."
"Sepertinya aku melupakan hal itu Jim.. ya tuhan apa aku sudah setua itu sampai melupakan hal ini"
Tawa Jimin pecah, mendengar keluhan Namjoon sangat-sangat menghibur dirinya. Padahal Namjoon bukan type orang yang mudah mengeluh, tapi sepertinya bekerja dengan Jeon Jungkook itu memang berat sampai-sampai Namjoon mengeluh.
"Kasihan sekali kau hyung, ya sudah sana kembali bekerja. Aku juga sibuk.."
"Baiklah.."
Flashback off.
"Jika sampai Namjoon hyung tau bisa mati aku" ujar Jimin sembari menepuk jidatnya, ia merasa bersalah pada namjoon gara-gara sarannya itu Jungkook benar-benar pergi menemui Lalisa.
"Kenapa kau akan mati oppa?"
Jimin hampir saja melonjak dari kursinya, ia benar-benar terkejut karena sejak tadi ia hanya merasa sendirian.
"Astaga!! kau baik-baik saja oppa.."
Rose mendekati Jimin dan mengusap bahunya mencoba menenangkan.
"Apa yang oppa lamunkan sampai kaget seperti ini?" Tanya Rose.
"A-ani.. tidak, aku tidak melamunkan apapun" ujarnya gugup.
"Haahhh kalau tidak melamun mana mungkin oppa kaget"
Wajah Rose menjadi cemberut, dan itu adalah kesalahan jimin karena tidak jujur. Jimin menjadi tidak bisa berbohong melihat wajah kekasihnya yang sudah tertekuk tapi terlihat lucu menurutnya.
"Baiklah, jangan cemberut sayang. Aku hanya memikirkan perkataanku kemarin malam"
"Hm?" Ujar Rose yang sudah duduk dipangkuan Jimin, Jimin sih oke-oke saja lagipula tubuh kekasihnya itu ringan.
"Namjoon hyung baru saja menelfonku dan mengeluh tentang Jungkook yang pergi ke Paris sayang.."
"Lalu apa masalahnya?"
"Masalahnya adalah Jungkook pergi karena diriku.."
Jimin mengelus rambut Rose yang berwarna keemasan itu, sedangkan Rose menatap Jimin membuat Jimin gemas tidak bisa menahan untuk menekan-nekan pipi chubby kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT ✔
RomanceLalisa Manoban seorang desaigner ternama, yang memiliki kehidupan yang dapat dibilang sempurna. Kisah cintanya tidak pernah berakhir mulus, tapi ketika ia bertemu dengan seorang CEO perusahaan jeon's company semuanya berubah. Akankah mereka bersatu...